Part 4
|| Revenge ||
Nih lunas ya, double up. Sebagai hari Rabu nanti yang gak bakal up soalnya bakal sibuk jadi sekarang aja.
★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★
So, happy reading bestie!
▪︎
▪︎
▪︎
Sampai di pusat perbelanjaan, Saira segera menghampiri Syasa yang berada di cafe dalam mall tersebut.
"Lama banget sih!"
"Yang penting sekarang gue udah ada disini Sya."
Syasa mendengus kesal, siapa yang tidak marah jika harus menunggu satu jam bahkan lebih.
"Jadi kenapa lu ngajak gue keluar weekend kek gini?"
Syasa menghela nafas sesaat sebelum menjawab pertanyaan Saira. "Ayah sama kak Dara, ribut lagi. Kalo sebelumnya cuma adu bacot, sekarang ayah ngusir Sandara dari rumah. Gue ngerasa gak guna banget jadi adek,"
"Terus, kak Dara kemana?"
"Gue gak tau terlalu jelas, dia cuma bilang kalo dia mau pergi sementara sampai dia tenang. Dan gue gak tau itu sampai kapan." terlihat perubahan raut wajah Syasa seketika.
Syasa dengan sang kakak memang sangat dekat, bahkan bisa dibilang sudah memiliki lem kuat. Sulit untuk dipisahkan, tapi sekarang keduanya terpaksa harus berpisah. Di tambah dengan hubungan kedua orang tua Syasa yang sedang tidak baik.
"Kalo gitu, hari ini kita lampiasin emosi. Let's go timezone!" Saira menarik Syasa membawanya masuk area timezone.
Mereka menjajal berbagai permainan. Dimulai dari crazy tower, monster drop, lane master, circus ball drop, street basketball, air hockey dan lainnya. Menguras isi saldo mereka yang kini mereka pikirkan hanya sebuah kesenangan.
"Yes, kali ini gue yang menang. Haha!" bangga Syasa penuh bahagia setelah mengalahkan skor Saira dalam permaian street basketball. Saira ikut tersenyum, melihat bagaimana senangnya Syasa.
"Mau main apa lagi abis ini?"
"Um, Maximum Tune! Abis itu kita main dance - dance revolution!" jawab Syasa semangat.
Mereka kembali bermain, menghabiskan waktu dengan bersenang-senang. Hingga tanpa sadar, hari sudah mulai siang. Mereka mengakhiri permainan dan kembali ke rumah dengan mood lebih baik. Meski rasa lelah menghampiri.
••☆••
"SAIRA!"
Pagi hari di kelas Saira, sudah hadir teriakan memanggilnya. Saira yang duduk dibangkunya sembari menenggelamkan kepada pada lipatan tangannya, mendongak melihat siapa yang memanggil.
Itu Aya, teman dekat Saira selain Syasa. Rupanya, ia telah kembali dari program pertukaran pelajar. Gadis itu langsung duduk disamping Saira.
"Aaa Alpia, kangen tau," seru Aya kemudian memeluk sahabatnya itu.
"Stop panggil gue alpia! Atau lu mau gue pukul dadanya sampai bunyi hello future."
"Haha, masih aja lu mah. Eh btw, masih sama si Vino lu? Gue cape dengerin si Syasa ngomel mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE: If You Loved You Lose [END]
Misterio / SuspensoPembalasan dendam berbalut egois dalam diri mampu menghancurkan banyak hal. ••☆•• Tragedi kala usia belia yang menimpa Matel dan Saira bertahun-tahun lalu. Marel harus menerima kematian sang ibu dengan mengingat wajah pelaku pembunuhan. Sementara S...