|| Revenge ||
Yeah, tamat dong guys! Hihi
★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★
So, happy reading bestie!
▪︎
▪︎
▪︎Sudah hampir dua tahun berlalu sejak tertangkapnya 3 mafia narkotik dan semenjak perginya Saira ke Spanyol. Kehidupan Marel jauh lebih berwarna dan tenang. Tinggal bersama dengan Diana tidak lah buruk. Si sulung itu bahkan sudah memanggil Diana menggunakan panggilan yang sama dengan Melvino.
Marel saat ini sudah memasuki semester ke-4 bangku perkuliahan. Ia mengambil jurusan managemen bisnis. Bermimpi menjadi seorang pengusaha besar. Tentu tidak ingin berakhir seperti Aldino. Marel tak lagi canggung dengan Diana, sekarang ia sering mencurahkan hati pada wanita itu.
"Mami, Bang Arel ngeselin!" teriak Melvino dari halaman rumah. Diana yang berada di dapur hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepala. Bukan hal aneh lagi seorang Melvino merengek seperti anak kecil.
Marel datang menghampiri Diana dengan sepotong kue kering yang ia gigit. "Abang ngerjain Vino kali ini gimana?" tanya Diana lembut.
"Aku gak ngapa-ngapin loh Mi, beneran! Dianya aja yang lebay. Cuma gak sengaja numpahin cat dia aja," ucap Marel santai dan memakan kue keringnya lagi. Diana menggelengkan kepala tak habis pikir.
"Panggil adik-adikmu bang, kita makan siang bareng."
Marel mengangkat tangannya memberi hormat pada Diana dan berujar, "siap Mami!" Sulung dari tiga bersaudara itu berlari ke halaman rumah. Mengajak kedua adiknya –Mina dan Melvino untuk makan siang.
Saat ketiga anak itu sudah duduk di meja makan, terlihat Diana menggerakkan kedua tangan pada Mina. Wanita cantik itu berbicara dengan bahasa isyarat. "Kamu gak pake alatnya lagi?"
Mina ikut menjawab dengan tangan yang juga bergerak, membalas juga menggunakan bahasa isyarat. "Aku gak mau pake itu lagi. Di sekolah, teman-teman sudah biasa interaksi denganku menggunakan isyarat." Diana mengacungkan kedua jempolnya pada Mina. Lalu mereka berdua tos dengan senyum bahagia.
Melvino berbisik pada Marel, "Bang, lu ngerti kagak?"
"Enggak, emang lu ngerti?" tanya Marel balik. Melvino menggeleng dengan cengiran khas.
Makan siang di sertai canda bahagia. Kehangatan suasana rumah yang tak pernah mereka alami kini terjadi setiap hari. Pertengkaran kecil antar saudara menjadi warna pelengkap. Mereka hidup dengan baik, penuh aura positif kebahagiaan.
Dering ponsel terdengar tepat setelah selesai makan siang. Suara yang berasal dari ponsel milik Marel. Tertera nama bunnyRa pada layar. Panggilan video segera Marel jawab. Layar langsung menunjukkan wajah cantik kekasih si sulung.
"Kamu habis makan siang ya?"
"Iya, ini masih kumpul di meja makan." Diana ribut merebut ponsel Marel, ia langsung menyapa gadis cantik itu.
"Saira sayang apa kabar?"
"Aku baik, tante sama yang lain apa kabarnya?" tanya Saira dengan senyum semanis gula. Rambut gadis itu sudah kembali memanjang dan tergerai indah.
"Kabar baik cantik, kamu pakai seragam mau berangkat sekolah ya?" tanya Diana peasaran. Saira mengangguk dengan senyum hangat yang tak pernah lepas. Melvino berdiri di belakang Diana sehingga ia juga melihat sosok mantan kekasihnya itu.
"Hai, Ra! Makin cantik aja, mending balikan sama gua yuk!" Ucapan Melvino dihadiahi lemparan sendok dari Marel.
"Abang astaga jangan gitu," tegur Diana.
"Vino nya ngeselin Mi!" adu Marel. Sedangkan Melvino malah menjulurkan lidah mengejek. Terpancing emosi, Marel berlari menghampiri adiknya. Melvino yang panik ikut berlari menghindari kejaran sang kakak.
Ruang makan siang itu menjadi ramai dengan gelak tawa yang berahutan. Obrolan para perempuan melalui panggilan video dengan Mina yang ikut bergabung. Dua pemuda yang berlarian menjadi salah satu dari sekian banyak alasan tertawa lepas.
Kisah yang kini berlanjut pada lembar baru lebih baik. Banyak senyum, kabar, dan tawa bahagia mengudara. Entah itu pagi, siang, atau malam sekalipun. Bahagia dengan cara paling sederhana. Berdamai dengan masa lalu dan merancang masa depan.
Terus lah tersenyum bahagia wahai insan tuhan. Terima kasih telah bertahan selama ini. Jadilah pribadi yang kuat semakin harinya. Bagi kebahagianmu dengan cara paling sederhana. Kisah ini berakhir dengan banyak tawa yang hadir di kemudian hari.
◆••—SELESAI—••◆
Saya ur_saturn, meminta maaf atas segala kekurangan cerita ini. Terima kasih telah bersedia membaca hingga akhir. Mochi harap, semua pesan tersampaikan. Tolong di ingat kembali, cerita ini hanyalah fiksi belaka.
Berikan ucapan perpisahan kalian pada tokoh utama kita:
◆ Saira Alvia Darrena
◆Marel Zayn Alwaritzi
Bila ada yang ingin memberi pesan pada penulis silahkan di sini ya! >>—>
Saya ur_saturn, pamit undur diri.
Sampai jumpa lain waktu!REVENGE DINYATAKAN SELESAI PADA
23 OKTOBER 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE: If You Loved You Lose [END]
Mystery / ThrillerPembalasan dendam berbalut egois dalam diri mampu menghancurkan banyak hal. ••☆•• Tragedi kala usia belia yang menimpa Matel dan Saira bertahun-tahun lalu. Marel harus menerima kematian sang ibu dengan mengingat wajah pelaku pembunuhan. Sementara S...