4. Farabella

358 73 7
                                    

Pekerjaan sebagai salah satu Sales New Car terkenal di Bandung diyakini sebagai passion bagi Fara. Terhitung sudah hampir empat tahun ia menjalani profesi di bidang otomotif tersebut. Keahliannya dalam menempatkan diri dan caranya mendemonstrasikan produk, membuat tidak sedikit customer datang kembali untuk membeli mobil yang ke dua kalinya. Bahkan lebih, sebagian orderannya ada juga dari hasil referensi customer yang mengenal namanya dari mulut ke mulut.

Dari pejabat pemerintahan, pengusaha terkenal, hingga pelaku UMKM, semua Fara sudah temui. Fara sangat menyukai pekerjaannya sejauh ini. Awal dia terjun di dunia otomotif, ia adalah seorang sales girl yang bekerja di lapangan. Pekerjaannya hampir 80% di lakukan di luar kantor. Seperti pameran full satu minggu, ikut event car free day, menyebar brosur di perumahan, ruko, kantor pemerintahan, bahkan pasar tradisional.  

Buah dari kerja kerasnya yang hampir tidak mengenal libur, Fara di promosikan menjadi Sales Counter. Tentu saja Fara dengan senang hati mendengar kabar tersebut. Karena Sales Counter tidak begitu diwajibkan untuk bekerja di lapangan. Melainkan stay di kantor selama jam kerja, memanage customer dari meja kerjanya, dan stanby menunggu siapapun yang memerlukan bantuannya di Showroom.

Demi perkembangan karirnya Fara menerimanya meskipun Surat Keputusan dari HRD menetapkan ia harus pindah ke  salah satu cabang besar di Jakarta.

Seperti sebuah pelarian. Pindahnya Fara ke Ibu kota membantunya mengalihkan patah hatinya kala itu. Keadaan finansial Fara yang cukup, ternyata masih bisa membawa kemalangan untuknya. Bekali-kali Fara menjalani hubungan asmara, namun kandas di tengah jalan. Fara bukanlah perempuan yang berharap di bayarain melulu saat ngedate. Mengeluarkan uang sendiri, bukanlah masalah baginya. Namun bukan berarti ia mau dimanfaatkan begitu saja. Pada akhirnya Fara merasa tidak beres sendiri, kenapa setiap kencan jadi selalu ia yang lebih banyak effort dalam hal uang?.

Ada juga mantan Fara yang dengan mudah menjatuhkan harga diri di hadapannya dengan sering meminjam uang. Satu dua kali oke, Fara memaklumi. Namun lama kelamaan Fara sadar ia di sedang bodohi, dianggap ATM. Bisa di hitung jari apa yang ia dapatkan daripada yang ia beri.

Memang tidak bermaksud pamrih, tapi perempuan mana yang tahan dengan hubungan macam itu?. Fara lelah bekerja. Harusnya ia bisa menikmati hasil jerih payahnya untuk dirinya sendiri, kenapa malah ia hamburkan untuk cowok-cowok matre yang pernah lewat dalam hidupnya?.

"Ra, tadi Si Bos bilang kelar makan siang gue disuruh ngurusin Event Kampus sama lo", ujar Damar menghampiri meja kerja Fara. "Ini berkas yang diperluin udah gue siapin", tambahnya kemudian.

"Iya tadi Si Bos udah whatshapp gue, kita pergi sekarang aja yuk, makan siang di luar sekalian gitu loh. Gue udah laper banget, abis itu kita baru lanjut ke kampus."

"Udah bilang belom sama staff kampusnya? nanti kaga enak kalau dia nungguin kita kelamaan." 

Fara beranjak dari kursinya, ia memasukan beberapa alat tulis, ponsel dan power bank ke dalam tas kecilnya. "Udah donk, beres tinggal ngasih berkasnya aja, ayuk..!"

"DAMAR TANGKEP!!" Fara melemparkan kunci mobilnya ke arah Damar yang hendak membuka pintu Showroom. Beruntung reflek Damar bagus, ia menangkap kunci mobil Fara dengan tepat.

"Itu mobil lo kejepit gitu Mar, pake mobil gue ajalah oke?" ucap Fara sambil menunjuk mobil Damar yang terjepit mobil customer bengkel.

Damar mendecak memperhatikan Fara. Kalau sudah begini ia hanya bisa mengiyakan ujaran Fara. Daripada urusannya panjang kalau sampai Fara yang lapar berubah bad mood karena terlalu lama menunggu memarkirkan mobil SUV  hitamnya. 

IMPOSSIBILITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang