Part 43
|| Revenge ||Ya ampun ini bab terakhirnya kak. Mochi sekalian up sama Epilog nya juga.
★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★
So, happy reading bestie!
▪︎
▪︎
▪︎Kini, pada detik ini Saira juga Kinar berhadapan dengan Candra yang sudah menggunakan baju tahanan. Sidang akan di lakukan besok. Dan Saira siap hadir sebagai pelapor. Seorang anak yang melaporkan aksi bejat Ayahnya sendiri. Bagi orang lain mungkin ini adalah tindakkan yang bagus. Melaporkan kejahatan tak pandang bulu.
Namun bagi Saira, terlalu berat untuk melaporkan Ayah sendiri. Bagaimana pun, cinta pertama anak perempuan adalah ayah. Begitu juga dengan Saira, sumber kasih sayang orang tua yang sangat ia harapkan adalah dari Candra. Ia cukup sadar karena ibunya telah tiada ketika ia kecil. Itu murni kematian karena kecelakaan, bukan rekayasa penuh drama.
"Ayah minta maaf sudah buat kalian kecewa. Maaf selama ini Ayah gak bisa jaga kalian, gak bisa buat kalian bahagia. Sekarang, biar Ayah terima konsekuensi dari perbuatan Ayah. Kalian jangan sampai ikut terjatuh di lubang yang sama dengan Ayah, kejar impian kalian. Maaf karena menjadi Ayah yang buruk untuk kalian." Selesai Candra mengatakan semua itu, tidak ada jawaban dari Saira.
Kinar membalas setelah dua menit berlalu, "Ayah sudah menjadi sosok yang melindungi kami dari jauh. Sebesar apapun saat ini rasa kecewa kami, rasa sayang terhadap Ayah tidak berkurang sedikit pun. Kinar sudah dengar ceritanya dari Saira. Tapi memang masih ada beberapa yang tidak Kinar paham."
Saira mengangguk setuju, "Kakak benar, Ayah. Banyak hal yang tidak kami pahami. Bahkan satu yang tidak penting, Ayah bisa berjalan dengan normal, aku mempertanyakan itu sedikit," ujar Saira dengan polosnya. Candra tertawa kecil di balik sekat transparan yang memisahkan.
"Hanya sandiwara, Saira. Bahkan peristiwa sebelum akhir permasalahan adalah samdiwara. Baik yang Ayah lakukan, Zayn, juga Arselan. Masing-masing memiliki rahasia terhadap keluarga. Sama seperti kita, tetapi mereka sedikit lebih besar topik intinya. Pesan Ayah, hidup dengan baik dan berbahagialah."
"Tentu saja." Kedua kakak beradik itu menjawab bersamaan. Meskipun saat ini, harus saling berhadapan dan berkumpul karena sebuah masalah. Setidaknya pertemuan singkat menciptakan sedikit kenangan manis.
Dari pembahasan masalah saat ini, berlalu pada candaan, dan di akhiri oleh nostalgia masa-masa sebelum hancur. Waktu kunjungan habis dengan cepat. Kakak Adik ini keluar dari bangunan menuju tempat parkir. Bersyukur tidak ada wartawan yang menanyai ini itu.
Belum sampai di perkiran, keduanya berpapasan dengan seorang laki-laki. "Siang Mbak Kinar," sapa laki-laki itu. Saira memalingkan wajah ke samping, enggan berhadapan dengan sosok di depannya. Kinar membalas sapaan.
"Mbak, boleh pinjam adiknya sebentar? Ada yang mau saya bicarakan."
"Iya, bawa aja dulu. Selesaikan masalah yang kalian alami," jawab Kinar mengizinkan. Saira langsung menatap sengit Kinar tak setuju.
"Apa sih kak?"
"Udah sih sana!" titah Kinar dengan senyum hangat.
Marel, laki-laki itu meraih tangan kanan Saira. Menggenggamnya dengan lembut lalu membawa gadis yang masih berstatus kekasih itu menjauh dari Kinar. Masih ada satu dua hal yang di rasa harus selesai saat ini juga. Mengingat konflik tiga keluarga sudah berada di titik akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE: If You Loved You Lose [END]
Misterio / SuspensoPembalasan dendam berbalut egois dalam diri mampu menghancurkan banyak hal. ••☆•• Tragedi kala usia belia yang menimpa Matel dan Saira bertahun-tahun lalu. Marel harus menerima kematian sang ibu dengan mengingat wajah pelaku pembunuhan. Sementara S...