Bab 20

1.9K 313 37
                                    

Bab 20

Banyak orang yang berdatangan ke halaman depan Kerajaan Uchiha. Kebanyakan di antara mereka adalah para prajurit. Di siang yang terik seperti ini, mereka yang tadinya sedang berlatih tiba-tiba mendapat perintah untuk segera membentuk barisan regu yang berjumlah sepuluh ribu orang. Mendapat informasi yang tidak diduga-duga itu pun membuat para prajurit kalang kabut karenanya. Mereka bergegas dengan cepat dan berusaha bersikap profesional, karena mereka mendengar jika perintah ini diturunkan langsung oleh Raja Uchiha.

Mereka yang tidak tahu-menahu apapun mencoba untuk bertanya kepada salah satu pembawa informasi. "Kenapa mendadak sekali?" Tanya salah satu prajurit. "Iya benar. Apa kita akan berperang? Bukankah, ini terlalu mendadak?" Tanya lagi, salah satu prajurit yang lain. "Kita butuh strategi, jika memang pergi berperang!" Seru yang lain, menambahi.

Ketua pasukan itu pun menjawab dengan wajah serius, sembari berkata, "Aku mendengarnya langsung dari Pangeran Itachi. Kita diperintahkan oleh Yang Mulia Raja Uchiha untuk mempersiapkan diri untuk segera berperang." tukasnya, dengan panjang lebar.

"Tapi ini mendadak!"

"Iya benar! Aku belum mengirim surat ke istri dan anakku!"

Dan banyak seruan yang tidak terima akan perintah dadakan ini sedikit membuat mereka belum siap, jikalau pun mereka bisa pulang dengan hidup-hidup itu saja sudah membuat mereka bersyukur. Jika mereka mati di medan perang, setidaknya mereka sudah berpamitan dengan sanak saudara dan keluarga yang sudah diberi kabar, jika mereka sedang dalam bertugas di garis tempur.

"Dengarkan aku! Aku akan memberitahu tahu kalian informasi yang paling penting saat ini." Mereka yang sempat enggan tadi mulai sedikit tertarik untuk mendengarkan. Melihat teman-teman regunya yang mulai tertarik, Ketua Regu itupun melanjutkan ucapannya. "Aku dengar, jika yang memimpin peperangan ini adalah seorang wanita! Wanita itu adalah salah satu peserta kandidat sayembara untuk Putra Mahkota!" Serunya, yang terdengar semangat.

"Maksudmu?"

"Apa kau pernah dengar tentang rumor seorang Jenderal Wanita?"

"Ya, aku pernah dengar."

"Aku juga."

Jawaban dari teman-temannya pun membuahkan senyum puas di bibir sang Ketua Regu. "Jenderal Wanita itu adalah Putri Namikaze Naruto. Beliau akan memimpin perang kali ini!" Kembali, ia berteriak dengan semangat.

"Kau gila! Mana ada seorang Putri Kerajaan yang menjadi seorang prajurit?"

"Tapi rumor itu memang benar!"

"Kita bertaruh! Jika aku benar, kalian harus mentraktirku arak setelah kita berperang!" Tegas Ketua, ke pada teman-temannya. Entah sejak kapan obrolan mereka terhenti dan berganti dengan mereka yang segera bersiap-siap untuk datang ke halaman depan di mana para prajurit sudah berkumpul.

.

Halaman depan Kerajaan Uchiha pun sudah dipenuhi oleh lautan manusia, yang mengenakan baju zirah perang kebanggaan mereka masing-masing. Bendera Kerajaan Uchiha pun berkibar tertiup angin. Senjata seperti pedang, tombak, busur, serbuk racun dan lain-lain sudah tersiapkan. Mereka tinggal menunggu kedatangan sang raja beserta pemimpin baru mereka untuk sementara. Semilir angin menjadi atmosfer semangat mereka untuk segera berangkat berperang. Jantung mereka bertalu-talu, tidak sabar. Rumor jika mereka akan dipimpin oleh seorang Jenderal Wanita, menjadi tantangan tersendiri untuk mereka.

Di lain tempat, di bagian terpisah dengan bagian luar. Langkah kakinya membawanya memasuki sebuah tempat yang berbeda. Pakaian yang ia kenakan sungguh sangat-sangat berbeda dari biasanya. Di atas karpet merah yang terbentang sepanjang jalan yang ia pijaki, seolah khusus untuk dirinya seorang yang dipersilahkan untuk melewatinya. Kaki yang sudah terbungkus sepatu berbahan keras itu terdengar nyaring saat melewati lantai berbahan batu pilihan. Kakinya menaiki beberapa anak tangga untuk sampai ke atas, di mana pintu berukuran besar dengan ukiran yang rumit menjadi fokus utamanya. Ia berhenti tepat di depan pintu, menunggu dua orang prajurit yang berjaga di bagian sisi kanan dan kiri pintu untuk membukakan pintu untukya.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang