Bab 23
Matahari sudah terbit dari arah timur, namun Minato tak kunjung melihat kedatangan bala bantuan. Pasukan yang ia pimpin semakin menipis jumlahnya. Tebasan demi tebasan yang ia lakukan pada musuh semakin melemah. Mungkin ini yang namanya putus asa, pikirnya, kesal. Ia menghunuskan pedangnya tepat ke arah jantung musuh, dan menarik pedangnya kembali tanpa berkedip sama sekali. Minato lelah. Ia hampir mati, dan bala bantuan tak kunjung datang.
Minato mencoba menyemangati kembali pasukannya. Ini bukan yang terakhir, tapi ini perjuangan mereka. Mereka harus menang. Jika kalah, mereka harus kalah dengan cara yang terhormat. Minato dan pasukannya semakin brutal dalam melawan musuh. Ia akan menuntaskan semua ini.
Danzo sengaja memisahkan Minato dari penjagaan para prajuritnya. Ia berniat membunuhnya sendiri. "Sudah kubilang, menyerahlah! Dan biarkan aku menguasai kerajaanmu!" Serunya, dengan bibir menyeringai. Danzo kembali menghunuskan pedangnya, mencoba menusuk jantung Minato yang ternyata dapat dihindarinya. Melihat Minato yang kurang lebih cepat untuk menghindar, pedang Danzo akhirnya bisa mengenai tubuh Minato, meski itu hanya menggores lengan kanannya saja hingga darah langsung mengucur dari luka tersebut. Bibir Danzo kembali menyeringai, bangga karena berhasil melukai Raja Namikaze.
Sedangkan Minato sendiri, ia mencoba membalas serangan Danzo dengan sisa kekuatan yang dimilikinya. Namun nahas, tebasan yang tidak bisa dihindarkan mengenai lengan kanannya. Ia menggigit bibir dalamnya, kesal. Sial, Minato kecolongan. Pikirnya, di dalam hati.
Minato kembali membalas serangan, tapi entah kenapa sepertinya Danzo terlihat sedikit aneh. Netra hitamnya lebih gelap dari biasanya. Sepertinya Danzo sudah melakukan perjanjian dengan seorang iblis, tanpa sepengetahuan Minato. Karena terlalu banyak persepsi yang ia pikirkan, Danzo dengan cepat menghunuskan pedang yang tepat menusuk daerah perutnya. Ia bisa melihat wajah Danzo yang menatap dirinya dengan ekspresi puas. Pedang yang menusuk dirinya dicabut dengan paksa oleh Danzo. Minato bisa merasakan area perutnya terasa hangat dan basah, mungkin itu darahnya yang mulai merembes keluar. Rasa ngilu dan perih pun mulai terasa. Minato mendesis, dalam diam.
Ia jatuh terduduk. Minato mencoba bertumpu pada pedangnya, yang ia tancapkan pada gurun pasir. Sial, ia tidak boleh tumbang! Tegasnya, di dalam hati. Bala bantuan belum datang, dan ia tidak boleh mati lebih dulu. Suara Elang Hitam, yang berada di udara membuat Minato mendongak dan merasa lega. Ia menyeringai, menatap ke atas langit, di mana Elang Hitam sedang terbang berputar-putar di udara dengan suara ciri khasnya. "Mereka datang di saat yang tepat," gumamnya, pelan, dibarengi Minato yang mencoba untuk bangkit kembali. Entah kenapa rasa sakit yang dirasakan sudah pergi entah kemana. Rasa percaya dirinya kembali ke genggamannya.
Sejenak, suara yang berasal dari Elang Hitam itupun mampu membuat semua orang yang ada di gurun terhenti sejenak untuk menyaksikan hal apa yang sedang terjadi. Eksistensi mereka benar-benar tertuju ke arah Elang Hitam. Tanah gurun yang mereka pijaki seolah bergetar hebat, saat ini. Suara pedang yang beradu pun sudah berhenti. Mereka berpikir, jika ada suatu gempa bumi yang sedang terjadi. Namun, persepsi mereka semua salah, hal yang mereka tebak bukanlah hal yang sebenarnya.
Di bagian ujung gurun yang jauh di sana, debu-debu yang berterbangan menandakan sesuatu yang buruk. Mereka kembali berpikir, jika itu adalah badai gurun yang mencoba mendatangi mereka yang sedang berperang hebat. Sialan, entah kenapa bulu kuduk mereka mulai berdiri semua. Pikirnya, di dalam hati. Kedua kubu yang berseteru tersebut pun mulai siaga di tempatnya masing-masing.
Entah kenapa debu yang tadinya terlihat seperti badai, bukanlah badai yang mereka pikirkan. Pasukan Danzo mengumpat di dalam hati. Itu pasukan Kerajaan Uchiha. Minato yang bingung pun hanya mampu diam di tempat, seperti yang lain. Jika ada Elang Hitam, harusnya Naruto juga datang bukan prajurit Kerajaan Uchiha. Apa yang sebenarnya terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal & Putra Mahkota
Fanfiction[END] Menceritakan kehidupan Uzumaki Naruto, putri dari Selir Uzumaki Kushina dan Raja Namikaze Minato. Selain status sebagai putri dari kerajaan Namikaze, Naruto juga adalah seorang Jenderal Perang. Keselamatan Putri Shion, putri dari Permaisuri Na...