30 || Revenge

20 2 0
                                    

Part 30

|| Revenge || 

Hai! Lama tidak berjumpa. Maaf, akhir-akhir ini saya sangat sibuk. Sebagai permintaan maaf  mau triple up hari ini?

★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★ 

So, happy reading bestie!

▪︎

▪︎

▪︎

Setelah sampai di Rumah Sakit Artadhinata –salah satu rumah sakit terbaik negara– Marel langsung mendapat pengobatan intensif. Begitu juga dengan Saira yang mendapat luka kecil. Selesai ia di obati, gadis yang kini berambut pendek langsung menghubungi Melvino dan Ayahnya.

Di sinilah mereka bertiga, di ruang rawat Marel. Bahu kanan laki-laki itu dibalut perban. Sang adik yang melihat hanya bisa meringis nyeri. Kakaknya ini memang tertalu naif terhadap mantan kekasih Melvino. Katakan saja Melvino khawatir karna sedari tadi ia sibuk memperhatikan Marel yang masih menutup matanya tidak berniat bangun.

Hari sudah malam, berbeda dengan Melvino yang tenggelam dengan pikiran. Candra dan Saira justru dalam perdebatan kecil. Candra meminta putri bungsunya untuk pulang, tapi Saira bersikukuh ingin tetap di sini dengan alasan menemani Marel.

"Kamu pulang aja, Ra. Lagi pun di sini udah ada Vino yang menemani pacarmu. Kasian Jie di rumah sendirian. Ayah juga mau di sini dulu sebentar, nanti pulang."

"Ayah, Ra gak mau pulang. Pokoknya aku bakal tetap di sini!" tolaknya.

"Dengerin ayah, kamu pulang jagain Jie duluan. Besok pulang sekolah, kamu bisa ke sini lagi. Oke? Nurut dulu sama Ayah," bujuk Candra lagi.

"Tapi–"

"Udah Ra, pulang aja gapapa. Besok pulang sekolah kita langsung ke sini. Jie di rumah sendirian, kasian dia masih kecil," timpal Melvino ikut membujuk.

"Yaudah, aku pulang."

••☆••

Pagi yang sebenernya berjalan normal, namun sayang tidak dengan suasana hati gadis pemilik rambut sebahu ini. Pikirannya kalut dalam rentetan kejadian kemarin, semua itu terasa sangat cepat. Menguras tenaga dan pikiran. Ia juga teringat sosok Kinar. Perempuan yang menjadi teman(?) Jujur ia merindukan perempuan itu.

Semoga saja ia dapat bertemu dengan Kinar lagi. Saira kembali bersekolah, tidak dengan Marel yang masih harus mendapat perawatan. Wajah Saira terus tertekuk, raut murung yang di tunjukan. Dan mudah melamun ketika sendiri.

Gadis itu duduk di bangkunya dengan tatapan kosong yang siapa pun bisa bertanya-tanya kenapa. Dua sahabat yang menyadari perubahan Saira langsung bertanya.

"Kenapa lo? Bengong terus kerjaannya." Aya membuka topik pembicaraan.

"Hah? Oh.. enggak."

"Lo sakit? Terus itu lengan lu ngapa ada goresan gitu? Gak mungkin kan lu mau potong nadi?" tebak Aya yang langsung di beri tepukan pada dahinya oleh Syasa.

"Di jaga kalo ngomong!" peringat Syasa.

"Gue mah gapapa, tapi.."

"Tapi?"

REVENGE: If You Loved You Lose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang