5 - Dear, Mas Sepupu!

4.2K 230 120
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

Momen menegangkan ini tengah dirasakan Bintang karena menentukan lulus atau tidaknya  ia kuliah selama ini. Mempresentasikan hasil tugas akhir di hadapan dosen di dalam ruangan sana. Di mana terdapat empat orang dosen yang terdiri dari dua dosen penguji dan dua dosen pembimbing.

Enam puluh menit sudah berlalu sejak Bintang masuk ke ruang sidang. Sejauh itu masih berjalan lancar, selain Kirana yang benar-benar membantu Bintang, mahasiswi nya yang berparas manis itu melakukan presentasi dengan baik dan terlihat sangat menguasai materi yang terdapat dalam skripsi. Kirana cukup, bahkan sangat bangga dengan mahasiswi nya itu.

Bintang memang mempersiapkan semuanya dengan matang. Bahkan, beberapa hari yang lalu, ia sempat menurunkan koper besarnya dari lemari dan menyicil menyusun pakaian-pakaian miliknya. Seminggu yang lalu ia juga membeli pakaian baru, bukan membeli dengan uangnya sendiri, tapi dibelikan oleh Ghaza.

Saat ini, di depan ruang sidang Bintang, ada Syeira, sahabatnya yang duduk sembari menggigit jari. Beberapa kali matanya melirik arloji berwarna hitam di pergelangan tangannya.  Bahkan, sampai merinding sendiri karena nantinya Syeira pun akan seperti Bintang. Ada juga Ghea yang hanya terdiam entah sedang memikirkan hal apa.

"Lama banget sih? Dosen nya keenakan lihat muka cantiknya Bintang kali ya?" heran Syeira, kepalanya menoleh pada Ghea yang duduk menyender di bangku.

"Sidang bukan ajang pamer muka cantik, ra," ucap Ghea menanggapi.

Syeira mendecak sebal, dia berdiri dari duduknya dan melangkah mendekat ke pintu ruangan. Ghea yang penuh curiga itu menatap Syeira intens.

"Mau ngapain?" tanya Ghea masih duduk di tempatnya dan masih memperhatikan Syeira.

Tanpa menoleh, Syeira menjawab, "Mau coba masuk."

Ghea langsung berdiri dan berlari ke posisi berdirinya Syeira. Gadis itu memang tidak akan nekat membuka pintu, meski sifat bicaranya yang terkadang blak-blakkan, Syeira tidak seberani itu pada orang tua.

Tangan besar milik Ghea menarik lengan Syeira. Di antara mereka bertiga, tangan Ghea memang yang paling besar. Lebih menyerupai tangan seorang lelaki, namun bedanya tangan Ghea itu mulus dan putih.

"Jangan coba-coba masuk!" Syeira duduk kembali atas paksaan dari Ghea.

Bibir tipis berwarna pink itu mengerucut sebal. Tangan Syeira terlipat di depan dada. Matanya menatap sengit Ghea yang kini sedang minum.

.........

"Bintang! Kamu gapapa kan? Dosen nya gak ngapa-ngapain kamu kan?"

Syeira heboh dalam duduknya ketika melihat Bintang keluar dari dalan ruangan sidang. Dengan pakaian formal nya yang masih terlihat rapih, Bintang tersenyum seraya berjalan ke teman-temannya. Seolah tidak ada sesuatu yang berbeda dari biasanya, Bintang tetap tersenyum.

"Gapapa kok." Ia akui, dirinya sedang gugup. Tapi, rasa gugup nya itu tidak terlihat pada senyumnya kini yang dibalas oleh Syeira dan Ghea.

Hanya ada mereka bertiga di bangku panjang dari besi dengan senderan yang kurang nyaman. Mendapat giliran sidang paling akhir, itu yang membuat Bintang gugup. Bukan karena lancar atau tidak nya ia berbicara dan mem-presentasikan skripsi nya di hadapan dosen.

Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang