Bab 12

1.9K 292 22
                                    

Padahal udah ngetik banyak. Eh ilang lagi hasilnya. Mengsedih lah...
Btw, hasil bolang kemarin...

Btw, hasil bolang kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Bab 11

Itachi melangkahkan kakinya menuju paviliun sang adik berada. Entah kenapa pakaian berlapisnya sedikit menyusahkan dirinya untuk melangkah saat ini. Bibir tipisnya berdecak, kesal, karena langkah kakinya seperti melambat. Dia memasuki gerbang utama paviliun dengan tergesa-gesa. Dengan gerakan kasar kedua tangannya membuka pintu paviliun Sasuke, tanpa menghiraukan jikalau pintu itu bisa rusak karenanya.

Sasuke yang duduk di kursi meja belajarnya hanya melirik sekilas pelaku pendobrakan pintunya. Ia memilih bergerak bangkit menuju ke tempat burung elang yang bertengger di dahan kayu, yang sebenarnya memang disiapkan khusus untuk hewan tersebut. Sasuke memilih menyibukkan diri dengan memberi sesuap makanan ke hewan tersebut menggunakan sumpit. Tak menghiraukan sedikit pun sang kakak yang sudah memasang ekspresi kesal.

Itachi yang melihat Sasuke seperti menghindari dirinya secara terang-terangan hanya bisa menghela napas keras. "Apa ada perkembangan?" Tanya Sasuke, padanya, tanpa repot-repot menoleh ke arah lawan bicaranya. Ia masih setia dengan kesibukannya sendiri, memberi makan burung elang kesayangannya.

Sedangkan Itachi, ia sibuk mengambil tempat duduk di meja teh. Satu tangannya mengangkat teko teh dan menuangkan isinya ke dalam gelas kecil miliknya, sembari berkata, "Bawahanku mengatakan, burung itu milik salah satu dari para kandidat sayembara. Tapi aku tidak tahu siapa tuan dari burung elang itu." Tuturnya. Itachi meletakkan teko tehnya kembali ke atas meja, lalu meminum teh tersebut dengan pelan. Setelah selesai membasahi tenggorokannya, ia meletakkan gelas kecilnya ke atas meja sembari berujar,  "Bawahanku hanya tahu jika elang itu berukuran besar, dan berwarna hitam pekat. Kukira itu elang milikmu yang mencoba mengirim surat secara diam-diam kepada salah satu Putri yang tinggal disana."

Itachi tahu jika itu memang bukan ulah Sasuke, karena pada saat yang bersamaan Sasuke juga sedang bersama dirinya. Ditambah elang milik Sasuke memiliki ciri-ciri yang tidak sama seperti yang disebutkannya tadi, melainkan hewan milik Sasuke itu berwarna abu gelap dengan sayap sedikit bercorak putih. Jadi, Itachi mengambil kesimpulan sendiri, jika elang hitam yang dilaporkan itu memang benar-benar milik seseorang yang tinggal di paviliun salah satu peserta kandidat. Untuk saat ini Itachi belum tahu pasti, siapa tuan pemilik dari Elang Hitam tersebut.

Sasuke hanya mendengarkan saja. Semakin ke sini, Sasuke semakin penasaran dan dibuat bingung. Untuk sementara ini ia akan diam, dan akan merangkai semua kejadian itu menjadi satu, bersama dengan peristiwa penyusupan di perpustakaan beberapa minggu yang lalu. Ruangan itu kembali hening, baik Itachi maupun Sasuke tidak ada yang mau membuka pembicaraan sama sekali. Kegiatan Sasuke yang menyuapi hewan peliharaannya pun terhenti saat salah satu dayang menginterupsi kegiatan kedua tuanya tersebut. Dayang mengatakan jika mereka berdua harus hadir di babak ke dua ini.

.

Aula tadi yang sempat hening, menjadi sedikit berisisik dengan adanya suara bisik-bisik dari beberapa dayang yang memang dibawa oleh para kandidat dari kerajaannya masing-masing. Kehadiran sang Putra Mahkota dan Pangeran Itachi yang diiringi rombongan menarik semua pasang mata yang sebelumnya terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang