31 || Revenge

17 3 0
                                    

Part 31

|| Revenge || 

Untuk yang ketiga, nanti sore ya!

★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★ 

So, happy reading bestie!

▪︎

▪︎

▪︎

Hari sudah hampir malam. Aya, Jovan, dan Syasa pulang lebih dulu. Sementara Gio, laki-laki itu sebelumnya tiba-tiba menghilang karena panggilan alam katanya. Candra dan Jie juga pulang. Giliran Melvino yang menginap menemani sang kakak.

Sebenarnya hari ini Marel sudah boleh pulang, namun karna lukanya yang masih basah lalu malah terkena pukulan dari Jovan. Alhasil, Marel harus kembali mendapat jahitan karna yang sebelumnya terlepas. Saira hampir saja menghajar Jovan saat itu jika tidak ingat sedang di rumah sakit.

Kembali berfokus pada sepasang kekasih yang berada di ruang rawat VIP. Saira duduk diam penuh ketenangan hingga larut dalam pikirannya sendiri. Berbeda dengan Marel yang memandang langit senja di balik jendela –meskipun berjarak sedikit jauh dari bangkar.

"Ra," panggil laki-laki itu memecah keheningan.

"Saira," panggil Marel lagi.

"Sayang."

"Eh, iya?"

"Udah makan?" selama beberapa saat Saira tidak menjawab sampai akhirnya ia menggelengkan kepala tanda belum.

Marel mendengus tenang lalu mengatakan, "Makan dulu dong, udah mau malem kamu belum makan."

"Emang Arel udah makan? Kok buburnya masih utuh?" todong Saira membalas.

Skakmat! Marel bergeming ditempatnya, laki-laki itu menggigit bibir bawahnya sendiri. Ia menggeleng sebagai jawaban. Baiklah, keduanya sama-sama belum makan jadi bagaimana ini? Oh tentu saja mereka harus makan sesuatu!

Saira kembali sibuk bermain ponsel tanpa mengindahkan Marel yang terus memandangnya penuh selidik. Tak lama pintu ruangan terbuka menampilkan seorang perempuan yang beberapa waktu lalu datang. Perempuan yang langsung mendapat delikkan tajam dari Saira.

Perempuan itu datang menjenguk Marel di saat teman-teman yang lain masih ada. Ya, itu Lana. Ia langsung masuk tanpa mempedulikan sosok Saira yang duduk di sofa. Memasang senyum manisnya yang ditatap penuh kebencian oleh Saira diam-diam.

"Kak Arel belum makan kan? Tadi aku beli bubur dulu, sekarang kak Arel makan deh!" ujarnya tanpa menghapus senyum.

Baru saja mau membuka bungkusnya, suara Marel lebih dulu menghentikan, "Stop! Gak usah, makasih," tolaknya.

"Lho, kak Arel harus makan biar cepet sembuh! Jadi, makan dulu ya?" bujuk Lana.

Udara yang disekitar Saira terasa panas dan pengap. Gadis itu berdiri lalu menyahuti Lana, "Kalo dia gak mau yaudah! Gak usah di paksa, gak bakal bener!" Selanjutnya, Saira mengambil tas lalu beranjak keluar.

"Saira, mau kemana?" tanya Marel.

"Pulang," ketus gadis itu. Baru beberapa langkah keluar dari ruangan pengap dan panas itu, ia berpapasan dengan Melvino.

REVENGE: If You Loved You Lose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang