Happy Reading!
°
18-01-2022
Hari istimewa dengan orang yang istimewa. Hari yang baru dengan orang yang baru. Dan status yang baru di tahun yang masih baru ini.
Sepasang pasangan itu kini telah resmi bersatu. Setelah ijab qobul beberapa saat yang lalu, mereka berdua akhirnya kini bisa duduk berdua di kursi mempelai yang tentunya ada di atas pelaminan.
Satu lagi, jangan lupakan tingkah sang pengantin pria yang terlihat sangat posesif. Bagaimana tidak? Di pelaminan berdua masih saja memeluk pinggang sang istri seolah tak mau kehilangan. Padahal ya memang tak akan kemana-mana.
"Bisa lepas dulu gak tangannya? Gak enak dilihatnya, Mas."
"Mereka pasti bakal paham."
"Itu buat mereka yang orang dewasa. Di sini 'kan ada anak kecil juga, Mas."
Bisik-bisik itu terus terjadi hingga berujung pada jeritan balita digandengan perempuan cantik yang kini mendekat pada sepasang pengantin itu.
"Bisik-bisiknya di terusin nanti aja ya. Kalian berdua di suruh Bunda turun dulu buat makan," ucapnya yang tak berniat menganggu.
"Wah-wah, Aga udah nyaman aja sama kamu. Udah cocok juga loh kayaknya."
"Cocok apanya?"
"Ih, Mas Ghaza, ya cocok jadi Mamanya Aga sama Cia lah!"
"Ami Ana, iya-iya," celoteh Aga digandengan Bintang dengan tawa kecilnya yang mengundang kegemasan.
Bintang juga gemas tapi ia justru memikirkan jauh ucapan Kirana yang menyebutnya cocok menjadi Mamanya Aga. Dan juga Aga, anak berusia empat tahun itu, kenapa seolah setuju dengan ucapan Kirana.
"Agaa sayang, mau punya Mama baru ya?" ujar Kirana pada Aga dan anak itu mengangguk-angguk senang.
Berbeda dengan Aga, Bintang justru menarik napasnya panjang. Ah, kepalanya pusing. Itu sering terjadi seminggu terakhir ini.
"Udah ya, aku mau turun dulu. Bye dulu, Aga."
"Dah, dadah!"
Setelah turun dari atas pelaminan, Bintang menurunkan Aga dari gendongannya. Jemarinya menggandeng tangan mungil anak itu dan membawanya berjalan perlahan ke arah meja tempat singgahnya tadi. Lumayan berat menggendong Aga yang usianya sudah empat tahun sekarang.
"Mas Abi aneh nggak lihat aku?" tanya Bintang tiba-tiba hingga membuat Abi kaget.
"Hah?" Abi memiringkan kepalanya.
"Make up aku terlalu tua ya? Atau baju kebayaku kayak Ibu-ibu?" ucap Bintang yang masih menggandeng tangan Aga meski sudah terduduk di kursi.
Kini Abi paham, ia menatap wajah Bintang yang tengah menoleh pada Aga. Saat Bintang juga menatapnya, ia membuka mulut untuk bicara. Namun, suara Bintang terlebih dahulu keluar dari mulut gadis itu karena Aga terlepas dari gandengannya.
"Mau ke mana, Aga? Hati-hati!" teriaknya tak terlalu keras.
Abi hanya memperhatikan sampai Bintang tersenyum pada seorang lelaki dewasa di sana yang menjadi tempat larinya Aga tadi. Kepalanya mengangguk sekali dan ia kembali fokus pada Abi. Membiarkan Aga kembali pada Papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]
Chick-LitEmpat tahun tidak bertemu, tidak membuat sifat Bintang berubah. Bintang selalu sabar menghadapi sifat Abi yang juga masih sama seperti dulu. Namun, tidak ada yang menyangka, di atas Bintang yang sabar akan Abi, ada seseorang yang juga sama sabarnya...