Bab 39

1.4K 247 25
                                    

Bab 39

Naruto surai pirang & Naruto surai merah.

"Apa Ibu tahu, tentang cerita leluhur Dewa Juubi?" Tanya Kurama untuk memastikan terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa Ibu tahu, tentang cerita leluhur Dewa Juubi?" Tanya Kurama untuk memastikan terlebih dahulu. Siapa tahu jika Kushina sudah atau belum tahu tentang cerita lama tersebut. Dan gelengan kepala Kushina pun menjadi jawabannya.

"Dewa Juubi adalah, seseorang yang memiliki kekuatan di luar batas semua manusia. Ia dulu adalah pemilikku. Saat peperangan terjadi di mana-mana, Dewa Juubi memerintahkan kami untuk pergi sejauh-jauhnya dari Kerajaan Juubi. Sebenarnya, kelahiran kami disiapkan untuk menjadi pendamping penerus mereka. Namun, peperangan hebat itu menghancurkan keinginan Dewa Juubi, membuat beliau mengambil keputusan untuk melindungi kami dari kejauhan." Kurama mengambil napas sejenak. Ia melirik Kushina yang sepertinya sangat menanti kelanjutan cerita darinya.

"Next thor!" Seru Kushina meminta Kurama untuk melanjutkan ceritanya.

Kurama pun melanjutkan kembali ceritanya. "Ibu tidak boleh takut ataupun marah denganku, setelah mendengar cerita ini." Tukasnya, mengingatkan. Kembali, Kushina hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kami diciptakan dengan bentuk yang berbeda-beda. Jumlah kami ada sembilan orang, dan aku berada di urutan terakhir. Dewa Juubi juga memberi kami nama. Namun, karena kami kabur ke bumi, membuat kami menjadi diburu oleh banyak manusia. Kami memang memiliki kekuatan yang tak terbatas, namun masih bisa dikalahkan oleh mereka jika kami memang sudah kalah dalam segi kekuatan. Tingkatan kekuatan kami tergantung dengan jumlah ekor yang kami miliki masing-masing. Untuk saat ini, hanya putra Ibu ini yang tersisa di bumi ini." Tuturnya panjang lebar. Kurama mengakhiri cerita kelamnya.

"Lalu untuk Naruto, bagaimana?" Tanya Kushina kembali, mengingatkan Kurama yang sepertinya lupa tentang poin penting dari beberapa pertanyaan Kushina.

"Dia hanya manusia biasa. Aku mengenalnya saat aku masih belum lama tinggal di bumi. Hanya dia yang memiliki pemikiran yang berbeda dari manusia biasanya. Aku tidak ingat namanya, yang aku ingat hanya surai merah dan wajah dia dengan Naruto sama. Aku berpikir, jika Naruto adalah reinkarnasi dari dia yang berada di masa laluku. Tapi kembali lagi kepada masing-masing, aku tidak akan tahu setelah jikalau Naruto sudah sadar sepenuhnya." Kurama kembali menarik napas dalam, dan melanjutkan kembali ceritanya.

"Aku mencintai wanita itu." Tutupnya, mengakhiri cerita. Ia menatap ke arah Kushina yang mulai menatap ke arah lain. Ah, sepertinya Kurama berhasil membuat ibunya kembali berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya. "Apa Ibu marah?"

Kushina kembali menatap putra angkatnya dengan senyum teduh. "Tidak." Balasnya cepat. "Hanya saja, Ibu khawatir dengan kalian berdua." Kushina pun berdiri dari tempat duduknya. "Ibu sedang memikirkan orang lain yang berusaha mengambil putri Ibu." Katanya, sembari menatap ke luar jendela. Taman di kerajaan ini begitu indah, pikirnya.

"Apa maksud Ibu?" Sahut Kurama, cepat. Ia berdiri menghampiri sang ibu. Kurama menatapnya dengan ekspresi serius. "Siapa yang ingin mengambil Adikku? Katakan!" Tukasnya. Sepertinya Kurama belum siap jika Naruto, adik angkatnya, diambil oleh orang lain. Tidak mungkin Naruto akan menikah, bukan? Pikirnya, di dalam hati. Ia masih belum menyadari kalimatnya yang terdengar ambigu.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang