Happy Reading Guys!
🌼🌼🌼
Ini adalah tahun ketiga Abi mengurus bisnis Ayahnya. Sebuah vila penginapan yang asri karena banyaknya sawah di keliling vila. Sudah menjadi kegiatan Abi setiap mengunjungi vila ini, yaitu berkeliling mengecek kondisi vila.Saat ini, Abi baru saja keluar dari ruang karyawan nya. Raut wajahnya sama saja seperti biasanya, tetap datar tanpa senyum. Ia baru saja mengecek berbagai pekerjaan karyawannya. Dan semuanya, baik-baik saja.
Langkah Abi kini berjalan ke halaman vila yang luas. Banyak gazebo yang masing-masing terletak berjarak. Pemandangan indah di vila ini membuat bangunan kecil yang dirancang khusus itu sangat cocok ada di sana.
Abi duduk di salah satu gazebo itu, menghadap sawah yang masih hijau.
"Permisi Kak, boleh saya ikut duduk di situ?"
Di tengah fokusnya Abi menatap pemandangan, suara perempuan yang memanggilnya 'kak' itu membuatnya menoleh. Abi menatap perempuan itu yang sedang tersenyum sopan pada Abi.
"Boleh, silahkan," ujar Abi mempersilakan.
Perempuan yang Abi yakini salah satu tamu yang menginap di vila nya itu mengangguk. Abi hendak beranjak dari duduknya saat perempuan tadi sudah ikut duduk di depannya.
"Kakaknya gak ganggu saya kok, saya masih bisa fokus nulis walau Kakaknya ada di sini," ucapnya sembari membuka laptop yang dibawanya.
Abi hanya mengangguk dan ia tidak jadi pergi. Mata Abi terfokus pada laptop yang kini menyala di pangkuan perempuan yang belum Abi kenal itu.
"Maaf ya kalau saya ganggu tadi, niatnya saya mau ke duduk di gazebo sebelah tapi ternyata pas keluar kamar udah ditempatin sama satu keluarga kecil di sana. Ya sudah saya ke sini." Perempuan itu melirik Abi.
"Tidak apa-apa," balas Abi.
"Saya Alna, nama Kakak siapa?"
"Abi."
"Oh, Kak Abi ya," ujar Alna seraya mengangguk-anggukkan kepala.
Mereka kembali diam, Alna yang sibuk karena jari-jarinya tengah mengetik di laptop miliknya. Sedangkan Abi diam memandang pemandangan, sesekali menatap perempuan di hadapannya yang bernama Alna.
Lima belas menit berlalu, setelah diam seribu kata akhirnya Alna kembali bersuara. Perempuan bergamis itu mengakhiri mengetiknya namun laptop nya masih dibiarkan menyala.
"Kak Abi ini udah berapa hari nginap di villa ini?" tanyanya tanpa tau kalau justru Abi lah pemilik vila yang ditinggalinya.
Abi bingung harus menjawab apa, kalau ia berkata sejujurnya, perempuan itu pasti merasa tidak enak. Kalaupun ia tak berkata sejujurnya, sama saja namanya bohong.
"Tugas kampus atau kamu penulis?" Dengan sengaja Abi mengalihkan topik.
"Oh ini, sebenernya bukan lagi mahasiswi dan bukan juga penulis. Tapi, emang hobi nulis sih."
"Kalau gitu, jangan panggil 'Kak', Al," ucap Abi membuat Alna mengernyitkan dahi.
"Memangnya kita seumuran? Aku baru 22 kok," tanya Alna.
Abi diam kembali. Memilih tidak menjawab pertanyaan Alna. Tak lama kemudian, ia pamit pergi dari hadapan perempuan tadi. Lama-lama perasaannya tak karuan di dekat perempuan itu.
----
Hari semakin siang tandanya matahari kian naik memancarkan sinarnya. Bintang masih berada di makam bersama Pakde, Budhe nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]
Chick-LitEmpat tahun tidak bertemu, tidak membuat sifat Bintang berubah. Bintang selalu sabar menghadapi sifat Abi yang juga masih sama seperti dulu. Namun, tidak ada yang menyangka, di atas Bintang yang sabar akan Abi, ada seseorang yang juga sama sabarnya...