6 - Dear, Mas Sepupu!

4.9K 246 100
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

"Loh? Ini beneran kamu?"

Mata yang sedikit sipit milik gadis yang masih memakai toga itu mengerjap beberapa kali. Tangannya yang tadinya kosong kini memegang sebuket bunga yang lumayan besar.

"Halo, Bintang sayang! Kenapa kaget gitu?" Seseorang datang memeluknya. Bintang membalas pelukan itu ketika merasa pelukan itu mengerat.

"Bi mau nangis ini! Budhe, Pakde, sama Mas Abi kenapa bisa disini? Padahal nanti malam Bi mau ke Yogyakarta, eh kalian udah disini aja," ujar Bintang dengan matanya yang berair.

Kedua orangtua Bintang hanya menatap penuh haru, membuat sang anak bahagia adalah keinginan mereka. Sedangkan sosok tinggi, besar, yang berdiri di hadapan Bintang yang sedang berpelukan itu hanya berdiri tegap sembari dua tangannya dimasukkan ke dalam saku.

Abi, ya dia Abi, yang kini ditatap oleh Bintang selepas berpelukan dengan Budhe nya. Senyuman tercetak jelas di wajah Bintang. Sedangkan Abi yang ditatap Bintang membalas tatapan itu dengan raut wajah datar.

"Mas Abi pulang ke Jogja kapan? Aku mau ikut sekalian," tanya Bintang seraya tersenyum.

Abi hanya mengangkat kedua bahunya dan berkata, "Gak tau."

Rumi melirik anak satu-satunya itu kemudian beralih menatap Bintang. "Dia gak tau pulangnya kapan, Bi. Kesini aja kalau nggak Budhe paksa, dia mungkin gak mau," katanya.

Bintang mengangguk paham. Setelah itu, Ayahnya mengajak mereka semua untuk duduk di tempat yang nyaman. Bundanya berjalan di samping Rumi yang sedang menceritakan perjalanannya menuju Jakarta. Sedangkan Ayahnya ada di depan bersama Indra.

Sedangkan dirinya sendiri sibuk memegang handphone dan mengetik pesan dengan satu tangan. Satu tangannya lagi masih memegang buket bunga yang diberikan sepupu nya tadi.

"Bi, udah boleh pulang?" tanya Rumi yang baru saja duduk.

Bintang menunduk, masih membalas pesan di handphone. Sesekali dia membatin kesal, kenapa orang disebelahnya ini tidak peka. Namun, ia tetap pada akhirnya mewajarkan.

"Bi?"

"Eh? Kenapa?" Ia sadar saat kakinya terasa di dorong.

Sekar tersenyum menatap Bintang yang masih memegang handphone. "Budhe kamu nanya loh, kamu udah boleh pulang?" ucapnya.

Bintang ber-oh ria sembari mengangguk-anggukkan kepala nya, tapi tak lama kemudian, ia menggelengkan kepalanya. Hingga keluarganya itu menatapnya aneh, kecuali Abi seorang.

"Bi lupa, mau ketemu temen-temen dulu, Budhe. Kalau Ayah, Bunda, Budhe, sama Pakde mau pulang duluan gapapa. Aku gampang nanti pulang sendiri," ujar Bintang, ia menyimpan handphone nya.

"Ya sudah, kamu pulang sama Abi ya." Rumi menatap bergantian Bintang dan Abi.

Bukannya tidak mau protes, tapi tubuhnya sudah di dorong untuk pergi. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menurut saja. Lagi pula, Bintang merasa ada untungnya sepupu nya itu ikut dengannya. Bintang tak perlu menyetir mobilnya sendiri.

Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang