23 || Revenge

36 5 0
                                    

Part 23

|| Revenge || 

Berhubung sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan, dengan begitu saya selaku author memilih untuk rest terlebih dahulu. Gak lama, cuma satu bulan aja. Jadi ini update terakhir sebelum puasa. Tolong untuk memahaminya dengan baik. Terima kasih><.

★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★ 

So, happy reading bestie!

▪︎

▪︎

▪︎

Persis seperti apa yang Marel katakan sebelumnya, mereka akan pergi ke festival lampion di danau. Sepanjang area acara ramai oleh para pengunjung dan pedagang. Ada mereka yang menjajakan makanan dan minuman juga ada yang menjual berbagai macam lampion.

Sepasang kekasih itu menutuskan untuk duduk di salah satu tikar yang disediakan penyelenggara. Mereka sempat beberapa kali bercanda hingga akhirnya Saira mengganti topik pembicaran. Dengan satu hal yang sejak lama sebenarnya ia pertanyakan.

"Arel, aku boleh nanya sesuatu?"

"Tanya aja, sayang. Apapun itu aku coba jawab," balasnya.

"Waktu pertama aku berangkat sekolah bareng kamu, aku gak sengaja nyinggung hubungan persaudaraan kamu sama Vino. Dan aku dengan jelas bisa dengar saat itu kamu bilang sesuatu tentang penculikan. Boleh kamu ceritain?"

Marel tersenyum lalu mengangguk. "Kejadian itu udah cukup lama, terjadi sekitar satu bulan setelah kematian mama," ujarnya mulai menceritakan kejadian itu.

"Saat itu, aku sama Vino lagi di jalan buat pulang dari sekolah. Tapi tiba-tiba ada satu mobil hitam, beberapa orang keluar dan bekap aku sama Vino. Mereka bawa kita berdua masuk kedalam mobil, di sana kita di ikat pakai tali dan kepala kita di tutup pakai semacam kain hitam–"

"–aku pingsan karna kehabisan napas, begitu sadar udah ada di ruangan gelap. Kita berdua kepisah, Vino ada di ruangan lainnya. Sampai sore hari, Vino di pindah ke ruang yang sama denganku. Para penculik itu berjaga disekitar bangunan tentunya.

Malam itu, kita mau kabur lewat jendela. Tapi karna lumayan tinggi, kita ketahuan. Dalam posisi Vino mau keluar, dan aku masih di bawah. Aku di tarik, menjauh sedangkan Vino berhasil keluar. Lalu paginya, ada seseorang yang bebasin aku," jelasnya.

"Kamu tau dia siapa?"

"Sayangnya enggak."

"Terima kasih sudah mau membagi cerita," ujar Saira.

"Tentu, sayang." Ah, sepertinya Saira harus terbiasa dengan panggilan itu. Yang keluar tanpa tahu waktu.

"Lo diem ye anjing! Kagak usah mepet-mepet bego!"

"Ya gue ngeri Sya, lu jalannya buruan napa! Elah."

"Ya sabar dong!"

Saira dan Marel bertatapan sebentar, lalu mengalihkan pandangan mencari sumber suara yang mereka kenali.

"SYASA!" panggil Saira kencang. Dua orang yang tadi sibuk berdebat itu sama-sama mengalihkan atensi pada panggilan Saira.

Melvino dan Syasa kemudian menghampiri Saira juga Marel. Bergabung duduk di tikar tersebut. Wajah mereka tampak tidak bersahabat. Sudah di pastikan Saira sejak mereka sampai di sini langsung bertengkar.

REVENGE: If You Loved You Lose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang