56. Epilogue

506 28 6
                                    

Jonathan hampir kehabisan kata-kata. Ia bergeming menatap Damar yang tengah mempersiapkan pemanggang di halaman rumahnya. Sementara itu, Dino muncul memasuki garasi membawa sekantung arang yang baru saja ia beli di depan kompleks perumahan dengan meminjam moge kepunyaan Nathan.

Sambil menatap pasrah, Nathan bertolak pinggang, dirinya benar-benar tidak percaya jika rencananya untuk bermalas-malasan di hari libur malam tahun baru itu malah di serbu oleh dua pasang suami istri yang tak di undang.

"Wih... Bang, naik motor ini gue berasa nambah cakep seratus kali lipat asli!." Celetuk Dino, ia menghampiri Nathan dan mengembalikan kunci motor itu pada si empunya. "Asik kali kalau kita touring pake motor begitu. Beli aja apa ya? Kredit sama lo, pake bunga bottom."

"Beli mah gampang Din. Si Nathan juga bisa aja langsung approve aplikasi lo, tapi masalahnya bini lo emang ngasih?" Damar cekikikan menanggapi keinginan Dino.

"Nggak usah bilang lah Bang, tau-tau udah ada aja di rumah. Kalau segala pake ijin mah nggak bakalan punya."

Nathan bergabung dan duduk di pinggiran teras. "Nggak mau gue, kalau lo mau beli, masukin data ke leasing lain aja. Gue nggak mau jadi pemicu keributan rumah tangga orang."

Dari arah dapur terdengar suara Gayatri yang terbahak-bahak karena sejak tadi Fara bercerita tentang Damar semasa masih bekerja di bendera yang sama. Mungkin jika di ingat kembali, Damar bisa bergidik ngeri. Tetapi bagi Fara kejadian tak terlupakan itu kerap mengundang tawa dan ngeri jika diingat.

Damar memang terkenal berpenampilan menarik. Rapi, murah senyum dan sangat pintar menyesuaikan pada siapa dia berbicara. Memiliki wajah yang tampan membuat customernya kebanyakan kaum ibu-ibu muda yang semakin riang gembira jika bertemu dengannya. Hingga pada suatu waktu ia merasa gerah sendiri saat salah satu customernya ini terus mengikutinya. Herannya, wanita dengan umur kepala empat ini bisa paham jadwal Damar berjaga pameran di mall atau event mana saja.

Alasannya banyak, andalannya adalah kebetulan lewat.

Wanita itu juga tidak jarang mengajak Damar makan bersama di jam jaganya. Yang pastinya membuat Damar tidak nyaman karena lama-kelamaan, team sales lain jadi hafal dengan wajah si wanita iseng ini. Meski beberapa kali Damar mendapat orderan darinya tetapi baginya hubungan antara wiraniaga dan customer menjadi terlalu berlebihan saat si "Tante" ini terus-menerus berbicara di luar konteks jual beli mobil.

Menghindari perspektif aneh dari orang-orang di sekitarnya, di orderan ke tiga, Damar meminta bantuan Valen untunk menghandlenya. Dengan alasan ia harus bolak-balik ke Semarang untuk kepentingan keluarga kala itu.

"Pernah ya Ay, Damar mohon-mohon ke gue waktu si Tante itu dateng ke pameran nyari dia. Pas banget gue lagi jaga, tiba-tiba ini anak nelfon. Lah, kata gue ngapain nih anak? orang lagi jaga bareng sama gue. Eh ternyata dia lagi ngumpet di toilet karena pas di smoking area dia ngeliat si Tante turun dari drop off mall." 

Gayatri membulatkan matanya, ia membayangkan wajah suaminya yang panik. Sambil mengupas bawang merah ia terus menatap Fara dengan antusias. "Terus-terus... Si Tante itu nyamperin ke pameran?"

"Yaa iyalah... kan emang tujuan dia nyari si Damar!" Fara menyahut semangat.

Berbagai macam ikan, udang, cumi serta frozen food hampir selesai ia lumuri dengan bumbu. Tinggal menunggu komando pemanggang siap dari tim suami.

"Terus dia nyamperin ke gue dong, karena mungkin dia suka ngeliat di kantor, jadi familiar sama muka gue. Damar mana ya? Tante ada janji mau perpanjang STNK sama dia hari ini." Fara memperagakan cara bicara lemah lembut si Tante lengkap dengan berlagak menenteng tas tangan di sikunya.

IMPOSSIBILITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang