Happy Reading
🌼🌼🌼
Langit yang gelap mengawali kegiatan hari ini. Sekitar jam dua dini hari mereka keluar dari rumah pergi ke tempat yang mereka tuju.
Zikri menyetir mobil Abi dari rumah hingga ke vila tempat Alna menginap. Jalanan tentunya sangat sepi karena subuh pun belum masuk waktunya. Beberapa memang ada kendaraan lain yang melaju di jalanan, namun tak seramai siang atau sore.
Sesampainya di vila, mereka tak menunggu lama keluarnya Alna karena gadis itu sudah siap di lobi sendirian di sana. Sebenarnya ada penjaga tetapi mungkin orang itu sedang mengelilingi vila.
"Ngerepotin lagi kan, maaf ya, Kak." Alna baru saja duduk di sebelah Bintang di jok belakang.
"Gapapa, udah gak usah sungkan-sungkan begitu. Kita kan udah temenan." Bintang tersenyum.
"Iya, ngomong-ngomong perjalanannya ke tempat wisata nya berapa jam?" tanya Alna pada sang supir.
"Satu setengah jam sampai sana, jadi nanti kita mulai naik jam empat. Menurut info nya sih begitu." Zikri menjawab.
Bintang mengangguk-anggukkan kepala lalu diam. Ia menarik jaket nya sendiri agar lebih rapat. Udara memang lumayan dingin jam segini. Belum lagi nanti di tempat tujuan.
Ia kembali berbincang dengan gadis di sebelahnya, sesekali Zikri yang sedang menyupir itu menimpali obrolan dua perempuan di dalam mobil Abi. Kali ini Abi tak ikut dalam obrolan bukan karena irit bicaranya itu, melainkan ia tengah tertidur pulas.
"Kamu kapan pulang berarti?" tanya Bintang seraya menyemil roti coklat yang dibelinya kemarin.
"Besok siang, Kak. Nanti kalau Kak Bintang pulang ke Jakarta, kita ketemu lagi ya," balas Alna.
"Iya dong, harus. Nanti aku ajak dua sahabatku juga, biar rame."
"Seru kayaknya ya."
"Tapi aku nya yang gak tau kapan pulang ke Jakarta lagi, Al. Rasanya tuh masih pengen di sini terus."
Alna mengangguk-anggukkan kepala, "Aku juga pengennya gitu, Kak. Sayangnya, aku gak ada saudara yang tinggal di sini."
Bintang berhenti mengunyah, ia menatap Alna penuh haru. Entah kenapa rasannya, ia tau persis perasaan Alna. Mungkin sejak Alna menceritakan tentang keluarga nya.
"Aku tau sih gimana supaya kamu punya saudara di sini," ujar Bintang lalu tersenyum. Sepertinya gadis dua puluh tiga tahun itu mempunyai ide yang, waw mungkin.
"Jangan ngada-ngada, Bi. Masih jam tiga ini, mending kalian berdua tidur aja kayak Abi tuh. Pules banget dia." Zikri menyahut.
----
"Bangun, Mas Abi! Udah sampai!"
Bintang menepuk lengan kanan Abi untuk membangunkan lelaki itu dari tidurnya. Agak tidak menyangka kalau sepupunya itu akan tidur selama itu dan selelap itu meski di perjalanan.
Hanya dirinya dan Zikri yang membuka mata, Alna masih tidur dan ia tidak berniat membangunkannya. Baru lima belas menit Alna tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]
ChickLitEmpat tahun tidak bertemu, tidak membuat sifat Bintang berubah. Bintang selalu sabar menghadapi sifat Abi yang juga masih sama seperti dulu. Namun, tidak ada yang menyangka, di atas Bintang yang sabar akan Abi, ada seseorang yang juga sama sabarnya...