Bab 46
Amarah Kurama semakin menjadi-jadi. Ia marah pada dirinya yang tidak bisa melindungi Naruto, adik angkatnya. Meski ia seorang iblis yang sudah hidup ribuan tahun, namun tetap saja ia tidak bisa melindunginya. "Arghhh!" Teriaknya, keras, melepaskan segala buncahan emosi yang ada di dalam diri.
Pedangnya menebas secara membabi-buta. Kurama mengamuk dengan mode iblisnya. Tubuh setengah manusia dengan setengah iblisnya pun mulai terbentuk. Telinga rubah mulai terbentuk bersamaan gigi taringnya yang juga mulai memanjang. Tubuh setengah iblisnya diselimuti kekuatan berwarna merah kehitaman.
Gaungan yang cukup keras mampu membuat bulu kuduk berdiri, bagi setiap manusia yang mendengarnya. Tanpa diduga, beberapa ekorpun juga mulai ikut muncul untuk menyempurnakan wujud iblis setengah manusia milik Kurama. Tanah yang bergetar hebat menjadi saksi akan betapa kuatnya kekuatan iblis tersebut.
"Kyuubi! Itu Kyuubi!" Teriak salah satu prajurit di antara banyak prajurit yang begitu paham dengan sosok iblis pada zaman dahulu. Satu tangannya teracung tinggi ke arah Kurama dengan tubuh yang bergetar hebat. Mereka mulai merasakan rasa takut yang mulai menjalar ke setiap inci tubuh.
Udara berubah menjadi sangat dingin. Kehadiran Kurama dengan wujud menyeramkan membuat mereka semakin ketakutan dan tak terkendali. Dalam hitungan detik, Kurama yang dalam wujud iblisnya pun mulai mengamuk dan membantai apapun yang ada di depan matanya tanpa terkendali. Hingga satu tusukan pedang pun berhasil menembus bagian daging yang tebal tersebut. Kurama berhasil membunuh Naruto dengan tangannya sendiri. Tubuh ramping itu pun terjatuh ke atas tanah.
Tidak ada ekspresi yang terukir di wajah Kurama. Dalam wujud setengah iblis dan tak sadarkan diri, Kurama tidak hanya menusuk bagian tubuh Naruto dengan pedang saja, ia juga membanting tubuh itu dan melemparnya jauh ke tanah gurun. Wajahnya datar tanpa sedikitpun ekspresi, setelah melakukan aksi pembantaian tanpa pandang bulu.
Mereka yang menyaksikan semakin ketakutan. Pain yang melihatnya dengan kedua matanya sendiri, hanya termangu di tempat. Dadanya berdegup semakin cepat. Emosinya siap meledak saat ini juga. "Bangs*t!" Pain pun menyerang Kurama dengan brutal. Pertarungan antara Kurama dan Pain pun terjadi.
Dengan kekuatan dalam yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi, Pain menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengalahkan Kurama yang dalam mode iblis Kyuubi. Ia membanting tubuh Kurama ke atas tanah dengan keras. Disusul ia menancapkan sebilah pedang yang sudah ia aliri tenaga dalam yang berisi sebuah mantra segel.
"Mati kau, sial*n!"
Perlahan wujud iblis Kurama mulai memudar. Kesadarannya pun perlahan juga ikut terlihat ke permukaan. Tatapannya terlihat kosong. Hanya beberapa detik, hingga ia bisa merasakan rasa sakit yang dideritanya datang dengan secepat kilat. Rasa nyeri dan perih mulai menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Netra merahnya menatap Pain dengan perasaan campur aduk. Ia menoleh ke arah samping, guna menghindari tatapan kebencian milik Pain.
Nyawanya seperti dicabut, saat netra merahnya tak sengaja melihat tubuh Naruto yang tergeletak di atas tanah gurun. "Naruto," gumamnya pelan, tercekat di tenggorokan. Ingatan-ingatanpun mulai berputar di dalam kepalanya bersamaan dengan ia yang sudah membunuh sang adik, Naruto.
Pukulan di wajah yang dilakukan oleh Pain pun tak mampu menarik kesadarannya. Bahkan tusukan pedang yang di alamatkan padanya pun sudah mati rasa, untuk ke dua kalinya. Kurama akhirnya paham, seperti inikah rasanya jika ia ditusuk dengan sebilah pedang, seperti ia membunuh Naruto.
Pain pun sama saja halnya dengan Kurama. Ia berhasil melumpuhkan Kurama, dimana ia yang sempat dikuasai oleh emosi dan rasa amarah. Ia menatap nanar keadaan di depannya. Rasa putus asa menjadi atmosfer mereka semua yang menyaksikan kejadian tersebut. Medan perang mendadak menjadi hening. Kematian dua orang menyebar dengan sangat cepat. Banyak di antara mereka yang merasa kehilangan, putus asa, turut berduka cita, bahkan ada yang tetap datar. Toneri dan Kakashi hanya memunculkan ekspresi datar. Tidak merasa tertarik dengan kematian tersebut.
"Kau hebat juga, Pain dari Akatsuki." Ujar Orochimaru, memulai percakapan. "Tapi aku tidak akan membiarkanmu menang!" Lanjutnya, dan menyerang Pain dibantu Kabuto.
Pain semakin benci dengan dua sosok yang sedang mengajaknya berbicara tersebut. Ia pun berbalik, setelah menarik pedangnya yang baru saja ia gunakan untuk menusuk Kurama. "Benar. Semua ini berawal dari kalian. Kalian harus menerima akibatnya!" Serunya lantang, dan menerjang kedua musuhnya tersebut. Pertarungan pun kembali terjadi.
Toneri datang mendekat ke arah Kurama yang tak berdaya di atas tanah gurun. Tubuhnya berdiri menjulang ke atas. Kurama yang terkapar hanya bisa melihat ke arah kaki Toneri. Tubuhnya lemas, dan energinya sudah terkuras habis namun semua ini masih belum selesai. Satu tugasnya belum ia selesaikan.
"Apa kau akan melakukannya?" Tanya Toneri, pada akhirnya.
Percakapan beberapa jam yang lalu pun berputar seperti film diingatan Kurama. Toneri hanya bisa memberikan satu pilihan, agar bisa menyadarkan Naruto yang sedang dalam tahap menjadi seorang iblis.
"Hanya ada satu, agar Naruto kembali sadar sepenuhnya dan lepas dari kendali iblis Orochimaru." Kata Toneri, yang didengarkan Kurama dengan cermat.
"Apa itu?"
"Kau harus membunuh Naruto, dan merelakan jiwamu terkurung di dalam tubuhnya."
"Aku..."
Toneri hanya diam, menunggu jawaban apa yang akan dilontarkan oleh Kurama yang notabene adalah iblis yang sudah hidup beribu-ribu tahun di dunia manusia.
"Berjanjilah, kau akan melindunginya." Balas Kurama, yang sudah memantapkan dirinya untuk melindungi Naruto. Netra merahnya menatap Toneri dengan sungguh-sungguh.
Barikade pelindung pun mulai terpasang di sekitarnya. Kakashi yang berada di luar hanya bisa melakukan serangan kepada musuh agar tidak mendekati barikade milik Toneri, meski akan tetap kokoh jika mereka mencoba untuk menghancurkan pelindung tersebut.
Barikade itu berwarna bening dan transparan. Sedangkan yang berada di dalam barikade adalah Toneri, Kurama dan Naruto yang sedikit jauh dari posisi keduanya. Toneri pun melanjutkan, "Apa kau ingin dia hidup kembali?"
"Ya."
Mendapat respon yang sangat cepat, Toneri pun berjongkok untuk mengucapkan kalimat selanjutnya ke telinga Kurama. "Aku kabulkan permintaanmu." Katanya, lalu membatu Kurama untuk bangun kembali, berdiri dan mendekat ke arah Naruto yang sudah tak bernyawa jauh di sana.
Ia membaringkan tubuh Kurama di sebelah Naruto. Kemudian, ia melakukan ritual untuk menukar jiwa Kurama ke dalam tubuh Naruto, sesuai rencana mereka berdua yang sudah disepakati. Sedangkan Kurama sendiri, ia hanya bisa menatap Naruto dengan wajah teduh dan lega. Satu tangannya menggenggam erat tangan gadis itu. "Hiduplah dengan bahagia," kalimat tanpa terucap itu pun menjadi salam perpisahan dari Kurama untuk terakhir kalinya.
tbc.
tisu mana tisu....
hueee 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal & Putra Mahkota
Fanfiction[END] Menceritakan kehidupan Uzumaki Naruto, putri dari Selir Uzumaki Kushina dan Raja Namikaze Minato. Selain status sebagai putri dari kerajaan Namikaze, Naruto juga adalah seorang Jenderal Perang. Keselamatan Putri Shion, putri dari Permaisuri Na...