Happy Reading!
🌼🌼🌼
Pernah gak sih kalian ngelakuin hal yang diluar kepala? Kalau udah terjadi baru mikir, kenapa dilakuin sih? Kenapa jadi gini?
Hal itu terjadi kali ini pada Abi. Setelah pertemuan tak sengaja di tengah malam di depan sebuah minimarket itu, Abi membawa Alna pergi dari sana. Padahal ia tak tau ada masalah apa Alna, sampai berkeliaran tengah malam seperti itu.
Hingga kini keduanya berada di lobi hotel. Alna sudah menolak, tapi Abi tetap membawanya ke sana. Abi pun tanpa pikir panjang membawa Alna ke sini.
"Padahal Mas Abi gak perlu bawa aku ke sini." Alna yang duduk di sebelah Abi itu hanya menunduk.
Kepalanya pusing, masalahnya hidupnya bertambah. Itu yang ia rasakan kini.
"Tujuanmu mau ke mana emangnya?" tanya Abi.
Masih menunduk, Alna menggelengkan kepalanya. Abi yang melihat itu kembali diam dan merasakan yang Alna rasakan. Ia juga memikirkan hal yang terjadi pada Alna.
"Ya sudah," ucap Abi.
"Makasih, Mas Abi," ujar Alna tulus.
"Istirahat, Al. Aku pulang dulu," pamit Abi pada Alna.
Dari tempat duduknya, Alna menatap langkah Abi yang menjauh darinya. Bibirnya perlahan tersenyum meski perasaannya seperti ada hilang. Masih ada yang peduli sama aku. Batinnya.
Kini berdiri, Alna menarik kopernya dan segera pergi ke kamarnya. Hotel memang tepat untuk tidurnya malam ini. Kalau saja ia tak bertemu Abi, tidak akan mungkin dirinya berada di hotel dan bisa tidur dengan nyaman.
Mengingat itu, Alna merasa tak enak pada Abi.
"Belum juga aku ngejelasin tapi Mas Abi udah ngebawa aku ke sini. Dia, baik sih," gumamnya setelah menutup pintu kamar.
-----
"Kamu tuh lagi ngapain sih, Bi?"
Bintang menoleh dan tersenyum lebar pada Ghaza. "Mas Ghaza gak bisa lihat apa? Ini tuh Bi lagi bikin kue," balas Bintang.
Memang, terbukti dengan kedua tangan Bintang yang kotor karena tepung. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba ia membuat kue. Baru Ghaza yang muncul dan menghampiri Bintang di dapur. Karena di rumah itu hanya ada Bintang, Ghaza, dan Abi yang masih berada di kamar.
"Kamu ya, mentang-mentang semuanya lagi pergi, kamu berantakin dapur," omel Ghaza setelah mengambil minum di dalam kulkas. Berdiri di dekat Bintang, Ghaza memperhatikan adiknya itu.
"Dikit lah, Mas Ghaza. Nanti juga Bi beresin, tenang aja," jawab Bintang sembari memasukkan adonan kue nya ke dalam oven.
Meskipun bukan bakatnya, dalam arti Bintang baru belajar, ia tetap pede saja memasukkan adonan kue yang dibuat nya ke dalam oven. Untuk masalah rasa, ia juga tak masalah kalau memang tak seenak kue yang dijual diluar sana.
"Kalo gak enak jangan dibuang ya, mubazir," ucap Ghaza.
"Iya-iya," balas Bintang sembari membersihkan dapur, "Mas Ghaza ngapain jam segini masih di rumah? Gak kerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Sepupu! [TAMAT]
Literatura KobiecaEmpat tahun tidak bertemu, tidak membuat sifat Bintang berubah. Bintang selalu sabar menghadapi sifat Abi yang juga masih sama seperti dulu. Namun, tidak ada yang menyangka, di atas Bintang yang sabar akan Abi, ada seseorang yang juga sama sabarnya...