03 || Revenge

90 11 1
                                    

Part 3

|| Revenge || 

★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★ 

So, happy reading bestie!

▪︎

▪︎

▪︎

Saira bersandar pada motor Marel sambil bersidekap dada dengan wajah yang masih kesal. Marel segera menghampirinya.

"Kak, adik kakak kok brengsek banget sih? Pengen ku pukul tau gak!" Adunya dengan kesal.

"Kenapa tadi gak pukul aja kalo gitu?"

"Ya karna, mukanya tuh muka-muka gak berdosa. Kan sayang kalo babak belur."

Marel terkekeh kemudian mengusak rambut Saira.

"Udah ayo pulang!"

Baru berkendara sekitar 15 menit, hujan tiba-tiba saja turun dengan deras. Terpaksa keduanya meneduh di pinggir jalan, memanfaatkan atap pertokoan. Padahal sebelumnya panas terik, cuaca memang sulit sekali di tebak dengan akurat.

Angin dingin dari hujan mulai berhembus kencang. Butiran air hujan mengarah pada bertiupnya angin. Beberapa bagian seragam Saira terkena air itu, membuatnya basah hendak menghindar namun jarak terbatas.

Masih berusaha menghindari air agar tidak basah, tanpa aba-aba Marel menarik Saira kedalam pelukannya. Melindungi tubuh Saira dengan jaket yang ia kenakan.

belum selesai dengan keterkejutannya, Marel yang masih memeluknya kemudian berjalan menuntun gadis itu masuk kedalam rumah tua yang terletak disamping toko. Rumah berdinding bambu, berlantai kayu, dengan rumput yang tumbuh tinggi dipekarangan rumah.

Jika bangunan kayu yang ditinggalkan bertahun tahun biasanya akan rapuh dan rusak. Berbeda dengan rumah ini, kayu-kayu tampak masih baru dan asri. Seolah kayu disini pernah di ganti.

Samar-samar terdengar suara lenguhan minta tolong dari dalam rumah. Tidak terlalu jelas karna suara hujan yang cukup deras. Namun pendengaran Saira terus tertuju pada suara itu. Suara seorang perempuan.

"Kak, denger sesuatu gak?"

"Apa? Air hujan?"

"Ih bukan, suara perempuan minta tolong"

Tanpa menunggu tanggapan dari Marel, Saira langsung berlari masuk kedalam rumah kayu itu. Ia yakin, pendengarannya tidak salah. Gadis itu mondar mandir mengecek setiap ruangannya. Namun tidak ada yang bisa ia temukan.

Sampai ia tertuju pada suatu ruangan dengan rantai yang melilit gagang pintu dan dikunci dengan gembok.

"Halo! Ada orang di dalam?" Teriaknya sembari menggedor gedor pintu.

"Tolong" suara itu terdengar lebih jelas. Saira kembali berlari keluar mengambil batu besar. Ia menggunakan batu tersebut untuk memutuskan ratai.

Marel datang dan langsung mengambil alih. Pintu tergores karna batu yang cukup tajam itu.

Ctass

Rantai putus, Marel segera melepas lilitan pada pengangan pintu. Saira mencoba membuka pintu, sayangnya pintu ini masih terkunci.

Brak

Pintu akhirnya terbuka setelah ditendang kencang oleh Saira. Bahkan beberapa bagian patah.

REVENGE: If You Loved You Lose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang