Beberapa hari yang lalu
Fahmi mendatangi abinya di rumahnya, karena tadi Sufyan menghubungi Fahmi dan meminta untuk menemuinya, dia juga tidak tahu mengapa tiba-tiba Sufyan memintanya datang, padahal biasanya Sufyan yang mendatangi rumah putranya itu.
"Ada apa abi memanggil Ami?" Tanya Fahmi ketika sudah mendudukan dirinya di ruang tamu.
"Begini, tapi sebelum itu abi minta maaf, bukan maksud abi memaksa ataupun menyakiti Syakia" Ujar Sufyan memegang bahu Fahmi.
Fahmi mengernyitkan kening "Kenapa abi harus minta maaf, katakan saja bi"
"Mi, kamu ingatkan ketika minggu lalu abi pergi ke kampung sebelah bersama Japar" Ucap Sufyan sembari melirik Jafar yang duduk di sampingnya.
"Iya bi, Ami saat itu tidak ikut karena ada urusan" Ucap Fahmi.
"Waktu itu, abi menjenguk seorang ibu-ibu yang tengah sakit parah, abi dan umi mengenal baik keluarga itu, dulu kami bertetangga sebelum abi pindah kesini" Ucap Sufyan pelan-pelan. Fahmi mengangguk-ngangguk.
Sufyan pun menjelaskan secara rinci mengenai perempuan itu.
"Innalilahi, sungguh malang sekali dia bi" Ucap Fahmi iba.
"Memang, kini ibunya itu telah wafat, dan dia berwasiat pada abi" Ucap Sufyan.
"Innalilahi wa innailaihi rajiun, wasiat apa itu?"
"Dia menitipkan putri dan cucunya pada abi dan...," Sufyan menjeda kalimatnya "Beliau meminta abi menikahkan putrinya pada salah satu anak abi, abi tak sanggup menolak" Lirih Sufyan.
Seketika Sadiah yang sejak tadi mendengarkan dari balik pintu pun keluar ketika mendengar kalimat terakhir suaminya.
"Apa maksud abi?" Tanya Sadiah "Ulfa tengah mengandung dia akan terguncang dan umi gak mau itu berakibat pada kandungannya" Ucap Sadiah karena mengira akan menikahkan perempuan itu pada Imran.
"Dengar dulu umi, jangan emosi dulu" Bujuk Sufyan.
"Ami," pandangannya beralih pada Fahmi.
"Iya bi..."
"Bisakah kamu menikahi perempuan itu?" Pinta Sufyan.
Seketika Fahmi menegakan tubuhnya, seluruh badannya tegang, ia benar-benar terkejut dengan permintaan abinya.
"Abi, umi tidak setuju, bagaimana perasaan putriku Syakia jika mengetahui ini" Ucap Sadiah.
"Dia memang harus mengetahui ini, Fahmi pun tentu harus mendapat persetujuannya" Jawab Sufyan "Kamu bisa menanyakan pada Jafar jika kamu tidak percaya dia tau ketika bu Marni berwasiat itu" Lanjutnya.
"Benar itu Jaf?" Tanya Sadiah.
"Benar umi" Jawab Jafar.
"Syakia anak yang baik, abi yakin dia akan menyetujuinya setelahnya mendengar alasan dan penjelasannya" Ucap Sufyan lagi.
"Tetap saja itu menyakiti perasaannya, abi" Bantah Sadiah.
"A-ami tidak bisa bi maaf, Ami tidak bisa menyakiti Syakia, Ami sangat mencintai dia, Ami hanya ingin Syakia satu-satunya istri Ami." Ucap Fahmi menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
General FictionFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...