Part 39
|| Revenge ||Hari ini balik lagi angzay
★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★
So, happy reading bestie!
▪︎
▪︎
▪︎"Ra, bisa ke sini gak? Darurat."
Kurang lebih, satu kalimat itulah yang menjadi alasan mengapa Saira kini terduduk di sofa sebuah ruang besar dan megah. Tepatnya, markas besar keluarga Arselan. Saira diminta datang oleh Gio, sedangkan laki-laki itu memanggil dengan tujuan mengenalkan kepada anggota 'inti' dari permasalahan besar selama ini.
Di hadapan Saira sudah ada seorang pria tua, namun badannya masih cukup tegap dan wajah yang tegas. Di sampingnya ada Gio, "Pertama, gue manggil lo ke sini untuk mengenalkan lo dengan Ayah gue. Kedua, bahas kenapa keluarga gue sama pacar lo itu punya masalah. Ketiga, alasan kenapa lo harus gabung di pihak gue," kata Gio mengawali percakapan.
"Jadi, kamu adalah Saira putri bungsu Candra Darrenzo, benar?" tanya si pria di samping Gio.
"Benar, saya Saira." Pria itu tersenyum hangat, tetapi bukan senyum hangat yang dilihat Saira, melainkan senyum seringai entah dengan maksud apa.
"Saya Kevan, Ayah dari Gionino. Sekaligus teman lama Ayah kamu." Saira merasa bisa percaya, namun ia teringat pesan suara dari seseorang yang menyangkut nama Kevan. Saira juga masih ingat jelas bagaimana suara itu begitu mirip dengan pria di depannya. Tentu, itu orang yang sama.
Kevan menyandarkan diri pada sofa dengan tatapan nyalang menantang. "Kamu tahu mengapa keluarga saya dengan Zayn bersitegang?" Saira mengerut tak tahu, ia menggelengkan kepala sebagai jawaban.
Tatapan Kevan mulai mengunci pandangan Saira. Tampak begitu serius hanya dengan bersitatap. "Sejak dahulu, posisi perusahaan keluarga itu terus berada paling atas. Apakah itu murni dari perjuangan? Tidak, ada banyak tetesan bahkan genangan darah di bawah sepatu mengkilap mereka. Orang-orang dalam kendali saya adalah korbannya."
Perbincangan semakin serius dan mencekam. Suasana mendadak dingin menusuk, mungkin hanya Gio yang duduk dengan tetap santai. Berbeda dengan Saira dan Kevan yang begitu serius. "Siapa yang terima hal itu terjadi? Di sini, saya meminta kerja sama dengan kamu. Guna kemakmuran kita bersama," kata Kevan meyakinkan.
"Apa keuntungan yang akan saya dapat jika saya bekerja sama dengan anda?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja tanpa penghalang. Seperti sebuah mobil yang melaju kencang tanpa rem.
Kevan tersenyum kecil, "Banyak. Salah satunya kamu bisa bertemu kembali dengan Ayah kamu." Saira tentu terkejut dengan penuturan Kevan yang terkesan tanpa aba-aba.
Pria itu kembali berucap, "tidak perlu terkejut, ingat, saya Kevan Arselan saya tahu apa yang anda tidak tahu." Intonasi pengucapan terdengar menyebalkan namun sialnya begitu mutlak. Dua orang lain dalam ruang yang sama itu tidak bisa mengucap kalimat bantahan.
••☆••
Detik ini, Saira sudah berada di tempat yang berbeda. Memasuki sebuah rumah besar di pedesaan. Letaknya cukup jauh dari pusat kota, bahkan jauh dari penduduk desa. Tidak begitu mewah, namun dijaga ketat sepanjang hari.
Empat puluh menit yang lalu, menjadi alasan mengapa Saira berada di tempat ini. Ketika masih berada di kediaman besar Arselan, berhadapan dengan sang kepala keluarga. Pria dengan ambisi besar itu membuat gadis dari Darrenzo berdiri pada bangunan yang jauh dari kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE: If You Loved You Lose [END]
Mystery / ThrillerPembalasan dendam berbalut egois dalam diri mampu menghancurkan banyak hal. ••☆•• Tragedi kala usia belia yang menimpa Matel dan Saira bertahun-tahun lalu. Marel harus menerima kematian sang ibu dengan mengingat wajah pelaku pembunuhan. Sementara S...