Happy Reading!
°°°
Langit penuh awan-awan berwarna putih, itu pemadangan di sekeliling Bintang saat ini. Namun, gadis itu tak menikmati pemandangan itu. Melainkan ia tengah menulis sesuatu di atas buku nya. Mungkin itu sebuah curhatan yang digoreskan dengan tinta di atas kertas.
Bintang benar-benar mengikuti kata hatinya untuk pergi ke Yogyakarta lagi. Ya, lagi. Selain Bintang, Abi pun benar-benar kekeh dengan dirinya. Alna yang sudah menyuruhnya untuk mengungkapkan perasaannya tapi tak kunjung ia lakukan.
Sebenarnya Bintang sedikit takut pergi sendirian saat ini. Apalagi menggunakan transportasi udara. Mengingat terakhir kali ia menaiki pesawat, baginya itu hal buruk. Tapi, demi tujuan nya menemui Abi, ia memberanikan diri.
Kini, Bintang menutup bukunya disertai senyum nya yang indah. Lalu menatap awan putih di luar sana. Tiba-tiba, ia rindu Eyangnya.
"Eyang, Bi boleh 'kan ya, sama-sama terus sama Mas Abi?" gumamnya pelan seraya menatap awan.
Mungkin Eyangnya di sana sudah tau bagaimana ia dengan Abi. Keadaannya sekarang dan perasaan mereka berdua sendiri. Tapi, orangtua Bintang sama sekali belum tau. Berbeda dengan Ghaza karena Bintang sudah bercerita. Entah kapan Bintang bisa bicara dengan kedua orangtua nya.
Satu jam berlalu, akhirnya kini Bintang sampai di Yogyakarta. Ia tengah berdiri menunggu taksi datang. Sengaja tak memberi tau Budhe nya, karena kalau ia mengabari pasti ia akan mendapat jemputan sekarang. Bintang tidak mau itu.
----
"Halo? Kamu di mana?"
"Di sini, Mba! Deket tangga."
Bintang tersenyum seraya melambaikan tangannya pada seorang wanita di dekat pintu masuk restoran. Sampai wanita itu melihatnya, ia menurunkan tangannya.
Wanita itu melangkah ke arah Bintang sembari jemarinya mematikan panggilan telepon yang tersambung beberapa detik yang lalu.
"Ya ampun, Bintang! Apa kabar kamu?" seru wanita itu.
Bintang terkekeh, "Aku baik kok. Mba sendiri?"
"Baik dong." Resti menjawab dengan yakin.
Wanita itu memang Resti, tetangga Rumi dan teman Bintang juga. Kali ini ia datang sendirian tanpa anaknya. Untuk menemui Bintang ia harus sendirian. Dan mungkin karena berhubungan dengan kisah asmara membuatnya benar-benar tak membawa anaknya.
"Kangen loh Mba sama kamu, Bi. Oh ya, Nara juga kangen sama kamu," ucap Resti menatap Bintang.
"Aku juga kangen kalian. Nara kok nggak di ajak sih, Mba?" balas Bintang.
"Enggaklah, Nara lagi sama Om nya. Sengaja sih Mba titipin ke dia."
"Yah, padahal pengen gendong Nara," eluh Bintang.
"Makanya ayo main ke rumah, kamu puas-puasin gendong Nara yang lagi berat-berat nya sekarang," jawab Resti disertai senyumnya.
Bintang tiba-tiba menampilkan wajah murungnya setelah kalimat Resti. "Aku malah mau minta tolong Mba buat cariin penginapan karena gak mau ke rumah Budhe dulu," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]
ChickLitEmpat tahun tidak bertemu, tidak membuat sifat Bintang berubah. Bintang selalu sabar menghadapi sifat Abi yang juga masih sama seperti dulu. Namun, tidak ada yang menyangka, di atas Bintang yang sabar akan Abi, ada seseorang yang juga sama sabarnya...