Part 6
|| Revenge ||
★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★
So, happy reading bestie!
▪︎
▪︎
▪︎
Sebenarnya, apa sih yang dilakuin Lana di kantin?
Siswi dengan nama lengkap Lanarsya Selina itu tiba-tiba datang dan duduk di samping Marel. Ia tersenyum dan menyapa beberapa orang lain disana. Jovan tidak mempedulikannya dan fokus chating dengan Vera –pacarnya.
Sedangkan Melvino, ia membalas sapaan namun singkat dan asik bermain game. Dua orang datang dan bergabung dalam game Melvino. Mereka teman sekelas Melvino. Lalu, apa yang dilakukan Marel saat itu?
Laki-laki dengan rahang tajam itu memusatkan atensinya pada seorang perempuan yang tidak lain adalah Saira. Namun begitu Lana datang, gadis itu menghalangi pandangannya. Orang mungkin akan bilang "Menghalangi pemandangan" dan itu tidak salah sama sekali.
"Siang kak Arel!" sapa Lana.
"Jangan manggil gue Arel," ujanya sedikit menekan.
"Lho, kenapa gak boleh kak? Temen-temen kakak juga manggilnya Arel, kok aku gak boleh?"
"Mereka temen gue, tapi lo? Lo siapa tiba-tiba dateng terus gunain panggilan itu seenaknya," sindir Marel dengan wajah tanpa ekspresinya.
Empat orang lain di meja ini tampaknya sangat fokus hingga tidak sadar dengan yang terjadi di sekitarnya.
"Aku siapa? Yaudah kenalan dulu. Aku Lanarsya Selina, 16 tahun kelas X IPS 3. Dan aku, masa depan kakak!"
Marel merengut heran, ia cukup peka dengan kata-kata itu. Namun dirinya terlalu abai untuk saat ini. Tidak mengindahkan perilaku Lana padanya dan tanpa sadar Lana menganggapnya memberikan secercah harapan. Dimana gadis itu bisa memiliki Marel seutuhnya.
"Oh ya kak, kak Arel udah makan siang kan? Soalnya jam istirahat sebentar lagi selesai."
"Tau gak kak, masa tadi temen aku rebut kertas jawaban aku. Ish gak mau usaha banget."
"Terus tuh ya, bendaharanya ngeselin banget. Aku di tagih kas lagi padahal aku udah bayar sebelumnya, tapi dia bilang belum. Halah nyari untung aja dia pasti!"
Gadis itu terus mengoceh tanpa henti, ia pikir Marel mendengarkan dan menyimak kemudian tertawa kecil karna candaan sederhananya. Juga beberapa kejadian lucu yang ia ceritakan.
Justru sebenarnya, laki-laki itu tengah tertawa karna melihat Saira mendapat aksi jahil dari Aya dan Syasa di meja yang tak jauh dari tempat ia duduk. Hingga ia kemudian tersadar karna suara berisik yang mengganggu ketenangannya dalam menikmati tawa Saira.
"Bisa berhenti gak? Lo ganggu banget sumpah! Gak ada yang dengerin padahal," sentak Melvino mengalihkan atensi Marel.
"Tapi kak Arel dengerin kok!" belanya dengan percaya diri.
"Dengerin apaan sih nyet!" jawab Marel sedikit menyentak.
"Heh, gak usah kepedean lu jadi cewek! Abang gue dari tadi senyam senyum tuh karna ceweknya kena jahil sahabatnya bego! Noh liat sendiri sana!" sewot Melvino kemudian menunjuk meja yang di tempati Saira.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE: If You Loved You Lose [END]
Mystery / ThrillerPembalasan dendam berbalut egois dalam diri mampu menghancurkan banyak hal. ••☆•• Tragedi kala usia belia yang menimpa Matel dan Saira bertahun-tahun lalu. Marel harus menerima kematian sang ibu dengan mengingat wajah pelaku pembunuhan. Sementara S...