Happy Reading
°
Jakarta adalah tujuan mereka kini. Perjalanan mereka sudah berjalan lima belas menit. Tidak begitu lama lagi mereka akan sampai. Jarak Yogyakarta dengan Jakarta memang tidak membutuhkan waktu lama jika ditempuh dengan jalur udara.
Rumi dan Indra duduk bersama, namun jauh dengan posisi duduk Abi dan Bintang. Di tempat duduknya kini, Bintang melirik Abi di sampingnya yang tengah tertidur.
Berada di tengah membuat duduk nya terasa tidak nyaman. Apalagi sebelah kirinya itu orang yang tidak ia kenal dan orang itu lelaki. Jika seperti itu, jelas sana Abi berada di sebelah kanan Bintang, tepat di sebelah jendela pesawat.
Bintang menepuk pelan pundak Abi. Ia takut. Lelaki di sebelahnya itu sejak tadi memperhatikan nya. Bintang tau itu walau lelaki di sebelahnya yang tidak ia kenal itu memakai kacamata hitam."Mas Abi," panggil Bintang pelan.
"Eunggh." Abi menghela napasnya.
"Suaminya lagi tidur kenapa malah di ganggu, hm?"
Bintang bergidik ngeri mendengar ucapan lelaki itu. Meski ragu, matanya melirik sekilas. Lelaki itu masih memakai kacamata hitam dan menampilkan senyum padanya.
Ketakutan Bintang sampai menepuk-nepuk tangan Abi, namun Abi tidak terbangun juga. Ia bingung sendiri. Mungkin menghindari lelaki itu bisa membuat dirinya tenang.
Dan akhirnya Bintang memutuskan berdiri dari duduknya itu. Pergi ke toilet mungkin menghindar yang tepat.
"Permisi, mau lewat," ucap Bintang.
"Mau ke toilet ya? Saya temenin ya?" Lelaki itu menatap Bintang. Lengkungan di bibirnya membuat Bintang semakin takut berada di sana.
Tanpa membalas itu, Bintang menerobos kaki lelaki itu dan cepat-cepat pergi. Ia berjalan agak cepat, beberapa kali menoleh ke belakang, takut lelaki itu membuntutinya.
Sampai di toilet, Bintang hanya berdiam diri di sana. Ia takut kembali ke tempat duduknya. Berdiri di depan wastafel, ia mengetuk jari-jarinya di sana. Di sana sendirian ia tenang, tapi kembali ke tempat duduknya ia takut lagi.
Sepuluh menit sudah Bintang berdiam diri di toilet. Ia menghela napasnya. Harus berani, Bi! Batin nya.
Keluar dari toilet, Bintang kembali ke tempat duduknya. Beberapa kali berpapasan dengan pramugari dan saling memberikan senyum. Saat mendekati tempat duduknya, Bintang menarik napasnya panjang.
"Dari mana?" Tanya Abi datar.
Bintang menggaruk pelipis nya. Posisi duduk Abi kini berubah, berada di tengah. Sedangkan lelaki tadi, ada di dekat jendela di mana tempat duduk Abi tadi.
"Aku duduk di sini?" tanya Bintang menunjuk bangku sebelah Abi.
"Hm, ya."
Bintang tersenyum, ia lega.
"Makasih, Mas Abi."
"Maaf, Bi."
"Hah? Apa?" heran Bintang mendengar kata-kata Abi.
Abi menatap Bintang dengan rasa bersalahnya. Ia tau salahnya di mana. Baginya, Bintang sudah seperti adik sendiri yang semestinya ia jaga. Namun, kesalahan nya tadi membuat ia menyesal dan kecewa sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]
Chick-LitEmpat tahun tidak bertemu, tidak membuat sifat Bintang berubah. Bintang selalu sabar menghadapi sifat Abi yang juga masih sama seperti dulu. Namun, tidak ada yang menyangka, di atas Bintang yang sabar akan Abi, ada seseorang yang juga sama sabarnya...