38 - Dear, Mas Sepupu!

3K 154 13
                                    

Happy Reading!

°°°

Bintang masih saja terdiam, lebih tepatnya menghiraukan ucapan Abi. Tak hanya Bintang yang terdiam, keduanya sama-sama terdiam hingga kini berada di mobil. Dan Abi mulai melajukan mobilnya setelah memastikan Bintang memasang sabuk pengamannya.

"Kita mau ke mana?" tanya Bintang melirik sekilas Abi.

"Kamu maunya ke mana?" tanya balik Abi.

"Pantai?" ucap Bintang agak pelan. Ia takut Abi tak setuju oleh karena itu ia berucap pelan.

Akan tetapi, ketakutan Bintang bertolak belakang karena Abi justru mengangguk-angguk kepalanya. Lalu, melirik Bintang yang tengah menatapnya.

"Pantai ya, oke!" Abi memberi senyum tipisnya selagi Bintang masih menatapnya.

Hal itu membuat Bintang mematung dalam duduknya. Bukannya tak pernah melihat Abi tersenyum hingga kaget dan mematung seperti itu. Tapi, setelah sekian lama tak bertemu, Bintang melihat senyum Abi walaupun tipis, jujur dirinya senang.

Sekitar dua puluh menit perjalanan ditempuh hingga kini mereka berdua tiba di pantai. Langit siang ini nampaknya tak begitu cerah, tapi juga tidak mendung. Biasanya suasana pantai panas, saat ini menjadi sedikit teduh.

Bintang menghirup sejuknya udara pantai seraya merentangkan tangannya. Matanya yang tadinya terpejam menikmati udara itu, kini terbuka menatap birunya air dengan ombak yang tak begitu besar.

"Jangan main air. Kita ke sini bukan untuk itu," ucap Abi saat Bintang masih menatap air pantai. Mungkin lelaki itu mengira Bintang ingin bermain air di pantai.

"Enggak, Mas Abi," balas Bintang sambil melipat tangan di depan dada.

"Hm, yaudah duduk di sana!" Abi menunjuk sembarang.

Di pantai ini memang tak banyak tempat duduk, bahkan bisa dibilang langka. Para pengunjung biasanya duduk di atas pasir pantai dan biasanya terdapat orang-orang yang menjual alas duduk untuk mereka duduk.

Namun, kali ini Bintang dan Abi duduk di atas pasir langsung tanpa beralaskan kain ataupun tikar. Ada jarak di antara keduanya duduk. Meski sudah duduk bersebelahan, tetapi belum ada yang mulai berbicara.

Selang lima menit berlalu, akhirnya salah satu dari keduanya mulai membuka mulut dan berbicara. Tubuhnya yang awalnua lurus menghadap depan sana, kini sedikit menyamping agar nyaman untuk mengobrol.

"Kamu tau, Bi?" tanya Abi yang memulai berbicara itu.

Bintang bingung, ia tau apa? Dan apa yang dimaksud Abi? Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu tau 'kan aku gak banyak bicara dan gak suka basa-basi," ucap Abi tanpa ekspresi.

Bintang membuka mulutnya membentuk huruf 'O' dan mengangguk-angguk kepalanya paham. "Kalau itu, ya tau. Memangnya kenapa?" balas Bintang.

Abi menarik napas panjang, "Aku yakin kamu udah tau gimana perasaanku ke kamu. Tapi bukan dari mulutku sendiri."

Kalimatnya terhenti, padahal Bintang menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulut Abi. Meski jantungnya terasa tak berdetak dengan normalnya.

"Aku cinta sama kamu, Bintang Aresya Hartosiswoyo."

Menelan ludahnya, Bintang terasa salah dengar. Tapi nyatanya ia tak salah dengar. Abi benar-benar baru saja mengucapkan kalimat yang membuatnya ingin menghilang dari bumi. Ya, dia tak tau harus apa.

Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang