Syakia tengah sibuk berkutit dengan laptopnya. Menulis menjadi salah satu kegiatan yang di gemarinya, entah itu cerpen, puisi, atau novel, semuanya dia suka. Ketika menulis memang Syakia seperti pergi ke dunianya sendiri dunia yang sedang dia tulis, karena itulah saat seseorang mengucap salam ia tak mendengarnya.
Fahmi berjalan mendekat ke arah Syakia yang tengah berada di sofa ruang keluarga itu. Kemudian Fahmi mendekatkan bibirnya pada telinga Syakia.
"Assalamualaikum Buuu" Ucapnya sedikit kencang hingga membuat Syakia sedikit terlonjak.
"Astagfirulloh" Syakia menutup kupingnya dengan tangan dan melotot pada orang yang membuat telinganya sakit itu, sementara yang dipelototi hanya nyengir.
"Awh" Fahmi meringis karena Syakia memukul lengannya.
"Apaan sih lebay banget orang pelan juga mukulnya" Ucap Syakia.
"Hehe, nih" Fahmi tertawa kecil kemudian menyodorkan totebag.
Syakia meraih totebag itu "Apa ini?"
"Bom" Jawab Fahmi sembari mendudukan dirinya di samping Syakia.
"Haha, bapak bercandanya garing deh" Ucapnya dengan senyum dipaksakan.
"Kriuk gak?" Canda Fahmi.
"Enggak" Jawab Syakia singkat.
"Kenapa kamu ngasih kaya ginian? Hari ini kan aku gak ulang tahun" Ucapnya.
"Emang ngasih hadiah ke istri harus hari ulang tahun doang ya?" Ucapnya balik bertanya.
Syakia menoleh kemudian tersenyum gemas membuat Fahmi juga ikut tersenyum. Kemudian dia membuka totebag itu dan melihat isinya. Ternyata di dalamnya ada lima kerudung yang berbeda warna.
"Ami, ini kerudungnya banyak banget buat apa?" Ucap Syakia ketika mendapati isi totebag itu.
"Ya buat di pake dong" Jawabnya enteng.
"Ya aku juga tau, maksudnya ngapain sebanyak ini?"
"Tadi aku bingung kamu maunya warna apa, jadi aku ambil semua warna jenis kerudung itu" Jawab Fahmi.
Syakia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dua kerudungnya aku kasih ke Rumi sama Irma ya?"
"Itu kan punya kamu, kamu bebas mau di kasih ke siapa" Ucap Fahmi, Syakia tersenyum senang.
Syakia mengorek lagi isi totebag itu ternyata masih ada sesuatu di dalamnya, dan itu totebag dengan ukuran lebih kecil yang berisi makanan kucing.
"Kamu beli makanan Timi juga?" Ucap Syakia.
"Hmm, nanti dia cemburu kalo gak dibeliin sesuatu juga" Jawabnya.
"Mmm makasih ya" Ucap Syakia. "Makasih a" Ucapnya lagi.
Fahmi mengerutkan kening "Kok makasihnya dua kali?"
"Yang satunya lagi ngewakilin Timi" Ucap Syakia membuat Fahmi terkekeh mendengar itu.
"Eh tapi kapan kamu beli ini semua?" Tanya Syakia.
"Tadi aku nganter Anisa beli peralatan bayi, terus aku mampir ke toko kerudung dan beli itu" Tutur Fahmi lalu menunjuk totebag yang sudah di letakan di meja.
Syakia mangut-mangut, entah kenapa hatinya sedikit tidak enak mendengar Fahmi pergi mengatar Anisa, tapi Syakia segera menepis perasaan itu, karena bagaimana pun juga itu memang sudah tugas Fahmi sebagai suami dan sekarang ayah.
Tanpa permisi Fahmi merebahkan kepalanya di pangkuan Syakia.
"Ami ngapain?"
"Numpang tidur sebentar" Ucapnya memejamkan mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
Aktuelle LiteraturFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...