Bab 14

1.8K 281 17
                                    

Bab 14

Di pagi hari, Naruto memilih berjalan-jalan di sekitar taman yang ada di luar paviliunnya. Ia hanya berpesan kepada dayangnya, jika ia hanya ingin mencari udara segar, pagi ini. Sebelum pergi, Naruto juga dipaksa oleh Shion untuk merias diri. Menurut sang kakak, Naruto lebih baik merias diri dulu sebelum keluar dari paviliunnya. Dengan terpaksa, Naruto hanya bisa menuruti perintah sang kakak tapi dengan syarat, jika ia hanya ingin dirias dengan sederhana saja.

 Dengan terpaksa, Naruto hanya bisa menuruti perintah sang kakak tapi dengan syarat, jika ia hanya ingin dirias dengan sederhana saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sadar, Naruto hanya berputar-putar di sekitar taman tersebut. Pikirannya melayang jauh, di mana keadaan Sai sekarang yang katanya masih belum diketemukan keberadaannya. Sebenarnya siapa yang sudah mengincar anggota Kerajaan Namikaze? Seharusnya musuh mengincar dirinya atau Shion jika ingin dijadikan sebagai sandra, kenapa Sai yang kenyataannya dia orang luar dan bukan anggota kerajaan yang malah menghilang.

Langkah kakinya semakin mendekati kolam buatan yang ada di area taman. Udara yang terasa sejuk membuatnya sedikit merasa tenang karenanya. Naruto benar-benar membutuhkan hiburan ini.

.

Di tempat lain, Sakura dan dayangnya sedang berjalan menuju ke salah satu gazebo yang ada di taman untuk berlatih menari. Tepat di depan matanya, ia bisa melihat sosok Naruto yang terlihat seperti melamun. Sakura yang masih merasa kesal saat kejadian beberapa hari yang lalu, berkeinginan untuk membalasnya. Dengan emosi yang sedikit meluap, ia segera menghampiri gadis bersurai pirang tersebut.

"Hei! Putri yang Buruk Rupa!" Hardiknya, dengan suara yang cukup keras, tidak lupa memberi nama julukan di akhir kalimatnya. Naruto yang merasa terganggu dengan kehadiran seseorang, menoleh ke asal suara tersebut. Dia bisa melihat Sakura yang ditemani dayangnya, tepat di belakangnya. Ada masalah apa, hingga Sakura datang menemui dirinya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Itulah sekiranya pemikiran Naruto, saat melihat kehadiran gadis berambut merah muda tersebut.
"Aku bicara denganmu!"

Naruto hanya mengangkat alis, heran. "Kenapa kau di sini?" Balas Naruto, mencoba bertanya baik-baik. Sedangkan yang bersangkutan terlihat seperti ingin melahap Naruto hidup-hidup.

"Aku ingin membalas perbuatanmu, beberapa hari yang lalu padaku!" Semburnya, dengan wajah yang sudah memerah, marah. Dengan isyarat mata, Sakura memberi perintah kepada dayangnya untuk mendorong Naruto. Sedangkan Naruto sendiri yang belum siap menerima dorangan terjatuh ke atas rumput yang ada di dekat kolam buatan tersebut.

Perundungan itupun masih belum selesai di situ saja, dengan beringasnya dayang itu mengambil wadah air yang ada di sekitar kolam lalu mengisinya dengan air untuk menyiram tubuh Naruto. Melihat hal buruk yang akan terjadi pada dirinya, kaki Naruto terjulur untuk menjegal kaki dayang tersebut hingga jatuh masuk ke dalam air kolam.

Sakura yang tak terima menyaksikan kegagalan dayangnya pun juga ikut menyerang Naruto. Namun, Naruto yang sudah menyadari inisiatif Sakura yang juga ingin menyerangnya, segera bangkit berdiri dengan cara berputar. Sedangkan Sakura sendiri, ia yang sedikit bingung dengan pergerakan Naruto yang tiba-tiba berdiri, sedikit bingung karenanya. Niat hati ingin mendorongnya pun tidak sempat dilakukannya.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang