Bab 24

1.7K 336 96
                                    

Jangan lupa bintangnya ya... Dan terimakasih sudah membaca 🙏

Bab 24

Pasukan yang dipimpin oleh Sasuke menang dalam pertempuran melawan pasukan Danzo. Mereka berhasil meluluhlantakkan Kerajaan Danzo sepenuhnya. Ia dan ketiga teman barunya baru saja mengalahkan Prajurit Bawah Tanah. "Putra Mahkota, apa yang harus kita lakukan setelah ini?" Tanya Neji, yang sebenarnya sudah mengawal Sasuke sejak keberangkatannya dari kerajaan.

Sasuke menoleh ke arah temannya tersebut. "Kita istirahat setengah jam, lalu langsung menyusul ke tempat mereka berada." Tukasnya, lalu berlalu pergi ke bawah pohon untuk beristirahat. Ia bisa melihat Neji yang langsung melaksanakan perintahnya. Sasuke menoleh ke arah Suigetsu dan kedua temannya. Di sana mereka sama halnya dengan Sasuke, beristirahat di salah satu bawah pohon yang tidak jauh dari tempatnya.

Sasuke menatap tanah yang sedikit berumput. Pikirannya sedang mengelana entah ke mana. Ia berpikir, setelah semua ini selesai dan kembali ke kerajaan lalu menyelesaikan sayembara yang tertunda itu, Sasuke sedikit enggan. Jika boleh memilih, Sasuke lebih suka dengan kesendiriannya untuk saat ini. Kemudian, sosok Naruto entah bagaimana bisa masuk ke dalam pikirannya.

"Ch," decakan pelan itu lolos dari mulutnya. Ia menatap asap yang membumbung tinggi di bagian timur. Itu adalah hasil kemenangan yang mereka dapatkan. Dengan ini, gelar Putra Mahkota yang ia sandang tidak akan dipermalukan orang lain jikalau ia tidak bisa menghanguskan Kerajaan Danzo. Lagi pula, Sasuke juga tidak ingin dipermalukan di depan seorang Jenderal Wanita dari kerajaan tetangga. Bisa-bisa harga dirinya turun sebagai Putra Mahkota.

Pasukan yang Sasuke pimpin pun kembali melakukan perjalanan menuju ke tempat Jenderal Naruto sedang berperang. Mereka memacu kudanya masing-masing dengan cepat, agar tidak datang terlambat. Suigetsu, Karin dan Juugo entah bagaimana dan kenapa mereka malah memilih ikut berpartisipasi kembali, mengikuti semua perintah Sasuke.

"Apa kita akan mengikutinya terus?" Tanya Juugo, sembari mengendarai kuda yang dipinjamkan oleh Sasuke. Ia penasaran akan jawaban Suigetsu yang menuruti semua perintahnya tanpa ragu.

Suigetsu sendiri menoleh ke asal suara. "Tentu saja. Setelah perang kita bisa bebas!" Balasnya, cepat. Setelah perang ini usai, ia dan kedua temannya akan terbebas dari perjanjian yang pernah ia tawarkan pada Sasuke. Lagi pula tugas mereka hanya membantu saja. Tanpa mereka ketahui, perang yang menunggu mereka akan berlangsung lama.

.

Kaki Naruto berpijak kembali ke tanah gurun. Ia menatap tajam sosok Danzo dengan netra merahnya. Kembali, tanpa aba-aba, Naruto berlari dengan cepat dan meloncat ke atas dan menggenggam pedangnya dengan kedua tangannya, menebas kembali sosok Danzo yang siap menghalau kembali menggunakan pedangnya yang sudah retak. Benturan yang ditimbulkan pun lebih dahsyat dari pada sebelumnya. Naruto benar-benar menggunakan seratus persen tenaga dalamnya.

Efek angin yang ditimbulkan dari pedang Naruto yang beradu dengan pedang milik Danzo, membuat tanah gurun bergetar dan hembusan angin yang kencang meluas ke segala arah. Kejadian tak terduga tersebut pun membuat semua orang yang ada di gurun tersebut tersentak kaget. Mereka serentak menoleh ke asal dua manusia itu, yang berhasil menimbulkan getaran pada tanah tersebut.

Retakan pada pedang Danzo pun bertambah. Retakan itu seolah sedang bergerak merayap, hingga pedang itu patah menjadi dua bagian. Entah bagaimana retakan itu seolah-olah bisa terdengar oleh siapapun yang ada di sana, termasuk Naruto sendiri. Naruto yang masih setia menyerang Danzo pun melukai bahu kirinya telak. Dengan gerakan yang sudah direncanakan sebelumnya, Naruto kembali meloncat ke belakang menggunakan ilmu meringankan tubuh. Ia menatap datar Danzo, setelah kakinya benar-benar menapak di atas tanah gurun.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang