Bab 21

2K 303 26
                                    

Bab 21

Pikiran Minato saat ini sedang melayang ke beberapa hari yang lalu, meski ia saat ini sedang menebas para musuh yang mencoba membunuhnya. Ia dan pasukannya saat itu sedang terpojok dan jumlah prajuritnya sedikit demi sedikit mulai berkurang. Mungkin karena dirinya terlalu sibuk dengan urusan istana, hingga kepiawaiannya dalam berperang semakin menurun. Berbeda dengan putrinya, Naruto sudah belajar di sekolah militer selama beberapa tahun ditambah ia sudah terjun ke medan perang selama beberapa tahun juga. Minato berpikir, mungkin putrinya sudah melampauinya. Sebersit rasa bangga mengisi hatinya. Ia kembali tersadar, dari posisi melamunnya.

"Yang Mulia, pasukan kita semakin berkurang!" Ujar Chouji, sembari memunggungi Raja Minato. Ia menebas leher musuh dengan sekali serangan. "Apa yang harus kami lakukan?" Tanyanya, masih dengan fokus melawan prajurit milik Danzo.

Minato terengah-engah, setelah melawan satu prajurit Danzo. Ia dan pasukannya sudah berperang selama satu hari penuh. Minato juga tidak tahu, kenapa mereka bisa diserang di tengah perjalanan. Apa jumlah prajurit Minato terlalu sedikit yang ia bawa? Pemikiran itu sempat terpatri di isi kepalanya. "Sampaikan pada Kiba. Aku perintahkan untuk menjemput Putri Naruto! Pengunduran diri Jenderal Naruto, aku tolak!" Tegas, dan tak terbantahkan. Chouji yang mendengarkannya pun bergegas untuk menyampaikan pesan itu pada Kiba, sembari melawan para prajurit milik Danzo hingga ia bisa menemukan di posisi mana temannya itu berada.

Mengingat akan hal itu, Minato berharap agar pasukan yang Naruto pimpin segera tiba sebelum mereka benar-benar kalah dalam perang ini. Dan waktupun terus berputar, hingga sore pun tiba pasukan Naruto belum kunjung datang juga. Minato masih berusaha untuk tetap bertahan hingga esok. Mungkin pasukan Naruto sedang dalam perjalanan untuk sampai ke tempat ini. Minato  juga bisa melihat, jika pasukan Danzo sedang mengulur waktu penyerangan, di malam ini. Dengan ini, Minato dan pasukannya bisa mengambil jeda untuk istirahat meski mereka harus tetap waspada dengan keadaan sekitar.

"Dirikan tenda!" Seru Minato, keras, pada pasukannya. Mendengar perintah tersebut, para prajurit segera mencari lokasi aman untuk mendirikan tenda, malam ini. Udara dingin di sekitar gurun membuat beberapa prajurit sedikit menggigil di setiap lapisan kulit. Mereka akhirnya memilih tempat yang berdekatan dengan hutan yang ada di sekitar gurun tersebut. Api unggun pun dinyalakan. Malam ini, pasukan Kerajaan Namikaze fokus untuk beristirahat serta mengobati luka-luka yang didapat dari peperangan. Dalam kesunyian yang ditemani oleh suara hewan-hewan malam yang tinggal di hutan, mereka berharap bala bantuan akan segera datang.

Sedangkan di posisi Sasuke saat ini, ia dan pasukannya sedang melakukan pengintaian terhadap Kerajaan Danzo. Sasuke sengaja mengulur waktu, sekaligus beristirahat malam ini guna mengumpulkan staminanya dan para parjuritnya. Ia sudah memiliki rencana matang. Besok, sebelum fajar datang, Sasuke dan pasukannya akan mencoba menyerang kerajaan tersebut secara sembunyi-sembunyi.

Satu tangan Sasuke terangkat tinggi, menandakan kode untuk mundur sejenak dari tempat mereka yang bersembunyi di semak-semak sebuah bukit. Setelah sedikit jauh dari tempat pengintaian mereka tadi, barulah Sasuke dengan leluasa memberi perintah kepada bawahannya untuk mendirikan tenda, malam ini. Perjalanan yang mereka tempuh cukup menguras tenaga mereka semua. Mereka semua memacu kuda mereka dengan cepat, agar tidak terlambat dalam perencanaan strategi dan penyerangan secara bersamaan.

"Dirikan tenda! Pastikan kalian makan dan istirahat dengan cukup. Besok, sebelum fajar datang, kita akan menyerang mereka!" Perintah itu pun ia turunkan, dengan suara tegas. Sasuke berbalik, menuju ke sebuah hutan dan sedikit menjauh dari kerumunan pasukannya. Ia memilih tempat yang sepi untuk menemui burung Elang, yang sengaja ia lepaskan untuk menemaninya selama di perjalanan.

Dengan ilmu meringankan tubuh, Sasuke dengan mudahnya bisa bergerak menaiki batang pohon yang menjulang begitu tinggi. Sasuke memilih salah satu dahan pohon, untuk dijadikannya sebagai tempat beristirahat. Burung Elang yang sejak awal sudah mengikuti Sasuke saat ia masih berada di istana, mengepakkan sayapnya untuk menyongsong ke tempat Sasuke saat ini. Elang itu hinggap di dahan pohon yang sama dengan tuannya di mana ia berpijak. "Apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Sasuke, pada burung Elang tersebut.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang