38. Temptation

154 29 0
                                    

"Mau pulang?"

Entah sudah berapa kali Nathan bertanya hal serupa pada Fara. Kekasihnya itu terlihat gusar dan tidak menikmati acara. Padahal tadi, di perjalanan menuju toko, Fara begitu antusias untuk bertemu anak-anak panti asuhan. Juga ia sudah lama menantikan momen bertemu langsung dengan adik Nathan yang selalu saja tertunda. Ternyata, meski sudah belalu, ia menyadari alur hidupnya jalan di tempat. Segalanya seperti kembali membawanya ke titik awal.

Titik di mana Fara selalu mencoba menghindarinya. Tentang Carissa dan tentang Dino. Beragam spekulasi kini bertambah lagi, mungkin saja Dino memutuskan untuk kembali ke Carissa? apakah mereka memang sedekat itu?. Harusnya Fara tak ambil pusing, ia pun berkaca ke dirinya. Kini lihat saja ia dengan siapa, pria yang ia sempat cium bibirnya, pria yang mampu membuatnya jatuh ke pelukannya. Ia sudah memutuskan untuk menerima Nathan. Di bandingkan Dino, bukannya Fara lebih parah kalau soal tega tak tega?.

Fara duduk memandangi Sandy yang terlihat riuh memimpin acara. Anak-anak yang menyaksikannya tertawa dan mengikuti intruksi Sandy begitu saja tanpa kendala. Sesekali Fara tersenyum, kemudian terlihat banyak-banyak mengambil nafas dalam. Nathan paham, Fara tak betah. Dan sekali lagi Nathan bertanya, Fara tetap menggeleng.

"Kalau mau pulang bilang aku ya Ra..."

"Nggak apa-apa Mas, aku nggak enak sama Mama kamu. Ini kan acara setahun sekali, aku oke kok... kamu nggak usah khawatir ya." jawab Fara dengan senyum paksaaan.

"Nat, Fara ini cewek lo?" Carissa tiba-tiba datang menghampiri, dan melemparkan pertanyaan tanpa tedeng aling-aling.

"Nanya yang sopan, nggak usah sok jagoan."

"Lo tahu nggak dia tuh yang dulu ngerebut Dino dari gue...!!!"

Fara mengadahkan kepalanya ke langit-langit, ia menarik napas dalam serta menghembuskannya pelan-pelan. Kedua tangannya ia remas kencang, mengontrol emosinya sendiri agar tak pecah di tempat yang tak seharusnya.

"Rissa lo kalau ngomong di jaga ya!!" ucap Nathan dengan nada penuh penekanan.

"Dari segitu banyak cewek, kenapa harus dia yang di jodohin sama lo dah?. Cewek sombong, berasa penting banget lo sekarang HAH!!???." tunjuk Carissa kesal.

"Kebangetan lo! tau tempat kalau mau ribut...ini tempat lo nyari duit!!" Ucap Dino yang kemudian datang, ia mendesak Carissa untuk segera pergi menjauhi Fara dengan menarik lengan gadis itu. Namun Carissa jelas menolak.

"Apaan sih, biarin... gue kesel banget sama dia. Apa sih istimewanya lo sampe-sampe Dino sama Nat nggak bisa lepas dari lo. Jangan maruk jadi cewek gue bilang!!!"

Fara lantas beranjak dari kursinya, "Mau lo apa?" sergah Fara. Nada suaranya tak meninggi sama sekali, tapi terlihat penuh dengan emosi.

Mahesa dan Sandy di tengah ruangan menyadari keributan yang ada. Sehingga ia terlihat mulai memasuki sesi games bersama anak-anak panti asuhan lebih awal dari pada yang sudah di jadwalkan. Tujuannya agar semua perhatian menuju ke Sandy, bukan ke pertunjukan drama yang sedang ia saksikan dari kejauhan sekarang.

"Ya lo sadar diri lah, kalau lo nggak sepantas itu dapet perhatian dari mereka."

"Rissa lo kelewatan sih..., Ra ayo pulang, kamu tunggu di mobil, aku pamitin ke Mama sebentar ya." Nathan kemudian buru-buru naik ke lantai dua menemui Mamanya. Sedangkan Fara memilih pergi, dengan membawa perasaan yang bercampur aduk.

"Kak... maaf..."

Tiba-tiba Dino menahan pintu mobil yang hendak Fara buka. "Apalagi sih Din...?"

"Maaf karena kamu jadi kebawa-bawa lagi, nanti aku suruh Rissa buat minta maaf sama kamu."

IMPOSSIBILITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang