20 || Revenge

38 7 0
                                    

Part 20

|| Revenge || 

Tidak perlu dijelaskan, karna hubungan ini saja tidak jelas. –rsda

★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★ 

So, happy reading bestie!

▪︎

▪︎

▪︎

Brak

Plakk!

"Lancang banget lo jadi cewek! Gak punya harga diri? Oh, atau lo emang gak punya harga," sarkasnya.

Suara kursi yang terjatuh dan di susul oleh tamparan keras disebabkan oleh Saira yang langsung menarik kerah baju Lana dan menamparnya kuat. Lana terkekeh pelan, pipinya terasa begitu perih karna tamparan Saira. Ia membalas tatapan tajam Saira.

Plak

Lana membalas tamparan pada Saira. "Jaga omongan lo! Sialan," umpatnya.

"Cih, lo cuma cewek yang deket sama Marel. Sedangkan gua, pacarnya. Dan dengan seenak jidat lu nyium dia di depan gue, parahnya di kantin sekolah. Urat malu lo ilang? Mau gue beliin dulu gak?" balas Saira.

"Marel-nya juga biasa aja tuh, kok lu yang sewot?" tanya Lana.

"Tau tuh, Rel mending lo putusin aja dia. Cewek sarkastik plus bar-bar kek dia gak pantes dapet cowok baik-baik kayak lo," sahut salah satu siswi yang menjadi saksi pertengkaran.

"See? Bahkan anak-anak lain lebih dukung Marel sama gue dibanding sama lo, sadar diri mbak," ujar Lana. Hal itu sontak mengundang tawa dari Saira.

"Pftt, hahaha. Apa lo bilang? Sadar diri? Gak salah nyuruh gue sadar diri? Buka mata, ngaca sana mbak aduhh, sadar diri sadar posisi dong!" Saira tersenyum remeh dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Heh, Saira! Marel dari tadi diem loh gak marah sedikit pun. Lo cuma pacar, belum tentu lo jodohnya," sahut siswa lain.

"Lo yang harusnya buka mata, Saira. Mereka ada di pihak gue, sedangkan yang di pihak lo? Gak ada sama sekali."

"Yang bilang gak ada siapa?" Itu Syasa, dia datang kemudian berdiri di samping kanan Saira.

"Aduh, Syakira. Kok lu mau sih sahabatan sama anak pembunuh kayak dia!" siswa tadi kembali berbicara.

Terbakar emosi, Saira mengambil gelas berisi minuman dingin dan melemparnya pada siswa tadi.

Prang

Lantai yang semula bersih menjadi kotor karna minuman yang tumpah, juga pecahan-pecahan gelas yang berserakan. Marel bangkit dan membawa Saira yang masih terbalut amarah ke belakangnya. "Jangan karna gue diam, lo jadi seenaknya. Cukup tunggu dan lihat untuk nanti malam," katanya dengan jari yang menunjuk tepat pada wajah Lana.

"Udah, Ra. Ayo pergi!" ajak Marel. Namun gadis itu terus mengeluarkan death glear pada siswa tersebut.

"Ra, udah." Saira memalingkan wajahnya. Mereka pergi dari kantin meskipun gadis berambut panjang ini masih terbalut emosi.

Setelah cukup jauh keluar dari area kantin, Marel menghentikan langkahnya. Dan secara otomatis, Saira ikut berhenti. Laki-laki itu membawa Saira ke dalam dekapannya. Mengelus surai lembut sang gadis dan memberikan ketenangan.

REVENGE: If You Loved You Lose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang