Bab 30

1.5K 273 27
                                    

Bab 30

Naruto menatap Kurama dalam diam, sebelum ia dan Akatsuki berangkat menuju ke Kerajaan Haruno ia menyempatkan diri untuk menemuinya. Hampir saja ia melupakan sosok yang sudah ia kurung di dalam tempat pelatihan pribadinya. "Aku membebaskanmu." Serunya, mengawali pembicaraan.

Kurama yang sedang menyibukkan diri dengan beberapa buku yang ia baca, hanya melirik sekilas ke asal suara itu. Ia yang tadi tiduran di atas ranjang pun merubah posisinya menjadi duduk, memilih memperhatikan sosok Naruto yang terlihat berbeda saat ini. Ia menutup buku, lalu bergerak untuk berdiri dan menghampiri lawan bicaranya yang hanya berdiri di ambang pintu. "Apa begitu caramu memperlakukan seseorang yang kau culik tanpa sebab?" Sarkas Kurama, dengan suara santai terkesan mengolok-ngolok Naruto.

Sedangkan yang bersangkutan hanya menatap datar. "Aku minta maaf soal itu," jawabnya, tanpa merasa bersalah. "Waktuku tidak banyak. Kau boleh pergi sekarang." Lanjutnya, dan Naruto pun berbalik pergi. Ia tidak ada waktu untuk meladeni laki-laki tak bernama tersebut.

Kurama yang merasa tak dihiraukan pun mengejar Naruto yang berjalan di lorong paviliun. Ia menyamakan langkah kakinya. "Hei! Kau harus minta maaf padaku terlebih dahulu!" Tegurnya, mengingatkan sekaligus tidak terima dengan sikap enggan gadis bersurai pirang tersebut.

Naruto hanya melirik sekilas, tanpa minat. Ia sudah minta maaf, lalu untuk apa meminta maaf lagi? Pikirnya, di dalam hati. Naruto terus melangkah hingga membawa dirinya ke halaman depan Kerajaan Namikaze. Tubuhnya berbalik dengan cepat, membuat Kurama yang berada di belakangnya hampir saja menabrak dirinya. Kurama yang reflek berhenti, hanya bisa menatap kesal Naruto.

"Kau bisa pergi, sekarang!" Ucapnya, lalu berbalik badan dan melanjutkan perjalanan. Mengurus Kurama sama halnya membuang waktu Naruto saja.

"Hei! Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini!"

"Hei! Dengarkan aku!" Serunya dengan keras, kali ini. Ia tidak menyadari jika ia saat ini dilihat oleh anggota Akatsuki yang lain. Diam-diam ia menyesal karena berteriak meminta Naruto untuk mendengarkan dirinya. Kurama pun langsung berpura-pura terbatuk, menganggap kejadian tadi tidak pernah terjadi. Tak lupa juga ia merapikan pakaian yang ia kenakan.

"Siapa dia?" Tanya Deidara, pada Naruto. Pandangannya menyipit saat melihat Kurama dengan tatapan menilai, dari atas hingga ke bawah.

"Tidak tahu."

Pain hanya diam, menilai sosok Kurama yang terbilang cukup lumayan jika semisal bersanding dengan Naruto. Namun, sekali lagi Pain mengingatkan dirinya sendiri, hal itu tidak akan pernah terjadi.

"Sebaiknya kita berangkat segera. Jangan hiraukan orang itu!" Tegas Naruto, memberikan perintah. Ia mengabaikan keberadaan Kurama yang sepertinya sedang tidak terima dengan perkataannya.

Naruto dan anggota Akatsuki pun bergegas berangkat menuju Kerajaan Haruno. Sedangkan Kurama, ia entah berpikir apa hingga ia mengikuti pasukan Naruto dengan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya. Pasukan Naruto memilih menggunakan kuda sebagai alat tunggangan mereka. Kurama memilih meloncat dan terbang di setiap dahan  pohon sebagai perantara pijakan kakinya. Perjalanan yang mereka tempuh membutuhkan waktu selama tiga hari.

Dan sialnya, Naruto harus lebih berusaha lagi untuk menyeberangi gunung dan lembah yang ada di depannya. Mereka berhenti di pinggiran jurang, mengamati yang ada di depannya barangkali ada perantara pohon atau sejenisnya untuk mereka bisa lewati. "Sepertinya kita harus turun ke bawah." Seru Konan, mengawali pembicaraan. Mereka masih berada di atas kudanya masing-masing, kecuali Kurama yang hilang entah kemana.

"Kita turun!" Perintah Naruto, pada akhirnya. Mereka semua akhirnya turun, dengan menggunakan bantuan akar tumbuhan yang merambat. Bebatuan dan akar yang kokoh menjadi tempat pijakan kaki mereka saat menuruni tebing yang curam.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang