Bab 40

1.9K 250 28
                                    

weii.. tau tau udah bab 40 aja 🙃

Bab 40

Langkah kakinya berjalan memasuki sebuah ruangan yang hanya diterangi oleh obor api. Kakinya berhenti, di depan seseorang yang sedang duduk di kursi tunggal. Laki-laki itu membungkuk, memberi hormat. "Sesuai dengan perintah Anda, Tuan. Target pengganti memiliki tubuh yang lebih sempurna dari pada target yang pertama." Tuturnya, melaporkan, masih dengan posisi memberi hormat.

"Kau boleh pergi." Tukas seseorang yang duduk di kursi tunggal tersebut. Laki-laki yang baru saja memberi laporan pun undur diri, meninggalkan ruangan tersebut.

"Kabuto." Panggilnya, pada anak buah yang satunya. Seseorang yang dipanggil dengan nama Kabuto pun datang menghampiri. Ia berdiri tak jauh dari tempat duduk tuannya. "Perintahkan pada mereka berenam untuk menjemput Target Ke Dua!" Tukasnya, dengan lidah yang menjilati bibirnya. Lidah panjangnya terlihat seperti ular, namun terlihat menjijikkan bagi yang melihatnya.

"Baik, Tuan Orochimaru." Laki-laki yang dipanggil Kabuto pun undur diri. Ia harus memberi perintah pada bawahan juniornya untuk menjemput seseorang baik secara paksa ataupun suka rela.

Setelah sepeninggalnya Kabuto pergi. Orochimaru menatap lukisan laki-laki  yang ditempelnya di dinding markas tempat persembunyiannya. Laki-laki itu terlihat tampan. "Tidak lama lagi, tubuh sempurna itu akan menjadi milikku!" Ujarnya, disusul kekehan yang terdengar menjijikkan.

.

Naruto membuka kelopak matanya dengan pelan. Sudah dua hari ia tak sadarkan diri, setelah insiden beberapa hari yang lalu. Tubuhnya terasa berat saat ia mencoba untuk bangun. Ia menatap ke arah sekitar dengan pandangan yang sedikit kabur. Ingatan beberapa hari yang lalu tiba-tiba menghujam isi kepalanya. Lagi-lagi kepalanya berdenyut sakit karenanya.

"Ck!" Decakan kesal pun lolos dari bibir tipisnya. Mengingat itu kembali, Naruto kembali dikuasai oleh emosi.  Dengan langkah kaki yang gontai, Naruto mencoba untuk beranjak dari tempat tidurnya.

Ia mendudukkan diri kursi meja teh. Dengan gerakan cepat, ia mengangkat teko dan menuangkan isinya ke dalam cawan, lalu meminumnya hingga tandas. Bunyi suara 'tak' mengisi ruangan tersebut, dari hasil benturan antara cawan dan alasnya karena gerakan Naruto.

Setelah dirasa tubuhnya sudah membaik, Naruto pun beranjak menuju ke bagian rak baju untuk berganti pakaian. Ia hari ini memilih gaun berwarna hitam. Saat ia beranjak untuk bercermin ke arah perunggu, Naruto dikagetkan dengan sosok dirinya yang mengalami perubahan pada surai pirangnya. "Apa yang terjadi!?" Gumamnya, pelan, dengan kaget. Ia menyentuh surai merahnya dengan satu tangan yang gemetar. "Bagaimana bisa?" Gumamnya, pelan. Wajahnya terlihat pucat, syok. Dalam hitungan detik, suara teriakannya pun terdengar hingga ke luar paviliun.

Kushina dan Kurama yang kebetulan sedang berada di taman pun segera bergegas masuk ke dalam paviliun Naruto. Kushina bisa melihat jika putrinya sedang terduduk di sudut ruangan dengan tubuh yang bergetar hebat. Dilihat dari mana pun, Naruto seperti sedang diserang rasa syok yang berlebihan. "Naruto!" Panggilnya, keras. Ia pun berlari mendekat ke arah putrinya, dan langsung memeluk tubuh putrinya yang terlihat seperti ketakutan.

Naruto yang merasakan pelukan sang ibu di sebelah tubuhnya pun langsung berbalik untuk memeluk sang ibu. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia masih tidak menyangka dengan perubahan yang dialaminya dan tanpa kehendaknya juga. "Ibu! Apa yang terjadi denganku?" Racaunya, di sela isak tangisnya. Sedangkan Kushina sendiri hanya bisa membalas pelukan putrinya dengan erat, dan berharap mampu menghentikan tangisan Naruto. Kurama hanya bisa menatap dengan sedih ke arah mereka berdua. Apa keputusannya salah untuk membawa mereka berdua ke kerajaannya?

Setelah tangis Naruto mereda, Kushina pun mulai menjelaskan apa yang sudah menimpa putrinya tersebut. Kushina juga mengatakan jika, Naruto adalah reinkarnasi dari seseorang yang pernah hidup di masa lalu Kurama. Ia juga mengatakan bahwa ia dan Kurama pun tidak tahu apa penyebab yang menyebabkan rambut pirangnya berubah menjadi merah.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang