28 - Dear, Mas Sepupu!

2K 98 7
                                    

Happy Reading

°

Berada satu mobil lagi dengan Abi, Bintang bukannya merasa tidak suka, tetapi ia mulai biasa saja. Sama seperti akhir-akhir ini yang setiap kali waktu ia selalu bersama Abi.

Namun, biasanya jika lelaki dan perempuan selalu bersama pasti akan timbul perasaan yang spesial. Meski sedikit. Tapi, tidak dengan Bintang karena gadis itu justru malah semakin merasa biasa saja dengan kehadiran Abi.

"Mas Abi pernah pacaran?" tanya Bintang tiba-tiba.

Untung saja Abi yang tengah menyetir itu tidak mengerem mendadak karena kaget akan pertanyaan Bintang. Kepalanya langsung menoleh singkat pada Bintang yang tengah melihatnya.

"Enggak!" tegasnya.

Abi jujur kalau memang ia tidak pernah berpacaran. Namun, sekedar dekat dengan perempuan pasti pernah.

"Oh, aku yakin Alna juga gak pernah sih pacaran," tutur Bintang.

Alna lagi, Alna lagi. Abi mulai bosan dengan Bintang yang selalu membahas Alna. Ia menjadi semakin tak karuan karena Bintang yang selalu menganggap perempuan yang dicintainya itu adalah Alna.

Mencengkram erat setir mobil, Abi menghela napasnya. Mobil masih berjalan namun mood nya kini tak stabil. Sedangkan Bintang biasa saja di sebelahnya. Mungkin ini saatnya ia menjelaskan apa yang ada di pikiran nya.

"Kenapa masih nganggap perempuan itu Alna?" tanya Abi.

"Hah? Mas Abi kok nanya gitu?" Bintang malah heran.

Tak menjawab, Abi fokus menghadap depan. Ia membiarkan Bintang untuk menjawab meski yang ia lihat Bintang kini tengah diam.

"Alna itu baik, Mas. Dia juga cantik. Kalau sama aku, mungkin bedanya cuma Alna yang anaknya introvert. Mau dijelasin apa lagi? Alna itu cocok sama Mas Abi."

"Tapi, bukan Alna, Bi."

Bintang menarik napasnya dan tersenyum. "Walaupun bukan Alna, tapi aku berharap dan berdoa semoga perempuan itu Alna."

"Bi," ucap Abi  pelan.

"Memangnya siapa sih kalau bukan Alna? Mas Abi aja gak mau ngasih tau. Ya selama Mas Abi belum ngasih tau, aku bakalan nganggap perempuan itu Alna," jelas Bintang.

Lama-lama Bintang juga ikut geram sendiri dengan kondisi keduanya saat itu. Tak jauh beda dengan Abi. Lelaki itu juga geram sendiri dengan mulutnya yang tak sanggup mengucapkan kalau perempuan itu ialah Bintang.

----

Salah. Mungkin menyayangi saudara itu hal yang lumrah. Tapi kalau dari rasa sayang itu timbul rasa lain?

Abi tak tau lagi apa yang harus ia lakukan. Bintang sama sekali tak merasa kalau perempuan yang dimaksud Abi itu dirinya sendiri. Sedangkan ia sendiri tak sanggup mengungkapkan.

Kini duduk sendirian di sebuah cafe sambil menatap layar handphone nya. Matanya membaca ulang pesan yang ia kirim pada seseorang yang akan ia temui di cafe ini.

Alna

Abi:
Assalamu'alaikum, bisa ketemu?
Di cafe Karayya sekarang.
19.01

Alna:
Wa'alaikumussalam, siapa? Mas Abi ya?
19.02

Abi:
Hm.
19.02

Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang