Happy Reading
°
Rumah besar dengan desain klasik yang hanya terdiri satu lantai dengan dominan warna putih itu terlihat indah. Tidak terlalu banyak ruangan, hanya beberapa ruangan yang berukuran cukup luas.
Kamar tamu terletak tidak jauh dengan ruang tamu yang memiliki sofa panjang itu, kini di tempati oleh Indra dan Rumi, orangtua Abi. Mereka yang sangat bersemangat datang ke Jakarta untuk menemui keponakan nya yang telah di wisuda. Tidak ada alasan lain mereka datang selain hal itu.
Rumi keluar dari kamar setelah membersihkan diri nya. Perjalanan panjang dari Yogyakarta ke Jakarta sebenarnya tidak membuatnya lelah, namun tubuhnya terasa berkeringat. Jelas membuatnya badan nya lengket.
Langkah kecilnya melangkah menuju ke arah dapur. Suara percikan minyak panas di atas kompor seperti sedang menggoreng sesuatu, membuatnya penasaran untuk mendekat. Matanya berbinar hingga senyum nya pun tercetak kala melihat dalam penggorengan itu.
"Mba, istirahat aja gapapa. Biar aku saja yang masak makan malam." Sekar melirik wanita yang umurnya terpaut lima tahun dari nya.
Tak ada respon apapun dari ibu anak satu itu, dirinya sedang fokus melakukan kegiatannya. Lebih tepatnya melanjutkan pekerjaan adik ipar nya. Sedangkan Sekar, ia memasrahkan satu dari pekerjaan lain nya yang ia lakukan tadi untuk dilakukan oleh Rumi. Ia masih tetap menggerakkan lincah jari-jari nya yang tengah mengiris bawang-bawang an.
"Abi sama Bintang kok belum pulang ya, Mba? Padahal sudah hampir maghrib," tanya Sekar yang kini mulai menumis.
"Ya ndak tau, biasanya kalau Jakarta itu macet kan? Tadi siang aja dari Bandara ke kampus nya Bintang juga macet." Rumi menjawab sembari mengambil piring untuk meletakkan tahu bacem yang di gorengnya tadi.
Sekar tersenyum, murah senyum yang dimiliki Bintang pun ada turunan nya. Tentu nya dari sang Bunda. "Iya, lupa. Mba, di sini satu minggu kan? Masa jauh-jauh cuma nginep beberapa hari doang, Mba."
Rumi meletakkan piring berisi tahu di atas meja dapur. Kemudian dia menyenderkan tangan nya dan menatap Sekar. "Satu minggu nama nya liburan, lusa Mas Indra sudah harus kerja. Abi mungkin juga iya."
"Padahal jarang-jarang loh Mba ke sini. Dulu aku kira, Mba itu bakalan ikut nganter Bintang pulang ke Jakarta."
"Lain kali kita liburan di sini."
"Gak apa-apa kalau enggak bisa, Mba. Lagian Bintang juga mau tinggal di Yogyakarta. Biar kami saja yang kapan-kapan ke sana."
Rumi terdiam dan mengangguk. Sembari Sekar sedang memasak, ia melakukan pekerjaan lain seperti membuat teh untuk dua laki-laki yang saat ini sedang duduk di taman samping rumah.
"Mba keluar dulu ya," pamit nya seraya mengangkat nampan yang terdapat dua cangkir teh dengan sepiring bolu pisang yang sudah di potong-potong.
Sekar mengangguk mempersilakan kakak ipar nya itu untuk pergi. Ia kembali melanjutkan masak nya yang hampir selesai.
----
"Assalamu'alaikum," ucap Bintang seraya masuk ke dalam rumah. Tangan nya mendorong pintu dan menahan agar tidak tertutup dulu karena masih ada satu orang dibelakang nya yang belum masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]
ChickLitEmpat tahun tidak bertemu, tidak membuat sifat Bintang berubah. Bintang selalu sabar menghadapi sifat Abi yang juga masih sama seperti dulu. Namun, tidak ada yang menyangka, di atas Bintang yang sabar akan Abi, ada seseorang yang juga sama sabarnya...