Bab 36

1.2K 236 26
                                    

Bab 36

Di Kerajaan Uchiha, Juugo, Karin dan Suigetsu berhasil untuk bertemu dengan Putra Mahkota setelah harus menunggu selama satu minggu. Putra Mahkota yang terkenal sulit untuk ditemui itu selalu sibuk dengan dengan banyak pekerjaan. Mereka bersyukur bisa melakukan pertemuan secara resmi dengan Sasuke.

"Apa yang kalian butuhkan, hingga datang ke tempat ini?" Tanya Sasuke, masih sibuk dengan beberapa gulungan laporan. Netra gelapnya hanya terfokus pada pekerjaannya.

"Kami ingin menjadi bawahanmu, jika kau berkenan." Jawab Suigetsu, cepat. Ia dan kedua temannya yang lain saling menatap, percaya pada keputusan Suigetsu. Lagi pula, mereka juga tidak ingin bingung dalam menjalani hidup di luar istana.  Tujuan mereka adalah, untuk menjauh dari majikan mereka yang sebelumnya.

Dalam hati Sasuke, ia tersenyum menyeringai. Ia belum sempat menawarkan sesuatu semacam kerja sama kepada mereka, namun mereka sendiri yang dengan hati datang ke tempat ini. "Lakukan sesukamu." Balas Sasuke, sekenanya. "Neji!" Panggilnya, pada bawahannya yang lain.

Neji pun masuk ke dalam ruangan Putra Mahkota. Ia memberi gerakan salam hormat dan menunggu perintah. "Mereka adalah anggota baru. Kirim mereka ke tempat latihan. Mereka yang akan mengisi Organisasi Taka!" Tegasnya, dengan menatap Neji lurus.

Mereka bertiga yang tak mengerti hanya bisa berekspresi bertanya dalam diam. Kenapa Sasuke memasukan mereka ke dalam Organisasi Taka. Mereka juga tidak menyangka akan semudah ini untuk menjadi anggota bawahan Sasuke secara langsung. Neji pun menggiring mereka ke tempat base camp dan pelatihan di mana mereka akan dilatih untuk menjadi pengawal Sasuke sekaligus Organisasi Taka. Dalam hati Neji, ia bersyukur karena tugasnya akan semakin berkurang.

Setelah kepergian mereka berempat, Itachi masuk dengan begitu saja ke dalam ruangan Sasuke. Wajahnya begitu terlihat serius saat menatap sang adik. "Sasuke, Ayahanda sudah menurunkan perintah." Ujarnya, dengan cepat. Ia bisa melihat Sasuke yang langsung terdiam di tempat. Tangannya berhenti menulis.

"Apa yang beliau perintahkan?" Tanyanya, sembari melanjutkan kembali aktivitasnya.

"Ayahanda akan menyerang balik, jika mereka tidak bisa di ajak bicara secara baik-baik. Apa yang harus kita lakukan?"

Sasuke berhenti menulis, dan berjalan mendekat ke arah peta beberapa kerajaan yang sudah berdiri sejak lama, yang masih berada satu tempat dengan ruangannya. Tangannya menunjuk Kerajaan Namikaze yang diapit oleh dua kerajaan; Uchiha dan Suna. Tiga kerajaan ini sudah menyepakati janji untuk pembagian wilayah perbatasan, dan Kerajaan Namikaze yang memulai pemberontakan lebih dulu.

Tangannya masih menunjuk peta bagian wilayah Namikaze. "Bukankah Namikaze dipimpin oleh Putri Naruto sendiri?" Tanyanya, kemudian berbalik menatap Itachi. Ia kembali ke tempat duduknya kembali. Sedangkan Itachi sendiri, ia masih berdiri di tempatnya.

"Saat ini bukan dia yang memimpin. Permaisuri Sara mengusirnya dari Kerajaan Namikaze dan beliau sendiri yang memimpin kerajaan tersebut."

"Pantas, amburadul." Balas Sasuke, sekenanya.

Itachi hampir saja tertawa karenanya. Ia menahan tawanya dengan mengatupkan bibir dengan rapat dan memilih memandang ke arah lain selain Sasuke. Setelah berhasil menahan tawa, Itachi bisa melihat ekspresi sang adik yang sepertinya tidak terima dengan responnya yang menganggap ini sebagai lelucon. "Kau tahu Sasuke, kata-katamu terdengar lucu saat ini!" Tukasnya, dan langsung tertawa keras.

Sasuke yang tidak terima pun menatap Itachi dengan tajam. "Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?" Pertanyaannya mampu membuat Itachi kembali ke setelan pabrik, dingin dan datar.

Itachi kembali serius dan menjawab, " Sesuai dengan perintah Ayahanda. Kita akan berperang jika mereka tidak bisa diajak kompromi, meski mereka pernah menjadi bawahan Putri Naruto sekalipun." Jelasnya, panjang lebar.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang