12 || Revenge

58 6 0
                                    

Part 12

|| Revenge || 

Saya kembali!!!

★Sebelum mulai baca, boleh dong vote dulu gitu. Biar kita sama-sama enak:) And, sorry for typo's juga mungkin ada ejaan kata yang salah. Bisa dibantu koreksi di mana aja letak kesalahannya. Harap bijak jadi pembaca okey?★ 

So, happy reading bestie!

▪︎

▪︎

▪︎

Setelah menghabiskan nasi goreng, dan membayarnya. Baru saja Marel hendak menaiki motornya, Saira telah menariknya lari. Beberapa meter di belakang mereka, ada sekitar delapan orang mengejar.

Oh ayolah baru tadi pagi kabur dari Lana dan Gio, malam ini apa lagi?

"Kenapa kita harus lari?" Marel berteriak.

"Jangan nanya dulu, kita harus segera lepas dari mereka!" Saira ikut teriak untuk menjawab.

••☆••

Gionino Arselan, saudara tiri dari Lanarsya Selina. Laki-laki itu tengah memandangi foto dirinya dengan seorang perempuan semasa SMA nya dulu. Sosok perempuan yang telah lama hadir dalam ruang hatinya.

Ia tahu, peristiwa tadi pagi seharusnya tidak terjadi. Laki-laki berusia 26 tahun ini tidak bisa memilih dan berlaku seenaknya. Lana, sang adik memiliki kekuasaan yang lebih tinggi darinya. Ibarat dirinya hanya seorang karyawan dan Lana adalah direktur.

Gio dan Lana terpaut jarak usia yang cukup jauh, yakni 10 tahun. Karna kekuasaan Lana yang lebih tinggi dari Gio, ia hanya bisa melaksanakan meskipun tidak mau.

"Dera, bangun dong. Udah 7 tahun berlalu, gak kangen sama Gio? Maaf soal tadi pagi. Secepatnya akan ku bawa dia nemuin kamu Dera," ujarnya yakin kemudian meletakkan kembali foto tersebut di atas nakas. Tangannya menggenggam jari lentik perempuan yang ada di dalam foto.

Perempuan itu terbaring di atas bangkar rumah sakit. Dengan berbagai alat medis yang membantunya bertahan hidup.

"Rambut kamu panjang banget Der, kalo kamu bangun kamu pasti udah misuh-misuh pengen ke salon buat potong rambutnya. Dia mirip banget sama kamu Der, tapi dia lebih kelihatan kasarnya. Beda sama kamu, yang diem aja bikin adem."

Gio bangun dari duduknya kemudian mengecup pucuk kepala perempuan yang ia panggil Dera.

"Der, Gio pamit pulang dulu. Besok aku ke sini lagi."

Kembali pada Saira dan Marel, berada di jalanan sepi dan terkepung.

"Arel, aku boleh pukul mereka?"

"Janji kamu gak luka."

"Itu tergantung sih."

"Ra!"

"Iya janji gak luka. Boleh kan?"

"Pukulin aja sampai masuk rumah sakit juga boleh." Saira memekik kegirangan setelahnya, "woho! Maju sini kalian gue gak takut, didikannya pak Candra Darrenzo ni bos!"

Kedelapan pria yang mengepung mereka lantas maju, empat melawan Saira dan empat lainnya melawan Marel. Pukulan juga tangkisan mereka lempar pada lawan. Saira sama sekali belum mengeluarkan pukulannya. Ia terus menghindari serangan lawan.

Hingga akhirnya ia memutar tubuh 360° dengan bertumpu pada kaki kiri, dan kaki kanan yang terangkat ke atas. Kemudian kaki kanannya itu mengenai leher salah satu lawan dan sukses membuat pria tersebut mencium aspal. Pria lainnya langsung menghampiri Saira untuk menggantikan pria sebelumnya.

REVENGE: If You Loved You Lose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang