39 - Dear, Mas Sepupu!

2.7K 133 8
                                    

Happy Reading!

---

Untuk kesekian kalinya Bintang  semobil berdua dengan Abi. Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah yang ditinggali Abi. Setelah berhasil membujuk Bintang dengan memberitahukan suatu hal, akhirnya Bintang mau juga untuk berkemas dari vila.

Tetapi, Bintang kini tengah bingung. Ia takut akan bagaimana. Otaknya seperti tak bisa berpikir hingga tak ada solusi untuk bisa sedikit membuatnya tenang. Badannya merespon dengan selalu membuat gerak-gerik kecil dalam duduknya. Hal itu membuat Abi meliriknya.

"Gelisah?" tanyanya singkat.

"Ish, Mas Abi, pake nanya segala," heran Bintang yang memandang wajah fokus Abi saat menyetir.

"Kenapa sih, Bi?" tanya Abi lagi. Padahal ia tau sebab Bintang gelisah seperti itu.

"Aku takut mereka marah, Mas," ujar Bintang, "Terus kalau mereka gak mau kita bisa sama-sama gimana? Aslinya memang perasaan ini tuh gak seharusnya ada walaupun memang boleh nikah sama sepupu sendiri," lanjutnya.

"Kamu tenang ya, gak usah khawatir," ucap Abi.

Bintang menunduk, "Gak bisa, Mas. Nanti gimana kasih tau ke mereka nya coba?" tanya Bintang.

"Tadi 'kan udah aku bilang. Ayah sama Bundaku udah tau." Abi melirik Bintang.

"Tapi Ayah sama Bundaku yang belum tau. Malah Mas Ghaza yang udah tau, Mas," balas Bintang.

Mereka yang dimaksud Bintang dan Abi adalah orangtua mereka masing-masing. Ali dan Sekar, orangtua Bintang tiba di Yogyakarta siang tadi. Tepat saat Abi sedang mengajak makan siang Bintang di pantai. Pesan yang masuk dari Rumi itu ya memberitahu soal kedatangan orangtua Bintang itu.

Kedatangan Ali dan Sekar bukan untuk urusan pekerjaan. Mereka khawatir akan Bintang yang sulit dihubungi sejak pergi ke Yogyakarta. Mereka mengira bahwa Bintang tinggal di rumah Indra, Ayah Abi. Tetapi beberapa kali mereka menelepon Rumi untuk menanyakan Bintang, Ibu dari Abi itu malah menjawab dengan keraguan.

Itu yang membuat Ali dan Sekar akhirnya datang.
"Kita lihat nanti ya. Cuma perlu jujur, Bi. Soal perasaan gak ada yang bisa larang-larang," ucap Abi menenangkan Bintang.

Bintang menganggukkan kepalanya, "Iya."

"Sabar ya, senyum juga. Dua itu kenapa agak berubah ya?" heran Abi.

Bintang mendengus pelan, "Itu gara-gara kamu loh. Bikin galau mulu. Lagian Mas Abi juga agak berubah."

"Apanya?"

"Dulu cuek, irit ngomong, sekarang cerewet."

"Loh? Gak inget yang aku bilang di pantai tadi?" ucap Abi sambil melirik Bintang.

"Yang mana? Mas Abi soalnya ngomong banyak banget."

"Aku jadi cerewet 'kan karena aku cinta sama kamu."

Bintang melongo. Ia tak salah bertemu orang 'kan? Jangan-jangan orang di samping nya bukan Abi? Kenapa berbeda sekali?

----

Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang