Part 32
|| Revenge ||
Bener kan triple up?
★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★
So, happy reading bestie!
▪︎
▪︎
▪︎
Sesuai dengan janjinya kemarin, sepulang sekolah Saira langsung menemui Gio yang sudah menunggu di cafe dekat sekolahnya. Soal Marel, laki-laki itu masih harus istirahat di rumah. Memasuki cafe, Saira memencar pandangannya. Mencari sosok yang telah menunggu.
Gio melambaikan tangan pada Saira meminta cepat menghampiri. Setelah menemukan laki-laki itu ia bergegas duduk di hadapannya.
"Mau pesen makanan dulu gak?" tawar Gio.
"Gak, langsung aja."
"Oke oke, jadi ada apa?"
"Gue gak tau ini bener atau enggak tapi kemungkinan besar benar. Jadi, kemarin rumah gue di ganggu orang. Dan di kamar gue ada bangkai tikus yang busuknya ugh! Gila. Keadaan rumah gue kemarin ancur banget. Gue boleh minta tolong? Buat cari siapa pelakunya."
"Ey, lu kan ekhem calon adek gue ya. Jadi jelas gue bantuin dong!"
"Gak gue restuin mampus lo! Dah ah, mau balik. Makasih!" Saira beranjak dari hadapan Gio untuk pulang.
"Mau abang anterin gak dek?" teriak Gio bercanda.
"Enyah lo!" balas Saira di dekat pintu masuk.
••☆••
Sejak sampai di rumah, Saira tidak bisa tenang sedikit pun. Ponselnya terus berdering, di telpon oleh nomor tidak di kenal. Sudah ia block masih tetap menelpon dengan nomor lain. Ratusan panggilan tak terjawab.
Cukup, sekali ini saja ia akan menjawab telepon gila itu. Dengan emosi yang belum reda, Saira meraih ponselnya kemudian– "GANGGU BANGET SIH LO, ANJING!" –berteriak tanpa mengizinkan lawan berbicara.
"Ra, kamu lagi sibuk? Kalo gitu nanti aku telpon lagi." Suara itu terdengar tak asing. Saira segera melihat ponselnya kembali. Dan ya, di sana tertera nama sang kekasih. Mati lah dirinya sudah marah marah tidak jelas.
"Enggak jangan di tutup!"
"Loh, kenapa? Kamu lagi sibuk kan?"
"Enggak sibuk kok, itu tadi lagi em.. acting aja. Iya acting."
"Acting?"
"Huum, maaf ya."
"Iya gapapa kok."
"Jadi, ada apa?"
"Enggak, cuma kalo beberapa hari ke depan Arel gak bisa antar jemput kamu gapapa kan?"
"Alasannya?"
"Ada sesuatu yang harus aku urus. Pribadi."
"Oh yaudah, gapapa kok."
"Bener nih?" tanya Marel bertanya tidak yakin akan jawaban Saira.
"Iya ih, serius."
"Yaudah, aku tutup kalo gitu. Malam sayang," ujar Marel dari sambungan telepon sebelum berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE: If You Loved You Lose [END]
Mistério / SuspensePembalasan dendam berbalut egois dalam diri mampu menghancurkan banyak hal. ••☆•• Tragedi kala usia belia yang menimpa Matel dan Saira bertahun-tahun lalu. Marel harus menerima kematian sang ibu dengan mengingat wajah pelaku pembunuhan. Sementara S...