Bab 26

1.7K 315 51
                                    

Bab 26

Mereka berdua berdiri di posisinya masing-masing, tidak berubah. Beberapa anak rambut pirangnya terurai diterpa angin gurun. Naruto menatap sosok Iblis Danzo dalam diam. Ia sudah memutuskan untuk melawannya dengan serius. Sedangkan Iblis Danzo sendiri, Iblis itu menyeringai penuh kemenangan karena ia bisa melawan seorang manusia yang masih bisa bertahan setelah ia serang. Di antara banyak manusia yang pernah ia lawan, hanya sosok Naruto lah yang mampu bertahan dari serangannya.

Iblis Danzo mengeluarkan ilmu hitamnya. Saat ia mengangkat satu tangan kirinya, sebuah bayangan hitam pekat menuju ke arah Naruto. Bayangan hitam itu memanjang dan mengejar Naruto, yang berusaha untuk menghindarinya. Jikalau Naruto tidak menghindar dari bayangan hitam itu, bagian yang tersentuh oleh bayangan hitam akan menjadi tulang belulang yang hidup. Bayangan itu berasal dari dalam neraka, di mana tempat Iblis itu berasal. "Kau akan mati, jika melawanku!" Serunya, terdengar seperti suara seorang iblis. Ia memperingati Naruto, berusaha menggertaknya agar menyerah dan memilih mati di tangannya.

Iblis itu akan merasa senang, jika ia bisa memiliki tubuh Naruto. Tubuh yang dimiliki Naruto, memiliki energi yang kapasitasnya tiada batas. Tubuh itu sangat cocok untuknya yang memang hanya bayangan hitam. Ia yang selama ini tinggal di dalam neraka, haus akan dunia manusia. Ia ingin hidup abadi dengan menggunakan tubuh manusia sebagai perantaranya. "Aku menginginkan tubuhmu!" Lanjutnya, dengan kedua mata yang terlihat ambisius menatap Naruto. Ia terkekeh pelan, tidak sabar untuk menempati tubuh tersebut.

Sedangkan Naruto sendiri, ia terlalu fokus dengan dirinya sendiri yang berusaha untuk menghindari setiap kejaran bayangan hitam yang seolah ingin memakannya. Tubuh ringannya terus meloncat ke sana ke mari, menggunakan ilmu meringankan tubuh. Naruto mencoba menebas bayangan tersebut menggukan pedangnya. Namun, semua yang ia lakukan terlihat sia-sia saja. Ia mendecak, kesal. Hanya bayangan, tapi mampu merusak tubuh manusia hanya dengan lewat sentuhan.

Naruto mencoba mengalirkan kekuatan ke dalam pedang yang ia gunakan saat ini. Pedang itu sedikit memancarkan sebuah cahaya yang berwarna merah, kekuatan milik Kurama. Tepat saat bayangan hitam itu mulai mendekat kembali, Naruto menebas bayangan itu dengan cepat dan berhasil. Ia sempat lega yang hanya terjadi selama beberapa detik, kemudian bayangan itu kembali menyerangnya. Naruto kembali meloncat dan mundur ke belakang terus menerus. Bayangan itu seakan mengerti pergerakan Naruto yang secara acak, dan sialnya bayangan itu membuat cabang yang membuat Naruto berkedut di bagian dahi kirinya. "Sialan!" maki Naruto, geram.

Karena ia sudah lelah bermain kejar-kejaran dengan bayangan tersebut, Naruto pun meloncat dan terbang ke atas udara. Ia bertahan di atas udara selama beberapa detik, lalu  merubah posisinya menjadi menerjang bayangan itu dengan kekuatan yang sudah ia pusatkan pada ujung pedangnya. Tepat saat itu juga, Naruto menusuk bayangan hitam itu dengan kekuatan dalamnya menggunakan kedua pedangnya. Angin yang ditimbulkannya pun meluas ke area tanah pertarungan mereka.

Iblis Danzo terkesiap, di tempat. Bayangannya tidak bisa ia kendalikan, seolah tertancap ke dalam tanah gurun. Giginya bergemeletuk, menandakan amarahnya mulai memuncak. Ia baru menyadari, jika satu pedang yang Naruto tancapkan ke dalam tanah gurun sudah diberi sebuah segel yang cukup kuat. Iblis Danzo bisa melihatnya, saat Naruto menarik satu pedangnya yang tidak bertuliskan segel di sana. "Kau membuatku marah!" Tukasnya, dengan suara yang terdengar marah.

Bibir tipis Naruto hanya terangkat sedikit, mencibir Iblis itu dalam diam. Angin yang semakin kencang membuat Naruto mengangkat satu tangannya, dan berlindung di balik bahunya yang menutupi bagian depan area mata. Ia bisa melihat Iblis Danzo yang sepertinya berusaha membangkitkan kekuatannya yang lain.

Pasukan Namikaze dan Uchiha pun melakukan hal yang sama dengan Naruto. Mereka melindungi bagian area mata agar tidak terkena debu tanah gurun yang berterbangan di udara. Di satu sisi mereka juga ingin tahu apa yang terjadi, namun di satu sisinya lagi mereka juga ingin membantu tapi tak bisa. Tanah yang mereka pijaki pun semakin bergetar hebat. Langit yang sebelumnya belum mereda menjadi semakin menakutkan.

Jenderal & Putra MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang