Bab 09
Naruto mengangkat lengan kanannya, memberi kesempatan Elang Hitam untuk bertengger di lengannya. Hewan itu terbang dan hinggap di lengan Naruto dengan senang hati. Sorotan mata yang begitu tajam, menatap balik netra sapphire Naruto. Senyum simpul terukir di bibir manisnya.
"Ada apa?" tanya Naruto, sembari melangkah ke arah kolam buatan dan berhenti di tengah jembatan. Naruto menatap kaki burung itu, di kaki Elang Hitam ada gulungan yang sudah diikat dengan rapi di sana. Dia memilih mengambilnya dan membuka isi gulungan kecil tersebut, setelah Elang Hitam diturunkan Naruto ke kayu pembatas jembatan. Dengan seksama, Naruto membaca isi surat tersebut.
Dahinya semakin berkerut dalam, tanda dia tidak menyukai apa yang tertulis di dalam surat tersebut. Dia menggulung kertas itu dan menyimpannya di saku bajunya. Naruto kembali menatap Elang Hitam, dan dia mengelus kepala hewan itu dengan hati-hati. "Aku mengerti. Kau bisa pergi!" seru Naruto. Elang Hitam menatap sapphire itu untuk ke sekian kalinya, dan memutuskan untuk terbang kembali setelah mendapat anggukan kepala dari Naruto.
Naruto menatap kepergian burung itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Seperti yang aku duga, Kerajaan Uchiha tidak aman! Batinnya, di dalam hati. Naruto memutuskan untuk kembali ke tempat Shion, dan kembali lagi ke aula istana setelah ini.
"Kau sudah selesai? Bagaimana dengan tanganmu?" tanya Naruto, yang baru saja memasuki paviliun. Dia berjalan mendekat ke tempat dimana Shion sedang duduk. Naruto bisa melihatnya, jika punggung tangan Shion sedikit memar. "Sebaiknya kita tidak usah mengikuti perjamuan malam ini, kita bisa-" ucapan Naruto terhenti, karena Shion memotongnya.
"Tidak bisa!" tegas Shion. Dia menggelengkan kepalanya pelan. Shion harus berada di sana sekarang, kehormatan kerajaan Namikaze sedang dipertaruhkan di sini. Shion masih ingat, banyak kandidat yang melihat dirinya begitu diremehkan begitupun dengan Naruto juga. Jika Shion tidak maju ke depan untuk menunjukkan siapa yang pantas berdiri di sini, maka nama kerajaan Namikaze akan disepelekan oleh kerajaan lain. "Kita akan tetap pergi," lanjutnya, menambahi. Akan sia-sia saja baginya yang sudah jauh-jauh dari Kerajaan Namikaze, namun tak memenangkan sayembara yang terlihat mudah ini. Untuk dirinya, dia harus menang. Nama kerajaan sedang dipertaruhkan di tangannya.
Shion sudah tahu segala rumor yang tersebar di seluruh kerajaan, jika dirinya mendapat gelar yang cukup membanggakan di luar Kerajaan Namikaze. Bahkan Ayahanda begitu bangga saat pertama kali mendengar rumor itu, pikirnya, saat kembali mengingatnya. Sudah sedari kecil dirinya dididik untuk menjadi yang terbaik di antara yang lain. Percuma saja jika dirinya memilih mundur saat ini padahal itu masih belum seberapa baginya. Jika boleh jujur, Shion sebenarnya sedikit ragu dengan kepercayaan dirinya sendiri. Apa ia cukup bisa diandalkan.
Berbeda dengan Naruto, dia sudah banyak berinteraksi dengan banyak jenis dan segala macam karakter seseorang di luar Kerajaan Namikaze. Sedangkan Shion, dirinya dididik untuk menjadi seorang putri yang sempurna untuk sebuah kerajaan. Pernah di dalam hatinya, Shion merasa iri dengan posisi Naruto yang bisa merasakan kebebasan, tapi tidak dengan dirinya. Memikirkan hal itu hampir saja membuat semangatnya hilang. Ini masih permulaan, semangatlah Shion, tegurnya, untuk diri sendiri mencoba menyemangati.
Pintu aula terbuka, dan lirikan mata menyambut kedatangan Naruto dan Shion. Tanpa merasa repot untuk membalas beberapa tatapan yang menandakan ketidaksukaan mereka, mereka berdua berjalan dengan percaya diri. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Naruto, untuk kesekian kalinya. Shion hanya merespon dengan anggukan, tanpa menoleh ke arah Naruto yang berjarak satu langkah di belakangnya.
"Yang Mulia Raja Uchiha Fugaku dan Permaisuri Uchiha Mikoto, memasuki istana!" seruan sang kasim, terdengar keras. Rombongan raja berjalan masuk diiringi pengikutnya yang berjalan menuju posisi masing-masing, untuk berjaga. Raja dan permaisuri berdiri di tangga tertinggi menatap semua kandidat yang juga ikut berdiri, lalu mereka dengan serempak memberi salam hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal & Putra Mahkota
Fanfiction[END] Menceritakan kehidupan Uzumaki Naruto, putri dari Selir Uzumaki Kushina dan Raja Namikaze Minato. Selain status sebagai putri dari kerajaan Namikaze, Naruto juga adalah seorang Jenderal Perang. Keselamatan Putri Shion, putri dari Permaisuri Na...