Part 9
|| Revenge ||
Punten, di vote dulu atuh da kamu mah baik:)))
★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★
So, happy reading bestie!
▪︎
▪︎
▪︎
Minggu pagi, Saira pulang setelah joggingnya. Gadis itu duduk di meja bar dapur sambil meneguk air mineral. Andi datang ikut bergabung di meja bar.
"Besok libur, sekolah mau dipake buat rapat guru-guru. Jadi, besok Darre jangan main jauh-jauh bantu ibu jagain Jie. Oke?"
"Siap, laksanakan! Oh ya pak, kenapa ngadain rapat terus?" tanya Saira penasaran.
"Beberapa minggu ke belakang, mulai banyak teror terjadi di wilayah sekolah. Gak sedikit murid yang pulang-pergi merasa di ikuti. Ternyata gak cuma di wilayah sekolah kita aja, sekolah lain juga sama. Jadi, guru lagi diskusi dengan aparat setempat demi kenyamanan murid di sekolah," jelas Andi.
Teror? Hei, ia juga sebelumnya merasa di ikuti bukan? Tapi yang ia temukan hanya seekor kucing. Lalu, apa kemarin itu ia benar-benar di ikuti seseorang atau hanya perasaannya saja?
Lamunannya buyar seketika begitu dering ponselnya berbunyi. Di lihatnya pada layar tertera nama Arel. Saira langsung menjawab panggilan jarak jauh itu.
"Halo, Halo?"
"Ra," suara Marel terdengar pelan. Disusul dengan suara dentuman keras.
"Arel, ada apa? Hei!" Saira memanggil Marel tanpa embel-embel kak, karna ia ingat semalam laki-laki itu memintanya memanggil cukup dengan nama saja.
"Dia disini Ra."
"Dia siapa maksudnya? Aku gak tau."
"Gio."
Siapa Gio? Ia tidak mengenalnya.
"Astaga, menelfon siapa kau! Jangan memperumit keadaan bodoh!" seru seseorang di sebrang sana.
Tutt tutt
Panggilan terputus, perasaan Saira tiba-tiba buruk. Gadis itu berlari keluar rumah tanpa mengindahkan panggilan dari Andi juga Tresna. Motornya masih berada di bengkel, ia tidak mungkin meminjam mobil Andi. Jadi, satu satunya cara untuk pergi ke kediaman Zayn adalah dengan bus.
Namun sayang, sepertinya dewi fortuna tidak berpihak padanya. Bus terisi penuh, ia tidak mau mengambil resiko dengan berdiri berhimpitan. Beruntung ada ojek yang baru saja menurunkan penumpang.
"Mas, bisa anterin ke perumahan D'ZY di Jl. Cendana no.34 gak?"
"Bisa mbak, cuman ongkosnya lumayan."
"Gapapa, anterin saya kesana sekarang."
"Siap!"
Setelah perjalanan yang cukup panjang, Saira turun dari motor dan langsung membayarnya. Gadis itu dengan terburu-buru berlari masuk ke dalam rumah Marel yang dari luar sudah terlihat berantakan.
"Mbak! Kembaliannya nih!" seru tukang ojek itu.
"Ambil aja mas!" teriak Saira dari depan pintu masuk. Masih diliputi rasa khawatir, Saira masuk ke dalam rumah. Persetan dengan sopan, ia terlalu panik saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE: If You Loved You Lose [END]
Mystery / ThrillerPembalasan dendam berbalut egois dalam diri mampu menghancurkan banyak hal. ••☆•• Tragedi kala usia belia yang menimpa Matel dan Saira bertahun-tahun lalu. Marel harus menerima kematian sang ibu dengan mengingat wajah pelaku pembunuhan. Sementara S...