13 - Dear, Mas Sepupu!

2.4K 129 103
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

Bintang dan Abi baru saja selesai melaksanakan sholat maghrib di masjid yang ada di tepi jalan. Berhubung jarak rumahnya masih agak jauh, mereka menyempatkan untuk sholat dahulu.

Saat ini, mobil yang dikendarai Abi kembali melaju di jalanan. Malam ini terang, bulan menerangi langit bersama bintang-bintang. Tidak ada tanda-tanda akan turun hujan.

"Mas Abi udah mulai kerja lagi besok?" tanya Bintang, ia baru menyimpan kembali handphone miliknya setelah ia gunakan.

"Udah," jawab Abi tanpa menoleh ke Bintang.

"Seriusan? Terus aku liburan sama siapa dong?" Bintang memposisikan tubuhnya menghadap samping.

"Katanya mau liburan sama dua temenmu," balas Abi.

Bintang mengangguk-anggukkan kepalanya, "Kalau nunggu mereka ke sini kan lama, tapi gapapa juga sih," gumam nya.

Abi yang mendengar gumaman Bintang, sama sekali tidak merespon. Namun, pergerakan matanya beberapa kali melirik Bintang di sampingnya.

Sepuluh menit lebih perjalanan Abi dan Bintang hingga kini mulai memasuki area tempat tinggalnya. Letaknya tak jauh dari jalan raya, meski daerah sekitar rumahnya banyak sawah dan banyak pepohonan yang menyejukkan.

"Kalau gak mau sendiri, ajak Mba Resti. Insyaallah dia mau karena gak beda jauh hobinya sama kamu." Abi berucap tiba-tiba saat Bintang tengah melepas seatbelt nya.

Masih kurang fokus karena cukup mengantuk, kali ini Bintang tidak menanggapi Abi. Dia turun setelah Abi mendahuluinya turun. Setelah turun, ia berdiri di dekat mobil, meregangkan otot-otonya setelah betapa lelahnya ia duduk di mobil.

"Ini bawa." Bintang mengarahkan pandangan ke tangan Abi yang terulur padanya.

"Aku masuk lewat samping aja biar cepet ke dapur nya," ucap Bintang.

Abi mengangguki ucapan Bintang. Setelah Bintang pergi dari hadapannya, ia segera masuk lewat pintu depan di mana pintunya terbuka lebar. Sampai di depan pintu itu, Abi tersenyum tipis saat melihat beberapa orang kini tengah berkumpul.

Dengan susah payah Bintang memegang beberapa plastik makanan yang di beli sore tadi. Hampir seluruhnya jajanan khas Yogyakarta yang Bintang akui, ia agak lupa namanya meski bentuknya ia tau.

Memasuki dapur, Bintang meletakkan plastik makanan tadi satu persatu ke atas meja besar yang terbuat dari kayu. Tidak ada orang di dapur, tapi tak lama Rumi datang menghampiri Bintang. Ia mengambil piring yang masih ditumpuk dan menatanya di meja bersama dengan makanan yang Bintang bawa.

"Kemalaman ya, Budhe? Jalanan macet tadi, jadi aku sama Mas Abi jalan kaki. Niatnya biar cepet tapi sama aja." Bintang ikut menata makanan ke piring.

Rumi tersenyum. "Nggak apa-apa, Bi. Itu makanya Budhe suruh kalian pergi nya sore."

"Iya, kalau bisa ya Budhe, Bintang pengen lebih lama lagi jalan-jalan nya tadi," ujar Bintang seraya tersenyum.

"Belum puas ya?" tanya Rumi diangguki Bintang. "Besok lagi, waktumu masih panjang di sini. Dan kamu juga harus liburan sama Budhe."

Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang