Bab 25
Di kerajaan Namikaze, malam hari. Selir Kushina menatap danau buatan yang ada di taman paviliun pribadinya, dalam diam. Surat rahasia baru saja diterimanya. Ia menggenggam gulungan kecil itu erat. Dayang yang selalu menemaninya sudah ia usir sejak tadi. Kushina menatap lama danau buatan tersebut. Ia membenarkan selendang putihnya, untuk menutupi gaun tidur tipisnya, malam ini. Ia mendongak, menatap ke atas langit yang dihiasi bulan yang bersinar terang.
Dalam surat yang ia terima, Putri Naruto kembali ke medan perang atas perintah raja. Dalam keheningan malam dan suara jangkrik yang terus menemani, Kushina masih diam di tempat. Kayu jembatan yang ia pijaki berderit setiap ia melangkah, melewatinya. Udara yang semakin dingin membuatnya urung untuk berlama-lama di danau buatan, taman itu. Kakinya memasuki area paviliun. Kushina memutuskan untuk tidur. Pikirannya lelah. Ia membakar gulangan itu, sebelum ia benar-benar bergegas untuk tidur.
Udara yang semakin dingin, membuat malam ini terasa sedikit berbeda. Bulan yang terlihat utuh di atas langit yang dilihatnya tadi juga aneh. Malam sepertinya akan panjang, dan sangat lama. Kenapa Kushina merasa jika malam ini terasa begitu sangat tenang, seolah-olah tidak ada sesuatu hal yang buruk akan terjadi. Kedua matanya pun langsung terbuka. Tanpa alas kaki dan selendang yang Kushina gunakan untuk menutupi gaun tidur tipisnya, segera bergegas kembali ke danau buatan yang berada di taman pribadinya.
Angin yang berhembus pun menerpa dirinya. Beberapa anak rambutnya tertiup ke belakang. Udara yang begitu dingin tak membuatnya merasa dingin sama sekali, justru eksistensinya sedang tertuju ke salah satu sosok yang berdiri di atas jembatan danau buatan yang ia pijaki tadi. Dengan perlahan, Kushina mencoba memberanikan diri untuk mendekat ke arah danau buatan tersebut.
Sosok itu memiliki postur tubuh seorang laki-laki, dengan surai putih yang panjang. Pakaian yang laki-laki itu gunakan berwarna hitam seperti seorang pengawal pribadi. Namun, bukan hal itu yang menjadi daya tarik dari sosok tersebut. Yang membuat Kushina terheran-heran dan sedikit merasa takut adalah, sosok itu memancarkan cahaya putih di seluruh tubuhnya. Apa itu malaikat? Pikirnya, di dalam hati. Kedua mata Kushina berkedip, saat sosok itu berbalik untuk menghadap dirinya.
Laki-laki itu hanya menatap datar dirinya, dengan sebagian wajahnya yang tertutupi oleh kain. Kedua tangannya berada di balik punggungnya. Ia menatap ramah Kushina beberapa detik. "Aku mau mengambil apa yang kutitipkan padamu, selama ini." Tukasnya, dengan suara dalamnya. Kushina hanya berkedip, tidak mengerti. Ia terus menatap sosok itu tanpa henti.
"Apa maksudmu? Dan siapa dirimu?" Tanya Kushina, beruntun. Ia ingin tahu siapa sosok yang mengajaknya biacara saat ini, dan hal apa yang ingin diambilnya kembali dari dirinya. Kushina tidak pernah merasa menerima sesuatu yang dititipkan oleh sosok itu, seingatnya.
"Di mana 'dia' sekarang?" Jawab laki-laki itu, yang seolah tidak mau menjawab pertanyaan wanita bersurai merah itu. Laki-laki itu mengabaikannya, dan memilih bertanya tentang keberadaan 'dia', yang Kushina tidak mengerti sama sekali apa maksudnya.
"Aku bertanya. Siapa kau, dan dari kerajaan mana kau berasal?" Kembali, Kushina masih teguh dengan pertanyaannya yang semakin bertambah. Paviliun yang ia tempati dijaga ketat oleh prajurit, dan sosok ini tidak mungkin bisa masuk dengan mudahnya ke dalam paviliunnya. Kushina berhak mencurigainya, bukan?
Ekspresi laki-laki itu masih terlihat datar. Ia menatap dingin Kushina. Jawaban yang ia inginkan, tak kunjung dijawab oleh yang bersangkutan. Merasa waktunya tinggal sedikit, laki-laki itu kembali berbicara. "Kuberi waktu satu minggu untukmu mengembalikannya," dan setelah itu, laki-laki tersebut menghilang hanya dalam satu kedipan mata Kushina.
Wanita bersurai merah itu terperanjat, kaget, di tempat. Bagaimana bisa laki-laki itu menghilang dalam sekejap mata. Apa laki-laki aneh itu menggunakan sejenis ilmu sihir. Pikirnya, di dalam hati. Malam itu, udara yang begitu dingin membuat Selir Kushina terkena sakit flu, di pagi harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal & Putra Mahkota
Fanfiction[END] Menceritakan kehidupan Uzumaki Naruto, putri dari Selir Uzumaki Kushina dan Raja Namikaze Minato. Selain status sebagai putri dari kerajaan Namikaze, Naruto juga adalah seorang Jenderal Perang. Keselamatan Putri Shion, putri dari Permaisuri Na...