34 || Revenge

22 2 0
                                    

Part 34

|| Revenge || 

Oh my, sebulan tepat Mochi baru up lagi. Serius maaf banget. Kemarin lagi fokus ke buku sebelah yang baru repub. Maaf ya?

★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★ 

So, happy reading bestie!

▪︎

▪︎

▪︎

Setelah sepasang adik kakak ini melepas rindu. Keduanya duduk saling berhadapan di meja makan. Mereka baru saja selesai makan siang. Kinar menaruh gelas di atas meja, kemudian berbicara, "Ra, kakak harap kamu segera berhenti dari rencana itu. Kakak tau, kamu marah sekali. Tapi, kamu tidak tahu bagaimana liciknya Gionino. Dan apa sekarang? Kamu bekerjasama dengan dia? Kakak mohon hentikan," jelas Kinar panjang lebar.

Saira sendiri kebingungan, "Bukannya kakak pacarnya Gio? Kok gitu sama pacar sendiri?" Kinar tersenyum, sebuah senyum yang tidak bisa di artikan. "Itu dulu, sebelum kakak di jual kepada satu kepala keluarga. Dijadikan budak, namun masih bisa merasakan kebebasan. Tak lama dari itu, kakak mengalami kecelakaan. Cukup fatal, sampai kakak mengalami koma." Kinar meneguk isi gelas miliknya.

"Gio pasti mengatakan kakak koma hampir 7 tahun, benar?" Saira mengangguk tanpa ragu. Gadis berusia 16 tahun itu masih mendengarkan baik-baik perkataan panjang sang kakak. "Kakak alami koma tak sampai satu tahun, belum lama ini kakak juga dipertemukan dengan Marel. Oleh Gio tentu saja, dan atas izin dari si 'kepala keluarga' itu."

Kinar ingat begitu jelas, pertemuan pertamanya dengan Marel. Kala itu, Marel datang untuk meminta informasi terkait pelaku pembunuhan ibunya tujuh tahun lalu. Namun Gio membawa ia ke ruang rawat Kinar. Di mana saat itu Kinar sudah sadar dari koma, tetapi memilih berpura-pura.

.

"Lo bercanda apa gimana sih?" tanya Marel terpancing emosi. Gio menggeleng, membantah pertanyaan Marel. "Gue gak bercanda. Dia punya informasi soal kejadian itu. Tapi ya, sayang nya dia lagi koma," ujarnya tanpa rasa bersalah.

"Terus kenapa lo ngajak gue ke sini?! Gak ada gunanya dong gue dateng. Sama aja gak dapet apa-apa," kesal Marel. Siapa yang tidak marah jika ditipu seperti ini? Ia sudah semangat dan senang mengetahui ada seseorang yang memiliki informasi lebih soal tragedi tragis itu. Tapi apa ini? Seseorang itu sedang koma? Oh tuhan, tolong beri sedikit hukuman untuk Gionino. Paling kecil bakar saja mobil miliknya.

Gio menyengir  tak berdosa. Laki-laki itu menepuk pundak Marel, "Jagain dulu ya bro. Gue ada panggilan alam." Setelah mengatakan hal tersebut, Gio langsung pergi keluar ruangan. Si putra sulung keluarga Zayn ini hanya bisa menatap dan terus memberi umpatan dalam hati. Begitu kembali menatap wanita yang ada di hadapannya terbaring di atas kasur pasien rumah sakit, alangkah terkejut ia kala melihat wanita itu menatap ia polos.

"Astaga!" kaget Marel. Pandangan itu mulai menajam, "Apa kau putra sulung keluarga Zayn?" pertanyaan tersebut dari wanita itu. Marel mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menjawab, "iya. Kenapa?"

Terjadi keheningan selama beberapa saat. Wanita itu kembali berbicara, "Namaku Kinar Derranza. Putri sulung dari Candra Darrenzo, kakak dari Saira Alvia Darrena. Aku akan memberikan informasi pembunuhan ibumu setelah kamu mempertemukan Candra dengan Saira. Demi semuanya berjalan lancar."

REVENGE: If You Loved You Lose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang