10 - Dear, Mas Sepupu!

3.5K 165 83
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

Suasana kini tidak begitu menegangkan setelah kejadian tadi. Suara tangisan bayi lah yang kini terdengar di antara lima orang dewasa itu. Masih di sebuah taman yang tidak terlalu ramai itu, Kirana saat ini sedang menenangkan bayi.

"Mas Ghaza kenal Bu Kirana dari mana?" tanya Bintang berbisik pada Ghaza.

Ghaza terdiam, bukan waktunya menjelaskan di saat situasi tengah tidak nyaman untuk berbincang. Sebenarnya, Bintang tidak mau bertanya dahulu, tetapi ia terlalu penasaran. Ghaza saja, dirinya tidak tau apa alasan dirinya diam.

"Bang, ini Cia nangis mulu, mendingan pulang aja deh. Harus pake ASI kalau udah begini nangisnya," ucap Kirana, tangannya menggendong bayi yang berusia lima bulan.

"Iya-iya, gendong aja dulu sampe mobil."

Kirana hanya mengangguk. "Yaudah kalau begitu, saya, eh aku pamit ya!" Kirana menatap Bintang.

"Iya, Bu Kirana. Hati-hati di jalan!" balas Bintang tersenyum.

"Gak usah panggil Ibu, Bi. Gini-gini juga masih seumuran sama kakakmu. Dah, Assalamu'alaikum!" ucap Kirana seraya mengusap-usap pundak bayi di gendongan nya.

Bintang, Abi, dan Ghaza kompak menjawab salam Kirana. Hanya Abi yang melambaikan tangan nya pada Aga yang juga melambaikan tangan padanya. Ia merasa cukup dekat meski baru bertemu.

"Ayo! Makan dulu ya kita! Mas Abi pengen apa? Ya, siapa tau kangen makanan khas sini." Bintang merubah posisi berdiri menghadap Abi.

"Gak ada, toh kalau ada pasti ujung-ujungnya makan bubur ayam," jawab Abi memandang Bintang sekilas. Bintang sendiri saja gak akan memilih makanan berat untuk sarapan. Dan memang hanya ada penjual bubut ayam di sekitaran taman.

Bintang terkekeh, "Mas Abi bisa aja."

Abi hanya mengangkat kedua bahunya bersamaan, kepalanya yang memakai topi hitam itu menoleh pada Ghaza yang termenung.

"Sarapan di rumah aja ya, Bi?"

Bintang langsung menoleh pada Ghaza. "Hah? Gimana, Mas Ghaza? Bintang gak mau sarapan di rumah. Mau itu, bubur ayam aja."

Ia cukup sadar, kejadian tapi mengubah sikap Ghaza tiba-tiba menjadi seperti orang bingung. Seperti tak tau harus berbuat apa. Dan akhirnya memilih untuk kembali atau ya, pulang.

"Gak mau? Yaudah Mas pulang sendiri," putus Ghaza sendiri.

"Bi gak akan nanya-nanya soal tadi kok. Kalau Mas Ghaza belum mau cerita ya gapapa, aku juga gak bisa nyimpulin itu semua," ucap Bintang membujuk Ghaza untuk kembali.

Pasalnya, Ghaza yang sudah berjalan beberapa langkah dari Bintang itu benar-benar berniat pulang. Sedangkan Abi yang memilih duduk kembali sembari minum itu hanya menyaksikan interaksi kakak beradik itu.

"Mas Abi gak akan ikut pulang kayak Mas Ghaza kan?" Bintang melirik Abi di sebelahnya.

Abi dengan ragu menggelengkan kepalanya. Di satu sisi ia masih ingin di taman ini, tapi ia tidak mau berduaan dengan Bintang karena Ghaza sudah benar-benar meninggalkan mereka. Bintang melepas topi yang dipakainya dan menepuk lengan Abi pelan dengan topi itu.

Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang