Bab 02
Suasana pesta perayaan kemenangan masih berlanjut. Di tempat Naruto duduk, ia diam dengan semua pikiran yang berkecamuk di dalam kepalanya. Setelah ia menjawab perintah sang raja dan tak bisa menolaknya, ia memilih duduk di mejanya kembali. Dan jika ia menolak, sama saja dengan penghinaan secara terang-terangan terhadap pemimpin nomor satu tersebut.
Putri Shion memilih duduk di tempat samping sang permaisuri. Naruto menolehkan kepalanya ke arah singgasana. Di sana, di sebelah kursi tahta sang raja, sang ibu hanya diam seribu bahasa. Sejak kepulangannya, sang ibu tak pernah mau menemui dirinya semenjak dirinya lulus dari sekolah militer.
"Kenapa ibu hanya diam," gumamnya, pelan. Kepalanya menunduk, berpikir apa ia punya salah dengan sang ibunda. Kepalanya kembali terangkat saat seseorang menarik kursi di depannya dan mendudukinya. Satu alisnya terangkat, saat sosok yang dikenalnya menatapnya dengan senyum konyolnya, pengaruh dari arak.
"Hei, Naruto. Ah, maksudku Jendral Naruto." ucapnya, berbasa-basi. Ia mengangkat botol araknya, sembari berkata "Sepertinya kau tak menikmati pestamu." Kemudian sosok itu terkekeh pelan, membuat Naruto merotasi bola matanya, bosan.
"Ada apa?" tanya balik Naruto, mengalihkan pembicaraan. "Kau menghampiriku tidak hanya untuk menyindirku, 'kan?" ucapnya dengan ketus dan terkesan enggan. "Katakan!" imbuhnya. Naruto sudah lelah dengan pesta perayaan ini meski di dalam hatinya enggan mengakui adanya perasaan bangga dengan diadakannya perayaan kemenangannya, tapi memikirkan kenapa sang ibunda acuh dan enggan dengan dirinya membuatnya merasa frustasi dalam keadaan diam. Kenapa baru sekarang dia menyadarinya.
Sosok itu bernama Geko Hayate, mantan seorang pemimpin regu pasukan yang dulu pernah memimpinya juga. Dia masih sibuk dengan kelakarnya, dan Naruto memilih mengabaikan, namun kalimat selanjutnya menarik eksistensinya. "Aku akan mulai serius." Ekpresinya berubah serius, bahkan botol arak yang dipegangnya tadi sudah ia biarkan di atas meja. "Kau tau, kenapa Yang Mulia memintamu menjadi pengawal pribadi Putri Shion?" Sedangkan Naruto, menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dia juga tidak tahu-menahu apa saja yang telah terjadi di kerajaan, dan membuat sang ayah memberi perintah secara pribadi.
"Itu karena posisinya sebagai putri kesayangan Raja Minato, menjadi ancaman bagi para putri bangsawan yang ada di kerajaan ini." jelasnya. Lagi-lagi Naruto mengangkat satu alisnya heran. Apa istimewanya menjadi putri kesayangan Yang Mulia, batinnya, di dalam hati. Naruto yang harusnya disayang, memilih menjauhkan diri demi cita-cita dan kebebasan seperti yang dirasakannya saat ini. Namun tidak selamanya Naruto akan terbebas dari tanggungjawabnya sebagai perempuan, ada masanya dia akan dan harus bersikap seperti seorang putri dan segala hal-hal yang menurut Naruto cukup merepotkan. Seperti perjodohan dan menikah, contohnya.
Selama Naruto tinggal di istana, kehidupan yang dimilikinya hanya monoton. Ia yang berstatus sebagai putri diwajibkan menguasi tata krama, sastra, kesenian dan masih banyak lagi hal yang berhubungan dengan keputrian. Semua itu membuatnya bosan, dan membuatnya memilih membangkang dari pembelajaran keputrian.
Hingga, pilihannya jatuh saat ia di ajak berkeliling di teritorial untuk latihan para prajurit kerajaan. Di umurnya yang ke enam tahun, ia begitu terpukau dengan sebuah pedang yang mengkilat saat pedang itu berusaha melumpuhkan lawannya, dan sebuah panah yang melesat dengan kecepatan tak kasat mata. Semua itu seakan membangkitkan semangatnya untuk melindungi kerajaan.
Di umurnya yang ke tujuh tahun, Naruto berusaha meminta izin untuk disekolahkan ke sekolah kemiliteran. Dengan alasan ingin melindungi kerajaan, raja Minato memilih menyanggupi walaupun dengan terpaksa. Naruto disekolahkan ke sekolah militer, dengan syarat jika ia harus menyembunyikan statusnya sebagai putri dari kerajaan Namikaze. Tidak hanya itu, Naruto juga tidak akan mendapat keistimewaan bila ia sekolah di sana. Naruto pun menyanggupi dan di kirim secara diam-diam, dengan alasan pengasingan karena kesalahan selama dirinya membakang dalam aturan kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal & Putra Mahkota
Fanfiction[END] Menceritakan kehidupan Uzumaki Naruto, putri dari Selir Uzumaki Kushina dan Raja Namikaze Minato. Selain status sebagai putri dari kerajaan Namikaze, Naruto juga adalah seorang Jenderal Perang. Keselamatan Putri Shion, putri dari Permaisuri Na...