Happy Reading Guys!
🌼🌼🌼
"Maaf ya, Kak, kalau selama ini ngerepotin kalian. Sama makasih banyak udah mau temenan sama aku."
"Kenapa ngomong begitu sih, Al? Gak ngerepotin sama sekali."
"Iya, kita senang bisa main sama-sama. Meski baru kenal."
Alna tersenyum hangat di hadapan ketiga orang itu. Mereka menjadi kakak yang sangat baik, teman yang baik juga, untuknya. Setidaknya tujuan datangnya ke Yogyakarta benar-benar sesuai harapannya. Ia bahagia.
Meninggalkan Jakarta dengan sedikit nekat itu yang membuatnya memiliki harapan yang benar-benar besar. Agar tidak sia-sia, mungkin.
"Alna kamu suka jagung nggak?" tanya Bintang menatap Alna. Gadis itu pun tak henti-henti tersenyum di situasi saat ini.
Alna mengangguk. "Suka. Kakak mau jagung bakar itu ya? Biar aku yang beli, Kak."
"Tau aja, Al. Ya udah kamu beli jagung nya, hati-hati ya."
Baru saja berdiri, Alna merasa tangannya tertarik hingga membuatnya tak jadi melangkah pergi. Sontak kepalanya menoleh pada Bintang yang menarik tangan nya itu.
"Bentar, karena ramai di sana, aku gak mau kamu sendiri," ujar Bintang yang kemudian melirik Abi, "Mas Abi temenin Alna aja ya, daripada diam begitu terus."
"Eh gak usah lah, Kak Bintang. Aku bisa sendiri," tolak Alna.
"Aku percaya kamu bisa sendiri, tapi aku lebih percaya kalau kamu ditemenin daripada sendirian."
"Ta-tapi," ucap Alna yang terpotong dengan berdiri nya Abi dari duduknya.
Akhirnya entah dengan paksaan atau sukarelanya, Abi menemani Alna. Mereka berdua kini tengah menyeberang jalanan. Tak banyak pasang mata yang memperhatikan mereka karena kebanyakan orang di sana punya kegiatan sendiri-sendiri.
Menikmati alunan musik di kafe dengan pemandangan malam yang indah, menyanyi kecil. Banyak orang melakukan itu.
"Habis ini pulang atau gimana, Bi?" tanya Zikri yang baru menyimpan handphone nya kembali ke meja.
"Udah jam segini, pengen pulang tapi masih rame."
"Mba Resti udah nyuruh aku pulang nih, dia sendirian di rumah sama Nara." Zikri melirik Bintang yang tengah minum.
Malam ini wajah Bintang terlihat agak kurang segar, mungkin ia terlalu lelah. Tapi lelahnya itu menyenangkan baginya. Ia suka suasana nya sekarang ini. Dan memang malam ini sudah agak larut, matanya pun tak biasanya masih terjaga jam segini.
"Ya udah Mas Zikri, gapapa nanti abis mereka beli jagung nya kita pulang. Lagian gak enak juga nganterin Alna ke vila malem banget begini," ujar Bintang.
Zikri menjetikkan jari di depan wajah Bintang, membuat gadis itu mengerjap kaget dan heran. "Kamu belum tau ya? Atau lupa lagi?" ucapnya bertanya.
Alis hitam Bintang naik satu, ia tak tau. "Apa?"
"Pagi tadi kan kita jemput Alna ke vila, kamu kayaknya gak tau atau emang lupa ya. Vila itu punyanya Abi." Zikri masih menatap Bintang yang juga tengah menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]
ChickLitEmpat tahun tidak bertemu, tidak membuat sifat Bintang berubah. Bintang selalu sabar menghadapi sifat Abi yang juga masih sama seperti dulu. Namun, tidak ada yang menyangka, di atas Bintang yang sabar akan Abi, ada seseorang yang juga sama sabarnya...