Bab 41

1K 184 19
                                    

Bab 41

Seperti yang dikatakan oleh Kushina, Kurama pun datang menghampiri Sai di dalam penjara bawah tanah. Ibu angkatnya mengatakan jika ia ingin berbaikan dengan Naruto, ia harus memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah ia perbuat. Kurama memutuskan untuk memperbaiki masalah tentang Sai yang ia jadikan budak selama ini. Kakinya berhenti tepat di depan jeruji besi penjara tersebut. "Aku hanya akan mengatakan hal ini satu kali. Aku minta maaf padamu untuk semua perbuatan yang sudah kulakukan selama ini. Jadi, aku membebaskanmu dari kekuasaanku." Jelasnya, panjang lebar.

Sai yang bersandar di dinding penjara, di atas jerami kering, menatap Kurama dengan sinis. Ia mendengarkan semua perkataannya dan dibuat bingung sekaligus. Untuk apa Kurama meminta maaf padanya, dan hal apa yang sudah membuat Kurama berubah pikiran untuk melepaskan hak kekuasaan? Ia bisa melihat tanda budak di tangannya yang perlahan mulai menghilang. Sepertinya Kurama sungguh-sungguh dengan ucapannya. Pikir Sai, di dalam hati.

"Rawat dia dengan baik!" Tukas Kurama pada penjaga. Ia pun berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut, dengan dikawal beberapa prajurit yang lain.

"Berterimakasihlah pada Yang Mulia, karena sudah membebaskanmu!" Sindir prajurit tersebut pada Sai. "Jika bukan karena Putri Naruto, kau pasti sudah mati setelah ini." Lanjutnya, tanpa merasa bersalah atas penyiksaan yang pernah prajurit itu lakukan, dulu, pada Sai.

Mendengar nama seseorang yang sangat dikenalnya disebut, membuat Sai reflek berdiri dan mendatangi pembatas jeruji tersebut. Kedua netra gelapnya memancarkan permintaan penjelasan tanpa terucap. "Apa kau mengenal Naruto? Apa hubungan dia dengan Kurama? Dan di mana Naruto sekarang!?" Katanya, dengan banyak pertanyaan secara beruntun. Sesaat, Sai melupakan rasa sakit yang dideritanya. Kedua tangannya mencengkram besi jeruji dengan kuat. Orang yang selama ini dijaganya dengan sangat hati-hati, bisa bertemu dengan orang macam Kurama yang suka menyiksa orang lemah. Apa yang akan terjadi jika Kurama sampai melukai Naruto? Itulah pemikiran yang sejak tadi berputar di dalam kepalanya.

Prajurit itu mengernyitkan dahi. "Putri Naruto adalah adik angkat dari Yang Mulia. Apa kau belum mengetahui hal ini?" Tanyanya balik. Prajurit itupun memilih untuk menyudahi obrolan mereka, lalu beranjak pergi dari hadapan Sai.

Sai menatap gelisah kepergian prajurit tersebut. Masih banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan. Kedua tangannya menggenggam erat besi yang memenjarainya. "Apa yang telah terjadi?"

.

Kakashi dan Toneri masih dengan keseharian mereka yang masih mencari keberadaan seseorang yang diperintahkan oleh Hagoromo. Toneri menatap awas saat tubuhnya merasakan suatu aliran energi yang sedikit familiar baginya. Ia pun menoleh ke arah Kakashi dengan cepat. "Apa kau merasakannya, Kakashi?" Tanyanya, dengan sikap siaga.

Hal yang sama pun dilakukan Kakashi juga. Ia juga merasakan energi yang familiar yang tidak jauh dari mereka saat ini. Kakashi menatap Toneri, menunggu perintahnya dengan langsung. Sedangkan Toneri hanya mengangguk sebagai jawaban, dan mereka pun segera menarik tali kekang kuda mereka masing-masing. Mereka berdua pun mengejar aliran energi yang samar-samar sedikit menarik perhatian mereka.

Dalam pengejaran mereka berdua, mereka seolah di arahkan menuju ke sebuah hutan yang luas. Saat Toneri mendengar suara pedang yang saling beradu, ia semakin mempercepat lari kudanya. Dalam hitungan detik, Toneri pun melompat dan terbang dengan ilmu meringankan tubuh, lalu menarik pedang miliknya dan menerjang salah satu musuh yang mencoba menyerang seseorang yang sedikit dikenalnya. Kakashi yang sedikit terlambat pun juga ikut membantu sosok mereka yang sedang bertempur.

Entah apa saja yang sudah terjadi saat ini, sebelum mereka berpisah beberapa jam yang lalu. Dan entah bagaimana pun, ada banyak pasukan yang berusaha melawan prajurit mayat yang menyerang mereka. Pasukan yang dimaksud oleh Toneri maupun Kakashi adalah Kerajaan Uchiha, Kerajaan Suna, dan juga satu orang yang berasal dari Kerajaan Namikaze.

"Apa yang terjadi!?" Tanya Kakashi cepat, sembari membantu memblokir salah satu serangan dari musuh.

"Aku tidak tahu. Mereka tidak ada habisnya!" Jawab Gaara, tidak jelas. Ia sibuk menebas musuh yang menyerang. Pedang yang berada di genggaman Gaara pun terhunus ke arah punggung prajurit mayat tersebut.

Mereka yang disibukkan dengan kondisi melawan musuh yang tidak ada habisnya, terhenyak saat mendengar suara ledakan yang cukup keras. Ledakan itu menimbulkan kerusakan yang cukup parah hingga sembilan puluh persen. Toneri yang menyadari hal itupun segera berlari menghampiri lokasi ledakan yang baru saja terjadi, begitu pun Kakashi yang kemudian menyusulnya juga.

Angin yang kencang menerpa mereka berdua saat mereka tiba di lokasi kerusakan tersebut. Hampir sebagian hutan menjadi rusak oleh sosok itu. Banyak pohon yang roboh dan tercabut dari tanahnya. Puing-puing pohon yang tumbang sedikit menghambat pergerakan Toneri dan Kakashi.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Monolog Kakashi, saat melihat kerusakan yang ditimbulkan di depannya. Sedangkan di belakangnya sudah ada beberapa orang yang sudah datang menghampiri, juga ikut menyaksikan kerusakan sebagian hutan.

"Siapa dia?" Gumam mereka pelan, bersamaan.

Sedangkan orang yang mereka bicarakan tidak lain, adalah Naruto dan Sasuke yang sedang bertarung melawan orang aneh yang baru pertama kali mereka lihat. Tubuh orang itu berwarna putih pucat seperti mayat hidup.

tbc.

jujur radak lupa sama ceritanya 😵

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang